Dalam studi manajemen sumber daya manusia, komitmen
karyawan sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku
manusia dalam organisasi. Visi, misi dan tujuan organisasi akan
tercapai jika adanya komitmen dari anggota organisasinya (Mowday et
al, 1983). Menurut Luthans (2006: 35) komitmen itu sendiri diartikan
secara umum sebagai sikap yang menunjukkan loyalitas karyawan dan
merupakan proses berkelanjutan bagaimana seorang anggota
organisasi mengekspresikan perhatian mereka kepada kesuksesan dan
kebaikan organisasinya. Mowday dalam Meyer dan Allen (1991)
mendefinisikan komitmen organisasi secara mendasar dibagi dalam
komitmen sikap dan komitmen perilaku. Komitmen sikap didefinisikan
sebagai sebuah sikap yang ditujukan pada proses dimana orang mulai
berpikir hubungan mereka dengan sebuah organisasi. Hal ini juga
dapat diartikan sebagai pola pikir dari individual yang merasakan
secara dalam bagaimana mereka menilai diri dan tujuan mereka,
apakah sejalan dengan kehendak dan tujuan organisasi atau tidak.
Sedangkan komitmen perilaku berhubungan dengan sebuah proses
dimana seseorang terkunci dalam sebuah organisasi karena kondisi
tertentu dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah yang mereka
hadapi didalamnya.
Komitmen karyawan menurut Eaton et al (1992) merupakan
derajat seseorang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari
organisasi dan keinginan melanjutkan partisipasi aktif di dalamnya.
Menurut Meyer dan Allen (1993) komitmen karyawan adalah sikap
kedekatan hubungan antara seorang karyawan atau individu terhadap
organisasi yang diwujudkan dengan loyalitas, dan keinginan untuk
tetap tinggal karena dilibatkannya karyawan dalam organisasi.
Sedangkan menurut Robbins (2008: 100) komitmen karyawan
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang karyawan
memihak organisasi tertentu serta tujuan-tujuan keinginannya untuk
memperrtahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Robbin (2008: 101) mengajukan tiga dimensi komitmen dan di
refleksikan dalam tiga pokok utama yaitu:
1. Affective Commitment (komitmen afektif) yaitu perasaan
emosional untuk organisasi dan keyakinan dalam nilai-nilainya.
26
2. Continuance Commitment (komitmen berkelanjutan) adalah
nilai ekonomi yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi
bila dibandingkan dengan meninggalkan organisasi tersebut.
Seorang karyawan mungkin berkomitmen kepada seorang
pemberi kerja karena dibayar tinggi dan merasa bahwa
pengunduran diri dari perusahaan akan menghancurkan
keluarganya.
3. Normative Commitment (komitmen normatif) yaitu kewajiban
untuk bertahan dalam organisasi untuk alasan-alasan moral atau
etis. Sebagai contoh, seorang karyawan yang memelopori
sebuah inisiatif baru mungkin bertahan dengan seorang
pemberi kerja karena ia merasa “meninggalkan seseorang
dalam keadaan yang sulit” bila ia pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar