Hofstede dan
Hofstede (2005) mendefinisikan individualisme sebagai:
“….societies
in which the ties between individuals are loose: everyone is expected to look
after himself or herself and his orher imediate family”. (Hofstede,
2005 ).
Berdasarkan
uraian di atas maka individualism adalah perhatian individu pada dirinya
sendiri (dalam Berry dan Poortinga,1994). Individualisme adalah budaya yang
menekankan gagasan bahwa individu terpisah dan tidaktergantung dengan individu
lain, mendefinisikan diri sebagai otonom dariingroup, tujuan pribadi menjadi
prioritas di atas tujuan kelompok, sikap individu secara personal lebih
menentukan perilaku sosial individu daripada norma (Triandis, 1995).
Selanjutnya,
Hofstede mendefinisikan (2005)
kolektivisme sebagai:
”...societies
in which people from birth onward are integrated into strong, cohesive in-
group, which trough out people’s lifetime continue to protect them in exchange
for unquestioning loyality.”(Hofstede,2005, p.76).
Selanjutnya
Triandis (2005) mendefenisikan kolektivisme sebagai budaya yang menekankan
bahwa individu saling tergantung dengan individu lain, mendefinisikan diri
sebagai bagian dari kelompok, dan memprioritaskantujuan-tujuan kelompoknya
sebagai prioritas di atas tujuan-tujuan pribadi Dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa kolektivisme adalah nilai dimana masyarakat di dalamnya
tergabung dalam sebuah ikatan yang kohesif, dimana individu wajib untuk menjaga
loyalitas terhadap kelompoknya. Kolektivisme juga dapat diartikan sebagai
perhatian individu pada masyarakat dimana ia berada (Hofstede, dalam Berry dan
Poortinga, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar