Freud (Holmes, 2001;53) membedakan narsisme menjadi dua jenis yaitu narsisme primer dan narsisme sekunder. Narsisme primer merupakan sebuah tahap perkembangan moral pada masa bayi awal menuju keadaan keterikatan obyek, sedangkan narsisme sekunder merupakan individu-individu yang bermasalah secara regresif menggunakan dirinya sendiri bukan orang lain secara obyek cinta.
Di sisi lain salah satu faktor penting dalam mengekspresikan narsistik adalah jenis kelamin, seperti yang diutarakan oleh Philipson (Ryan, dkk, 2008; 802-813.). Jenis kelamin menjadi faktor dalam menentukan perbedaan antara laki-laki dan perempuan ketika memanifestasikan narsistik ke dalam perilaku mereka. Goodman & Leff (2012;54) menjelaskan lebih lanjut apabila seseorang dengan narsistik, laki-laki maupun perempuan, sebenarnya memiliki kebutuhan yang sama, seperti lapar akan pemujaan dan merasa hebat. Tapi, kebutuhan tersebut cenderung didapatkan dan diekspresikan dengan cara yang berbeda, meski tujuannya adalah sama. Perempuan yang narsistik cenderung lebih mengarah kepada masalah body image agar merasa unggul dan mendapat kekaguman dari orang lain. Mereka memamerkan keindahan fisik dan seksualitas untuk mendapatkan kekaguman dari rekan laki-laki mereka. Sedangkan, laki-laki yang narsistik biasanya lebih berfokus pada inteligensi, kekuatan (power), agresi, uang dan status sosial untuk memenuhi rasa keunggulan dari citra diri mereka yang salah (Goodman & Leff, 2012;29)
.Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang menyatakan baik pengguna media social baik laki-laki maupun perempuan lebih dari setengah responden mengaku langsung menggugah foto mereka yang diambil dengan smartphone ke profil media sosialnya. Dalam hal ini ternyata perempuan cenderung lebih gesit dan lihai, terbukti 57 persen perempuan bisa berbagi foto secepat kilat dari smartphone mereka (Savitri, 2013). Sebaliknya, untuk urusan mengambil gambar diri sendiri atau selfie, laki-laki justru lebih sering melakukannya daripada wanita. Hasil ini diperoleh dari sebuah survei yang dilakukan oleh Samsung yang menunjukkan bahwa dari 2.000 orang, 17 persen pria mengaku lebih sering mengambil foto diri sendiri (selfie), sedangkan persentase perempuan jauh di bawah itu, yakni hanya 10 persen (Savitri, 2013; 4-5)
Richman & Flaherty (Ryan, dkk, 2008;73) menemukan bahwa laki-laki memperoleh skor yang lebih tinggi daripada perempuan pada beberapa aitem di Narcissistic Traits Scale, termasuk aitem yang menggambarkan pemanfaatan, pengakuan dari orang lain, dan kurang dalam empati. Sebagai tambahan, pada penelitian yang dilakukan Tschanz, dkk, ditemukan bahwa pada perempuan, pemanfaatan/pengakuan dari orang lain menunjukkan korelasi yang lebih rendah dengan faktor narsistik lainnya dibandingkan laki-laki. Hal ini memberi kesan bahwa faktor pemanfaatan dan pengakuan dari orang lain tersebut mungkin kurang umum pada perempuan dan kurang berpusat pada kecenderungan narsistik mereka (Ryan, dkk, 2008;20).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar