Johnson (2009)
menyatakan ada beberapa keterampilan dasar yang perlu dimiliki agar individu
mampu berinteraksi dengan baik. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah sebagai
berikut.
a.
Self disclosure atau pengungkapan diri
self-disclosure
adalah mengungkapkan kepada orang lain bagaimana individu mempersepsikan dan
bereaksi terhadap situasi yang terjadi dimasa sekarang dan memberikan informasi
yang relevan tentang diri dan masa lalunya untuk mengerti persepsi dan
reaksinya (Johnson,2009). Pengungkapan diri dapat diartikan sebagai pemberian
informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Informasi yang diberikan
tersebut dapat mencakup berbagai hal seperti pengalaman hidup, perasaan, emosi,
pendapat, cita-cita dan lain sebagainya. Devito dalam Maulidiyah (2011)
mengatakan bahwa self-disclosure merupakan kemampuan dalam memberikan
informasi.
b.
Kepercayaan
Agar dapat
saling mengenal dengan baik harus ada rasa saling percaya yang kuat.
Kepercayaan adalah faktor yang menentukan efektivitas hubungan karena dengan
kepercayaan maka individu akan lebih banyak membuka diri. Sikap percaya
merupakan dasar untuk tumbuh dan berkembangnya suatu hubungan yang baik.
Kepercayaan adalah aspek dalam suatu hubungan. Kepercayaan terdiri dari dua
bagian: being trusting and being trustworthy. Secara spesifik, percaya atau
trusting melibatkan keterbukaan (berbagi informasi, ide-ide, pikiran,
perasaaan, dan reaksi terhadap sesuatu), membuka diri, dan berbagi. Individu
dipercaya atau trustworthy ketika individu tersebut mengekspresikan penerimaan,
mendukung, dan bekerja sama kepada orang lain, selama individu tersebut
membalas timbal balik dari keterbukaan diri orang lain.
c.
Keterampilan Komunikasi
Melalui
komunikasi individu dapat mengerti satu sama lain, belajar untuk menyukai,
saling mempengaruhi, percaya satu sama lain, memulai dan mengakhiri suatu
hubungan, lebih mempelajari diri sendiri dan bagaimana orang lain
mempersepsikan seseorang.
DeVito (2002)
memandang ketrampilan interpersonal yang efektif berdasarkan humanistic model
dan pragmatic model. Humanistic model (soft approach) menunjukkan bahwa
kualitas komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor,
sebagai berikut:
a.
Openness
(keterbukaan)
maksudnya adalah bahwa komunikasi interpersonal akan efektif apabila terdapat
keinginan untuk membuka diri terhadap lawan bicara kita, keinginan untuk
bereaksi dengan jujur pada pesan yang disampaikan oleh lawan bicara kita,
keinginan untuk menghargai bahwa perasaan dan pemikiran yang disampaikan selama
proses komunikasi berlangsung adalah kepunyaan kita sendiri (owning of feels
and thought). Dalam situasi seperti ini diantara pelaku komunikasi akan
tercipta keterbukaan perasaan dan pemikiran, serta masing-masing pihak
bertanggungjawab atas apa yang disampaikannya.
b.
Empathy
yaitu ikut merasakan apa yang orang lain rasakan tanpa kehilangan identitas
diri sendiri. Melalui empathy kita bisa memahami baik secara emosi maupun
secara intelektual apa yang pernah dialami oleh orang lain. Empathy harus
diekspresikan sehingga lawan bicara kita mengetahui bahwa kita berempathy
padanya, sehingga bisa meningkatkan efektivitas komunikasi.
c.
Supportiveness
(mendukung)
maksudnya adalah komunikasi interpersonal akan efektif apabila tercipta suasana
yang mendukung. Nuansa dukungan akan tercipta apabila proses komunikasi
bersifat deskriptif dan tidak evaluative, serta lebih fleksibel dan tidak kaku.
Jadi dalam proses penyampaian pesan gunakanlah kata-kata atau kalimat yang
deskriptif dan tidak memberikan penilaian, kemudian tunjukkan bahwa
masing-masing pelaku komunikasi bersedia mendengarkan pendapat lawan bicara dan
bahkan mengubah pendapat kalau memang diperlukan.
d.
Positiveness
(sikap
positif) maksudnya adalah dalam komunikasi interpersonal yang efektif para
pelaku komunikasi harus menunjukkan sikap yang positif dan menghargai
keberadaan orang lain sebagai seseorang yang penting (stroking).
e.
Equality
(kesetaraan) maksudnya adalah penerimaan dan persetujuan terhadap orang lain
yang menjadi lawan bicara. Harus disadari bahwa semua orang bernilai dan
memiliki sesuatu yang penting yang bisa diberikan pada orang lain. Kesetaraan
dalam ketrampilan interpersonal harus ditunjukan dalam proses pergantian peran
sebagai pembicara dan pendengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar