Senin, 16 September 2019

Loyalitas Merek (skripsi dan tesis)

Oliver (2010) mendefinisikan loyalitas sebagai suatu komitmen yang dipegang untuk membeli kembali atau menggunakan kembali produk atau layanan yang disukai secara konsisten di masa depan, meskipun adanya pengaruh situasional dan potensi upaya pemasaran lain yang mungkin menyebabkan konsumen beralih perilaku (Baser, et, al., 2015). Dalam literatur pemasaran, loyalitas sering digunakan bergantian dengan definisi operasionalnya (pengukuran) untuk menyebut; pengulangan pembelian, preferensi, komitmen dan kesetiaan. Selain itu, loyalitas telah disebut dalam berbagai konteks pasar yang spesifik, misalnya, layanan, toko dan loyalitas penjual, sebuah konteks yang mencerminkan unit pengukuran; pelanggan dan loyalitas merek (Sahin, dkk, 2011; Algesheimer et at., 2005). Loyalitas merek adalah hasil dari kualitas dari sebuah merek, bukan harga dari merek tersebut. Loyalitas adalah cara dimana konsumen mengeksplorasi perasaan mereka, kepuasan dengan kinerja produk atau kualitas layanan yang mereka terima (Rehman, dkk, 2014; Bloemer dan Kasper, 1995; Ballester dan Aleman, 2001). Hubungan merek dengan konsumen merupakan faktor penting untuk membangun loyalitas merek.
Morrison dan Derek (2007) menyatakan bahwa loyalitas merek dipimpin oleh pengalaman merek dan ini merupakan hal penting untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan (Sahin, dkk, 2011). Pengalaman merek mendorong loyalitas dengan menciptakan hubungan emosional melalui konteks mengikat, menarik dan konsisten. Konteksnya adalah lingkungan di mana proses pelayanan terjadi. Definisi secara konteks menunjukkan dua komponen utama, yaitu fisik dan relasional. Konteks fisik terdiri dari "petunjuk" yang dihasilkan oleh pemandangan, suara, tekstur dan aroma dari lingkungan; konteks relasional terdiri dari "petunjuk" yang berasal dari orang-orang dan perilaku di mana mereka terlibat (Sahin, dkk, 2011; Morrison dan Crane, 2007).

Tidak ada komentar: