Selasa, 27 Agustus 2019

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kesehjateraan Prikologis (skripsi dan tesis)

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kesejahteraan psikologis yang dikemukakan oleh Ryff (1989), sedangkan teori dukungan keluarga mengacu pada empat aspek dukungan sosial Coob, 1976; Cohen & McKay, 1984; House, 1984; Schaefer, Coyne, & Lazarus, 1981; Wills, 1984 (Sarafino, 1998). Ibu bekerja merupakan perempuan yang sudah menikah yang 29 berperan sebagai pekerja dan juga berperan sebagai istri dan ibu. Dengan masuknya ibu ke dalam dunia kerja, maka ibu sangat disibukkan dengan tugasnya sebagai ibu rumah tangga dan juga pekerja. Dalam hal ini, dukungan keluarga merupakan faktor yang penting bagi ibu dalam bekerja. Hal ini sangat dibutuhkan sekali terutama bagi ibu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja. Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) tentunya akan mengganggu peran ibu sebagai ibu rumah tangga. Kelelahan psikis, fisik, dan peran ganda inilah yang sering membuat ibu menjadi sensitif dan emosional, baik terhadap anak-anak, suami maupun anggota keluarga yang lain. Keadaan ini akan menjadi lebih sering kalau situasi di rumah tidak mendukung seperti, suami dan anak-anak yang sudah besar kurang mampu bekerjasama untuk mau bergantian membantu sang ibu untuk sekedar meringankan pekerjaan rumah tangga. Dukungan keluarga menurut Sarason (1983) adalah keberadaan, keperdulian serta kesediaan orang-orang terdekat menghargai dan menyayangi. Dukungan keluarga yang kurang, membuat peran ibu bekerja menjadi tidak optimal, karena terlalu banyak peran yang harus dikerjakan sementara dirinya juga merasa lelah sesudah bekerja. Menurut Gottlieb (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa dukungan keluarga merupakan informasi atau nasehat verbal maupun non verbal, bantuan nyata, saran atau tindakan yang diperoleh dari orang-orang terdekat, dengan kehadirannya dapat memberikan keuntungan emosional dan 30 berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Seseorang ketika mengalami masalah yang menegangkan, akan membutuhkan orang lain untuk membantu menghadapi situasi yang menegangkan atau menyedihkan dengan diberi hiburan yang diperoleh dari orang lain yang menyayangi dan mencintainya. Greenglass, Schwarzer, Jakubiec, Fiksenbaum dan Tauber (1999, dalam Marettih, 2013), melaporkan bahwa perempuan bekerja akan mencari dukungan berupa nasihat, informasi, bantuan praktis dan dukungan emosional dari orang-orang terdekat mereka. Ibu bekerja lebih mengandalkan keluarga besar, seperti ibunya untuk membantu mereka dalam hal pengasuhan anak ketika mereka bekerja dan meninggalkan anak-anak mereka di rumah. Orang tua merupakan orang yang dapat mereka percayai untuk membantunya. Dengan bantuan dan kehangatan yang diberikan, maka ibu bekerja dapat menghadapi segala situasi dengan tenang dan baik. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis sebagai sebuah kondisi dimana individu memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat menciptakan dan mengatur lingkungan yang kompatibel dengan kebutuhannya, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan diri. Dari salah satu dimensi kesejahteraan psikologis yang diungkap Ryff (1989) yaitu hubungan positif dengan orang lain menunjukkan adanya hubungan kesejahteraan psikologis dengan dukungan keluarga. Kesejahteraan psikologis akan dimiliki ibu bekerja jika ibu bekerja mendapatkan dukungan keluarga. Dukungan keluarga merupakan salah satu 31 faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis ibu bekerja. Kesejahteraan psikologis merupakan aspek penting dalam kesehatan mental individu. Sebagaimana diketahui, kesehatan mental adalah syarat utama bagi individu untuk terus tumbuh, berkembang, matang dalam kehidupan, menerima tanggung jawab dan menemukan penyesuaian dalam berpartisipasi memelihara aturan sosial dan tindakan dalam budayanya.

Tidak ada komentar: