Senin, 26 Agustus 2019
Teknik Analisis Butir (skripsi dan tesis)
Soal
Analisis kualitas tes merupakan suatu tahapan yang harus ditempuh
untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes. Dalam penilaian hasil belajar
diharapkan tes dapat menggambarkan hasil yang objektif dan akurat.
Dalam melaksanakan analisis butir soal, pembuat soal dapat
melakukan analisis secara kualitatif, dalam kaitannya dengan isi dan
bentuk, dan analisis secara kuantitatif dalam kaitannya dengan ciri–ciri
statistikanya atau prosedur peningkatan secara judgment dan prosedur
peningkatan secara empirik. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan
validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup
pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk
validitas dan reliabilitas soal.
1) Validitas
Validitas mencerminkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu instrumen tes berfungsi sebagai alat ukur hasil belajar. Suatu tes
dapat dikatakan memiliki validitas apabila tes tersebut dapat
mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria
tertentu.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang memiliki
39
validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan pengukuran.
a) Validitas Tes
Menurut Anas Sudijono (2011: 163), penganalisisan terhadap
tes hasil belajar sebagai suatu totalitas dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu penganalisisan dengan jalan berpikir secara rasional
(logical analysis) dan penganalisisan yang dilakukan dengan
mendasarkan diri pada kenyataan empiris (empirical analysis).
(1)Pengujian Validitas Tes Secara Rasional
Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas
dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir
secara logis. Dengan demikian maka suatu tes hasil belajar dapat
dikatakan telah memiliki validitas rasional apabila setelah
dilakukan penganalisisan secara rasional tes hasil belajar
tersebut memang telah mengukur apa yang seharusnya diukur
dengan tepat (Anas Sudijono, 2011: 164).
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah
memiliki validitas rasional atau belum, maka dapat dilakukan
penelusuran melalui dua segi, yaitu dari segi isi (content) dan
dari segi susunan atau konstruksinya (construct).
(a)Validitas Isi (Content Validity)
Menurut Anas Sudijono ( 2011: 164-165) validitas isi
adalah validitas yang dilihat dari segi isi tes tersebut sebagai
40
alat pengukur hasil belajar, yaitu sejauh mana tes hasil belajar
sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah
mewakili secara representatif terhadap seluruh materi atau
bahan pelajaran yang seharusnya diteskan/diujikan.
Dalam praktik, validitas isi dari suatu tes hasil belajar
dapat diketahui dengan jalan membandingkan antara isi yang
terkandung dalam tes hasil belajar dengan tujuan
instruksional khusus yang telah ditentukan untuk masingmasing mata pelajaran. Jika penganalisisan secara rasional itu
menunjukkan hasil yang telah mencerminkan tujuan
instruksional khusus di dalam tes hasil belajar, maka tes hasil
belajar yang sedang diuji tersebut dapat dinyatakan sebagai
tes hasil belajar yang telah memiliki validitas isi. Upaya lain
yang dapat ditempuh dalam rangka mengetahui validitas isi
dari tes hasil belajar adalah dengan menyelenggarakan
diskusi panel (Anas Sudijono, 2011: 165).
(b)Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Validitas konstruksi dapat diartikan sebagai validitas
yang dilihat dari segi susunan, kerangka, atau rekaan. Suatu
tes hasil belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas
konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes
tersebut telah benar-benar dapat secara tepat mengukur
aspek-aspek berpikir seperti aspek kognitif, aspek afektif, dan
41
aspek psikomotorik sebagaimana telah ditentukan dalam
tujuan instruksional khusus (Anas Sudijono, 2011: 166).
Validitas konstruksi dari suatu tes hasil belajar dapat
dilakukan penganalisisannya dengan melakukan pencocokan
antara aspek-aspek berpikir yang terkandung dalam tes hasil
belajar tersebut dengan aspek-aspek yang dikehendaki untuk
diungkap oleh tujuan instruksional khusus. Seperti pada
penganalisisan validitas isi, pada penganalisisan validitas
konstruksi juga dapat dilakukan dengan menyelenggarakan
diskusi panel (Anas Sudijono, 2011: 167).
(2)Pengujian Validitas Tes Secara Empiris
Validitas empiris adalah validitas yang bersumber pada
atau diperoleh atas dasar pengamatan di lapangan. Tes hasil
belajar dapat dikatakan telah memiliki validitas empiris apabila
berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap data hasil
pengamatan di lapangan terbukti bahwa tes hasil belajar secara
tepat telah dapat mengukur hasil belajar yang seharusnya diukur
lewat tes hasil belajar tersebut (Anas Sudijono, 2011: 167).
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah
memiliki validitas empirik atau belum, maka dapat dilakukan
penelusuran melalui dua segi, yaitu dari segi daya ketepatan
meramalnya (Predictive Validity) dan daya ketepatan
bandingannya (Concurrent Validity).
42
(a)Validitas Ramalan (Predictive Validity)
Validitas ramalan dari suatu tes adalah suatu kondisi
yang menunjukkan seberapa jauhkah sebuah tes telah dapat
secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan
apa yang bakal terjadi pada masa mendatang (Anas Sudijono,
2011: 168).
Untuk mengetahui apakah suatu tes hasil belajar telah
memiliki validitas ramalan, maka dapat dilakukan dengan
mencari korelasi antara tes hasil belajar yang sedang diuji
validitas ramalannya dengan kriterium yang ada. Jika di
antara kedua variabel tersebut terdapat korelasi yang
signifikan, maka tes yang sedang diuji tersebut telah memiliki
daya ramal yang tepat, artinya apa yang telah diramalkan,
betul-betul telah terjadi secara nyata dalam praktik.
(b)Validitas Bandingan (Concurrent Validity).
Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah
memiliki validitas bandingan apabila tes tersebut dalam
kurun waktu yang sama secara tepat telah mampu
menunjukkan adanya hubungan searah antara tes pertama
dengan tes berikutnya (Anas Sudijono, 2011: 176).
Dalam rangka menguji validitas bandingan, data yang
mencerminkan pengalaman yang diperoleh pada masa lalu
dibandingkan dengan data hasil tes yang diperoleh pada masa
43
sekarang. Jika hasil tes yang sekarang memiliki hubungan
searah dengan hasil tes berdasar pengalaman masa lalu, maka
tes tersebut dapat dikatakan telah memiliki validitas
bandingan.
Perbedaan antara validitas ramalan dengan validitas
bandingan adalah apabila kriterium yang dihubungkan itu
terdapat pada waktu yang akan datang, maka validitasnya
disebut validitas ramalan. Sebaliknya, apabila kriterium
tersebut terdapat atau tersedia pada saat sekarang atau pada
kurun waktu bersamaan dengan alat pengukur yang sedang
diuji validitasnya, maka validitasnya disebut validitas
bandingan.
b) Validitas Item
Menurut Anas Sudijono (2011: 163), validitas item dari suatu
tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item
(yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu
totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir
item tersebut. Hubungan antara butir item dengan tes hasil belajar
sebagai suatu totalitas adalah bahwa semakin banyak butir-butir
item yang dapat dijawab oleh peserta didik, maka skor total hasil
tes tersebut akan semakin tinggi.
Untuk sampai pada kesimpulan bahwa item-item yang ingin
diketahui validitasnya, dapat digunakan teknik korelasi sebagai
44
teknik analisisnya. Sebutir item dapat dinyatakan valid apabila skor
item yang bersangkutan terbukti memiliki kesejajaran dengan skor
total.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar