Selasa, 25 Desember 2018

Pembagian Jenis material (skripsi dan tesis)

1.      Pembagian material menurut penggunaannya :
a)        Material MRO (Maintenance, Repair, Operation), yaitu material yang bersifat habis pakai (consumables) yang dibutuhkan untuk perawatan dan reparasi peralatan seperti mesin, kendaraan, instalasi gedung dan lain-lain untuk operasi perusahaan.
Contoh : spark plug, piston, paint, valve, dsb.
b)        Material Program, yaitu material yang sifatnya habis pakai (consumables) yang diperlukan untuk mencapai produksi, target, atau program tertentu dari suatu unsur pelaksana.
Contoh : Casing, tubing, TEL, drum sheet, wellhead, dsb.
2.      Pembagian material menurut jenis barangnya :
1.        Material Umum (general materials), yaitu material yang digunakan tidak untuk suatu peralatan tertentu, misalnya pipa, chemical, flensa, dsb.
2.        Suku Cadang (spare parts), yaitu material yang merupakan komponen pengganti dari suatu peralatan, misal : piston, ring, crankshaft, flywheel, dsb.
Suku cadang dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis :
a)        Consumable parts
Adalah suku cadang untuk pemakaian ‘wear dan tear’ biasa, misal v-belt, spark plug, dsb.
b)        Replacement parts
Adalah suku cadang yang biasanya diganti pada waktu overhaul, termasuk assembly parts, misal cylinder gasket, piston, dsb.
c)        Insurance parts
Adalah suku cadang yang biasanya tidak pernah atau jarang rusak, namun apabila rusak dapat menghentikan kegiatan operasi peralatan. Contoh : cylinder head, crankshaft, flywheel, dsb.
Untuk keperluan pengendalian tingkat persediaan suku cadang, peralatan dibagi menajdi 3 kategori :
a)        Peralatan vital (vital equipment)
Adalah peralatan yang digunakan dalam proses utama (main process), yang vital terhadap operasi komersial dan keselamatn pekerja yang apabila rusak akan menyebabkan shutdown. Untuk peralatan vital ini perlu disediakan insurance, replacement dan consumable parts dalam stock. Untuk vital equipment yang tersedia spare unitnya, pengadaan suku cadangnya mengikuti ketentuan essential equipment.
b)        Peralatan esensial (essential equipment)
Adalah peralatan yang dipergunakan dalam proses yang esensial terhadap operasi perusahaan. Apabila peralatan tersebut rusak akan menyebabkan pengurangan jumlah dan mutu produksi. Untuk peralatan jenis ini, hanay perlu disediakan consumable parts dan sebagian replacement parts.
c)        Peralatan pembantu (auxiliary equipment)
Adalah peralatan yang tidak langsung digunakan dalam proses operasi, yang apabila rusak tidak akan berpengaruh pada operasi perusahaan atau keselamatan. Untuk peralatan jenis ini hanya perlu disediakan consumable parts.

3.      Pembagian material menurut frekuensi pemakaian :
1.        Slow moving items, yaitu material yang bulan pengeluarannya dalam satu tahun terakhir kurang dari 4.
Contoh :
Bulan            :   J     F     M     A     M     J     J     A     S     O     N     D
Pengeluaran :                  5                     7                                  4
Dalam contoh diatas pengeluaran suatu material hanya terjadi dalam bulan Maret, Juni, dan November (3 bulan pengeluaran), walaupun dalam satu bulan bisa terjadi pengeluaran beberapa kali (misal, dalam bulan Juni terdapat pengeluaran 2 kali).
2.        Fast moving items, yaitu material yang bulan pengeluarannya dalam satu tahun terakhir 4 atau lebih.
Contoh :
Bulan            :   J     F     M     A     M     J     J     A     S     O     N     D
Pengeluaran :          6      5     6              7           8            10      9
Dalam contoh diatas pengeluaran suatu material terjadi dalam bulan Februari, Maret, Juni, Agustus, Oktober dan November (7 bulan pengeluaran).
4.      Pembagian material menurut jenis anggarannya :
a)      Material Operasi, yaitu material yang dianggarkan dalam anggaran operasi, yang umumnya menyangkut material MRO.
b)        Material Kapital, yaitu material yang dianggarkan dalam anggaran kapital, yang digunakan untuk penambahan penanaman modal dalam perusahaan, umumnya menyangkut material program.
Penambahan penanaman modal dapat berupa :
-          Penggantian (replacement)
-          Penambahan/perluasan (additional/extension)
-          Pembangunan baru (new project)

5.      Pembagian material menurut tujuan penggunaannya :
a)        Material untuk dipakai sendiri (own use), yaitu material yang dibeli dengan tujuan untuk digunakan dalam operasi sendiri.
b)        Material untuk dijual lagi (resale commodities), yaitu material yang dibeli untuk dijual atau dipasarkan kembali dengan atau tanpa melalui proses produksi.

6.      Pembagian material menurut harganya :
a)        Material harga tinggi (high value items), yaitu material yang nilai pemakaiannya tinggi, biasanya mewakili 65% - 75% dari seluruh nilai pemakaian namun jumlah itemnya hanya berkisar antara 5% - 15% dari seluruh item material.
b)        Material harga menengah (medium value items), yaitu material yang nilai pemakaiannya menengah, biasanya mewakili 15% - 25% dari seluruh nilai pemakaian dan jumlah itemnya juga berkisar antara 15% - 25% dari seluruh item material.
c)        Material harga rendah (low value items), yaitu material yang nilai pemakaiannya rendah, biasanya hanya mewakili 5% - 15% dari seluruh nilai pemakaian namun jumlah itemnya mencapai sekitar 65% - 75% dari seluruh item material.

7.      Pembagian material menurut jenis pembukuannya :
a)        Stock item, yaitu material yang sering dibutuhkan sehingga disimpan dalam persediaan.
Material dikategorikan sebagai persediaan apabila :
-          Standar Pilihan Perusahaan (Company Selected Standard = CSS)
-          Dibutuhkan terus menerus atau disyaratkan keberadaannya.

b)        Material Direct Charge, yaitu material yang sangat jarang pemakaiannya sehingga tidak perlu disimpan dalam persediaan. Material ini diadakan untuk digunakan dan dibebankan langsung kepada pemakai tanpa dicatat di dalam rekening persediaan.
Material dikategorikan sebagai direct charge apabila :
-          Penggunaannya sangat jarang
-          Waktu penggunaannya dapat diperkirakan sebelumnya sehingga tidak ekonomis untuk disediakan dalam persediaan

Dalam perkembangannya, stock item bisa menjadi Non-Stock Item, yaitu  material yang cukup sering dibutuhkan namun tidak perlu disimpan dalam persediaan (Stockless Policy). Untuk penyediaannya disediakan melalui kontrak jangka pendek maupun jangka panjang dengan pihak ketiga.

Tidak ada komentar: