Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses
pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai
sasaran kegiatannya. Menurut
Sutanto (2009), SIMPUS adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di tingkat puskesmas mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan
teknologi informasi, SIMPUS pun dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam
suatu perangkat lunak (software) yang bekerja dalam sebuah sistem
operasi. SIMPUS ini aplikasinya berbasis web, dengan bahasa program PHP,
database MySQL, spek jaringan menggunakan Local Area Network (LAN), spek
komputer untuk server processor cor i3, RAM 2GB, sedangkan client dual core,
RAM 1GB dan dikembangkan dengan kemampuan multi user dengan tujuan agar seluruh
pegawai dapat menggunakannya di jaringan lokal. Di dalam sistem ini akan selalu
ditambahkan beberapa fungsi baru yang tidak disediakan pada sistem sebelumnya
atau pengembangan. Perubahan terbanyak adalah pada isi atau format laporan yang
diperlukan, yang menyesuaikan kebutuhan instansi vertikal maupun horizontal.
Tambahan fungsi pengaman dan
pembagian hak akses pengguna terhadap sistem dilakukan agar setiap pengguna
login terlebih dahulu sebelum dapat mengakses sistem. Pembagian hak akses
bertujuan untuk menambah tingkat keamanan. Administrator memiliki akses untuk
melakukan perubahan sistem, sedangkan pengguna (user) biasa hanya dapat membaca
data yang ditampilkan sistem. Dalam Data Flow Diagram ( DFD ) dari SIMPUS
juga terlihat bagaimana komponen-komponen sebuah sistem aliran data, mulai
darimana data berasal sampai dengan penyimpanan dari data tersebut, dimana diharapkan RME yang dilakukan
dapat dipakai untuk interkoneksi antar Puskesmas.
Pada tahun
2005 SIMPUS mulai dikenalkan oleh pemerintah untuk dilaksanakan di
instansi-nstansi kesehatan, bahkan di Puskesmas. Versi yang lama yaitu versi
1.0 sampai versi 1.9, pada tahun 2011 telah mengalami pembaruan menjadi versi
2.0. SIMPUS versi 2.0 ini telah memiliki keunggulan 5 (lima) multi, yaitu: 1) Multi user: maksudnya usernya bisa lebih dari
satu, pada satu komputer. jadi satu komputer bisa digunakan pada beberapa orang
dan menggunakan user name masing- masing. Tepat digunakan pada ruangan yang
komputernya sedikit dan mengerjakan perkerjaan bersamaan, misalnya ruang obat, tidak perlu 1 orang satu
komputer, jikalau
petugasnya lebih dari satu, mereka
dapat berbagi komputer, karena masing- masing cuma perlu melihat resep. tetapi
masing-masing tetap tercatat siapa yang mengerjakan resep tersebut. 2) Multi
tempat: software ini dipakai di
puskesmas yang memiliki
beberapa puskesmas pembantu, polindes, ponkesdes, masing masing saling berbagi
informasi tetapi punya stok sendiri-sendiri tanpa mempengaruhi yang lain. 3) Multi computer: SIMPUS memang didesain untuk
banyak computer,
walaupun bisa di gunakan
hanya dengan satu komputer. Komputer
yang banyak tersebut akan mengumpulkan datanya ke satu database, sehingga akan mudah dalam hal
penyimpanan dan pemeliharaan. 4) Multi ruangan: SIMPUS telah lama dipakai mulai
dari ruang loket, poliklinik, laboratorium, ruang obat. 5) Multi shift: mulai versi 2.0 ini SIMPUS telah
dilengkapi dengan multi shift,
mulai shift pagi, shift siang dan shift malam.
Latar Belakang penggunaan SIMPUS (Sutanto, 2009):
1.
Belum adanya ke-validan data
mengenai orang sakit,
penyakit, bumil,dll
dalam
wilayah suatu puskesmas.
2.
Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.
3.
Memasuki Era Otonomi Daerah, mutlak diperlukan
Informasi yang tepat, akurat dan upto date berkenaan
dengan data
orang
sakit, ketersediaan obat,
jumlah ibu
hamil,masalah imunisasi
dll.
Maksud dan Tujuan SIMPUS (Sutanto, 2009):
1.
Mengumpulkan data dari tiap Puskesmas baik data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil, ketersediaan
obat, penyuluhan kesehatan masyarakat, dll
2.
Menghasilkan
Informasi up to date tentang kondisi kesehatan di suatu Puskesmas dari jumlah orang
sakit sampai ketersediaan obat
sehingga dapat digunakan sebagai data
awal dalam pengambilan kebijaksanaan bagi pimpinan.
3.
Membantu kelancaran administrasi
dan Manajemen Puskesmas dalam penyusunan laporan mengenai
kondisi kesehatan di Puskesmas masing-masing.
4.
Memudahkan pekerjaan administrasi Puskesmas dalam membuat laporan harian maupun bulanan.
Kendala-kendala implementasi SIMPUS
di Puskesmas yang secara umum sering dijumpai antara lain:
1.
Kendala di bidang Infrastruktur
Banyak puskesmas
yang hanya memiliki satu atau dua komputer, dan biasanya untuk pemakaian
sehari-hari di puskesmas sudah kurang mencukupi. Sudah mulai banyak
pelaporan-pelaporan yang harus ditulis dengan komputer. Komputer lebih
berfungsi sebagai pengganti mesin ketik semata. Selain itu kendala dari sisi
sumber daya listrik juga sering menjadi masalah. Puskesmas di daerah-daerah
tertentu sudah biasa menjalani pemadaman listrik rutin sehingga pengoperasian
komputer menjadi terganggu. Dari segi keamanan, banyak gedung puskesmas yang
kurang aman, sering terjadi puskesmas kehilangan perangkat komputer
2.
Kendala di bidang Manajemen
Masih jarang
sekali ditemukan satu orang staf atau petugas atau bahkan unit kerja yang
khusus menangani bidang data/komputerisasi. Hal ini dapat dijumpai dari tingkat
puskesmas ataupun tingkat dinas kesehatan di kabupaten/kota. Pada kondisi
seperti ini nantinya akan menjadi masalah untuk menentukan siapa yang
bertanggung jawab atas data-data yang akan ada, baik dari segi pengolahan dan
pemeliharaan data, maupun dari segi koordinasi antar bagian.
3.
Kendala di bidang Sumber Daya Manusia
Kendala di
bidang SDM ini yang paling sering ditemui di puskesmas. Banyak staf puskesmas
yang belum maksimal dalam mengoperasikan komputer. Biasanya kemampuan
operasional komputer didapat secara belajar mandiri, sehingga tidak maksimal. Belum
lagi dengan pemakaian komputer oleh staf yang kadang-kadang tidak pada fungsi
yang sebenarnya.
Puskesmas-puskesmas di
Kabupaten Bantul, memanfaatkan sistem komputerisasi dalam SIMPUS, belum seluruh unit pelayanan terintegrasi secara komputerisasi mulai dari
loket pendaftaran sampai kamar obat. Apabila sudah terintegrasi secara komputerisasi, maka semuanya akan menuju pada data pelaporan yang diperlukan, termasuk
dikembangkan laporan data imunisasi, laporan penyakit, dan data ibu hamil, Short Message Service (SMS) gateway, pendaftaran melalui SMS serta interkoneksi antar
Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Untuk accounting belum dilaksanakan karena ada kebijakan pelayanan
Puskesmas gratis di Puskesmas-puskemas
Kabupaten Bantul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar