Kinerja pegawai pada dasarnya terbentuk setelah pegawai merasa
adanya kepuasan, karena kebutuhannya terpenuhi dengan kata lain apabila
kebutuhan pegawai belum terpenuhi sebagaimana mestinya maka kepuasan
kerja tidak akan tercapai, dan pada hakikatnya kinerja pegawai akan sulit
terbentuk. Setiap orang yang bekerja digerakan oleh suatu motif. Motif pada
dasarnya bersumber pertama-tama berbagai kebutuhan dasar individu atau
dapat dikatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seorang untuk bekerja
giat dalam pekerjaanya tergantung dari hubungan timbal balik antar apa yang
diinginkan atau dibutuhkan dari hasil pekerjaan tersebut dan seberapa besar
keyakinan organisasi akan memberikan kepuasan bagi keinginannya sebagai
imbalan atas usaha yang dilakukannya.
Dampak motivasi yang diinginkan pimpinan dari pegawai ( bawahan )
sangat dipengaruhi penilaian pegawai atas nilai ( valensi ) yang diharapkan
berupa hasil baik langsung maupun hasil sekunder yang dinikmati karena
melakukan perilaku yang ditentukan dan kuatnya pengharapan bahwa
perilaku tersebut akan benar - benar merealisasikan hasil pada pelayanan
publik tersebut. Disinilah sebenarnya faktor motivasi kerja ikut menentukan
terbentuknya kinerja pegawai dalam pelayanan masyarakat yang baik.
Kinerja dalam sebuah organisasi merupakan salah satu unsur yang
tidak dapat dipisahkan dalam menjalankan tugas organisasi, baik itu dalam
lembaga pemerintahan maupun swasta. Kinerja berasal dari bahasa job
performance atau actual perpormance ( prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang atau suatu institusi ).
Menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja karyawan (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuntitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya ( Dalam Mangkunegara,
2006 : 9 ).
Berdasarkan pendapat di atas kinerja karyawan adalah prestasi kerja
atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai
karyawan persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kinerja adalah kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu
organisasi, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam
organisasi. Unsur penting dalam kinerja pekerjaan adalah :
1. Tugas fungsional, berkaitan dengan seberapa baik seorang
pegawai menyelesaikan seluk-beluk pekerjaan, termasuk
penyelesaian aspek - aspek teknis pekerjaan.
2. Tugas perilaku, berkaitan dengan seberapa baik pegawai
menangani kegiatan antar pesona dengan anggota lain organisasi,
termasuk mengatasi konflik, mengelola waktu, memberdayakan
orang lain, bekerja dalam sebuah kelompok, dan bekerja secara
mandiri.
Menurut Gilbert Kinerja pada dasarnya adalah produk waktu dan
luang. “ peluang tanpa waktu untuk mengejar peluang tersebut bukan
apa-apa. Dan waktu, yang tidak kita miliki, yang tidak memberi
peluang, bahkan memiliki lebih sedikit nilai ”( Dalam Mangkunegara,
2006 : 47 ).
Pandangan Gilbert mengenai kinerja dalam konteks vitalitas kerja
dalam suatu organisasi, kinerja sangat konsisten dengan apa yang kita
anggap penting untuk memberdayakan pekerja. Untuk bekerja secara cakap,
pekerja membuat pretasi yang bernilai bagi organisasi seraya mengurangi
biaya untuk mencapai tujuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar