Minggu, 15 September 2019

Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja (skripsi dan tesis)

Kepuasan kerja akan mendorong karyawan untuk berprestasi lebih baik.
Prestasi yang lebih baik akan menimbulkan imbalan ekonomi dan psikologi yang
lebih tinggi. Apabila imbalan tersebut dipandang pantas dan adil maka timbul
kepuasan yang lebih besar karena karyawan merasa bahwa mereka menerima
imbalan sesuai dengan prestasinya. Sebaliknya apabila imbalan dipandang tidak
sesuai dengan tingkat prestasi maka cenderung timbul ketidakpastian. Kepuasan
kerja tergantung kesesuaian atau keseimbangan antara yang diharapkan dengan
kenyataan. Ada lima faktor penentu kepuasan kerja yang disebut dengan job
descriptive index (JDI) menurut Gibson et al (2009) yaitu :
1. Pekerjaan itu sendiri
Tingkat dimana sebuah pekerjaan menyediakan tugas yang
menyenangkan, kesempatan belajar dan kesempatan untuk mendapatkan
tanggung jawab. Hal ini menjadi sumber mayoritas kepuasan kerja.
2. Gaji
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yang di
terima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan tenaga kerja dan
bagaimana gaji di berikan. Upah dan gaji diakui merupakan faktor yang
signifikan terhadap kepuasan kerja. Dengan mengunakan teori keadilan,
orang menerima gaji yang dipersepsikan sebagai terlalu kecil atau terlalu
besar mengalami distress (ketidakpuasan), yang penting ialah sejauh mana
gaji yang di terima dirasakan adil. Jika gaji dipersepsikan adil akan
didasarkan pada tuntutan perkerjaan, tingkat keterampilan individu dan
standar gaji yang berlaku serta perbedaan tingkat pendidikan maka akan
ada kepuasan kerja.
3. Kesempatan atau Promosi
Karyawan memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan
pengembangan kerja, serta terbukanya kesempatan untuk kenaikan
jabatan.
4. Supervisor
Kemampuan supervisor untuk menyediakan bantuan teknis dan perilaku
dukungan. Hubungan fungsional dan hubungan keseluruhan yang positif
memberikan tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan.
Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana atasan membantu
tenaga kerja untuk memuaskan nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga
kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada ketertarikan pribadi yang
mencerminkan sikap dasar dan nilai yang serupa. Tingkat kepuasan kerja
yang paling besar dengan atasan adalah jika keduanya memiliki hubungan
positif.
5. Rekan kerja
Kebutuhan dasar manusia untuk melakukan hubungan sosial akan
terpenuhi dengan adanya rekan kerja yang mendukung karyawan. Jika ada
karyawan yang mempunyai konflik dengan sesama rekan kerja mereka,
maka akan berpengaruh pada tingkat kepuasan kerja karyawan tersebut.
Kepuasan kerja karyawan banyak dipengaruhi oleh sikap pimpinan dalam
kepemimpinan. Kepemimpinan berpartisipasi memberikan kepuasan kerja
bagi karyawan. Kepuasan kerja karyawan juga merupakan kunci
pendorong moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam
mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.
Menurut Veithzal (2004) faktor–faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang
karyawan adalah sebagai berikut :
1. Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol
terhadap pekerjaan
2. Supervisi
3. Organisasi dan manajemen
4. Kesempatan untuk maju
5. Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya
insentif
6. Rekan kerja
7. Kondisi pekerjaan
Menurut Kreitner dan Kinicki (2001) ada lima faktor yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu sebagai berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment)
Kepuasan ditentukan oleh tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan
kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Perbedaan (Discrepancies)
Kepuasan merupakan suatu hasil memenuhi harapan. Pemenuhan harapan
mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan apa yang
diperoleh individu dari pekerjaannya. Bila harapan lebih besar dari apa
yang diterima, orang akan tidak puas. Sebaliknya individu akan puas bila
menerima manfaat diatas harapan.
3. Pencapaian nilai (Value attainment)
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan
pemenuhan nilai kerja individual yang penting.
4. Keadilan (Equity)
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di
tempat kerja.
5. Komponen genetik (Genetic components)
Kepuasan kerja merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Hal ini
menyiratkan perbedaan sifat individu mempunyai arti penting untuk
Menurut Robbins (2001) faktor-faktor yang menentukan kepuasan kerja
adalah :
1. Kerja yang secara mental menantang.
Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi
mereka kesempatan untuk maju menggunakan keterampilan dan
kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan
umpan balik mengenai betapa baiknya mereka bekerja. Karakteristik ini
membuat kerja secara mental menantang.
2. Ganjaran yang pantas
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang
bersifat adil, tidak bermakna ganda dan sejalan dengan harapan mereka.
Upah dan promosi dapat menghasilkan kepuasan jika didasarkan pada
tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan
secara umum.
3. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi
maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik.
4. Rekan kerja yang mendukung
Rekan kerja yang ramah dapat menimbulkan kepuasan kerja yang akan
meningkat termasuk pula penyelia yang bersikap ramah dan menawarkan
pujian untuk kinerja yang baik dapat meningkatkan kepuasan kerja.
5. Kesesuaian antara kepribadian-pekerjaan.
Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seseorang karyawan dan
okupasi akan menghasilkan seseorang individu terpuaskan.
6. Disposisi genetik individu.
Disposisi seseorang terhadap hidup-positif atau negatif ditentukan oleh
bentukan genetisnya, bentukan sepanjang waktu, dan dibawa serta
kedalam disposisinya terhadap kerja.

Tidak ada komentar: