1).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut atas
(ISPAa)
a).
Sinusitis
Sinusitis
adalah infeksi pada sinus yang disebabkan oleh streptococcus pneumonia 30-40% dan haemophilus influenza 20-30%.Gejala umum dari sinusitis yaitu,
keluarnya cairan kental berwarna dari hidung, sumbatan di hidung, nyeri pada
muka, sakit gigi, dan demam.Gejala tersebut dapat sembuh sendiri dalam 48 jam,
bila tidak membaik maka dilakukan pemberian antibiotik dengan lama terapi 10-14
hari (Sukandar dan Retnosari 2008).Penegakan diagnosis adalah melalui
pemeriksaan THT, dilanjutkan dengan kultur dan dijumpai lebih dari 104/ml
koloni bakteri, pemeriksaan x-ray dan CT scan (Depkes RI 2005).
b).
Faringitis
Faringitis adalah inflamasi
faring dan jaringan sekitarnya akibat infeksi virusdanbakteri(streptococcus pyogenes).Gejala umum
berupa sakit tenggorokan, disfagia (kesulitan menelan), dan demam (Sukandar dan
Retnosari 2008). Didiagnosis dengan cara pemeriksaan tenggorokan, kultur swab
tenggorokan, pemeriksaan kultur memiliki sensivitas 90-95% dari diagnosis,
sehingga diandalkan sebagai penentu faringitis (Depkes RI 2005).
c). Otitis Media
Otitis
media adalah peradangan telinga tengah yang gejala dan tanda-tandanya muncul
cepat. Manifestasi klinik berupa lebih dari 1gejala: gangguan pendengaran,
demam dan adanya cairan pada telinga bagian tengah. Bakteri penyebab berupa streptococcus pneumonia 35% dan haemophilus influenza 25% (Sukandar dan
Retnosari 2008). Diagnosis dengan melihat membran timpani menggunakan otoscope.Teslainnya
dengan mengukur kelenturan membran timpani dengan tympanometer.
2). Infeksi Saluran Pernafasan Akut Bawah (ISPAb)
a). Bronkhitis
Inflamasi pada cabang trakheobronkial tidak
termasuk alveoli.Tanda dan gejala dari bronkhitis akut adalah batuk, pilek,
pusing, demam jarang hingga 390C. Batuk merupakan tanda utama dari
bronkhitis, frekuensi batuk non produktif, tetapi berkepanjangan.Bronkhitis
disebabkan oleh virus (Rhinovirus,
Adenovirus) dan bakteri (Myoplasma
pneumonia, Chlamydia pneumonia, Bordetella pertussis) (Sukandar dan
Retnosari 2008). Diagnosis bronkhitis dilakukan dengan cara: Tes C-reactif
protein (CRP) dengan sensitifitas sebesar 80-100%, namun hanya menunjukkan
60-70% spesifitas dalam mengidentifikasi infeksi bakteri. Metode lainnya adalah
pemeriksaan sel darah putih (Depkes RI 2005).
b).
Pneumonia
Pneumonia
adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitial. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa pneumonia merupakan
suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk membuat suatu definisi
tunggal yang universal. Pneumonia didefinisikan berdasarkan gejala dan tanda
klinis, serta perjalanan penyakitnya. World
Health Organization (WHO) mendefinisikan pneumonia hanya berdasarkan
penemuan klinis yang didapat pada pemeriksaan inspeksi dan frekuensi
pernapasan. Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai
negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Insidens pneumonia
pada anak.
Gejala
berupa demam meningkat, batuk produktif sputum berwarna atau berdarah, nyeri
dada, dan takikardia. Diagnosis
berupa tes thorax dan tes darah (leukositosis meningkat, gas darah O2
arteri rendah). Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral
pada anak <5 span="" tahun="">. Antibiotik
intravena yang danjurkan adalah: ampisilin dan kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone,
cefuroxime, dan cefotaxime (IDAI, 2009). 5>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar