Senin, 24 Desember 2018

Manusia Sebagai Komponen Sistem Interaksi Manusia-Mesin (skripsi dan tesis)


Sistem interaksi manusia-mesin disini ialah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa "mesin" dimana salah satu mesin dengan lainnya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh.  
Yang dimaksud dengan "mesin" dalam rangka ini adalah mempunyai arti luas, yaitu mencakup semua obyek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang bisa digunakan oleh manusia dalam melaksanakan kegiatannya.  
Penyelidikan terhadap manusia-mesin didasarkan atas suatu kenyataan bahwa antara manusia dan mesin, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan artinya ada beberapa pekerjaan yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh manusia dan sebaliknya ada beberapa bidang pekerjaan yang lebih baik jika dikerjakan oleh mesin. 
Masing-masing perbedaan kemampuan diatas bisa saling melengkapi, dan adalah tugas para perancang untuk menyeimbangkannya. Kelebihan utama dari manusia dibandingkan mesin ialah sifatnya yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan. Manusia bisa berubah peranannya dengan cepat dan teratur, sehingga memungkinkan untuk bekerja dalam kondisi bagaimanapun. Tetapi sifat yang berubah-ubah dari manusia ini juga menunjukan kelemahannya; cara menghadapi suatu masalah yang sekarang belum tentu sama dengan cara yang mungkin dilakukan kemudian hari. Keadaan ini akan menimbulkan ketidak menentuan jalannya suatu sistem. Dengan kata lain, secara keseluruhan, sistem manusia-mesin dipengaruhi oleh kemampuan dan keterbatasan manusia. Sehingga dengan mempelajari "manusia sebagai salah satu komponen sistem manusia-mesin", diharapkan akan bisa meletakkan fungsi manusia dengan segala kemampuan dan keterbatasannya, dalam hubungan untuk merancang sistem manusia-mesin yang terdiri dari manusia, peralatan dan lingkungan kerja sedemikian rupa sehingga memberikan hasil akhir secara keseluruhan yang optimal.
Diatas sudah dikatakan bahwa untuk bisa menerapkan ergonomi, perlu informasi yang lengkap mengenai kemampuan manusia dengan segala keterbatasannya. Salah satu usaha untuk mendapatkan infomnasi-informasi ini, telah banyak dilakukan penyelidikan-penyelidikan dan dalam buku ini pembahasannya akan dilakukan menurut empat kelompok besar sebagai berikut:

a.       Penyelidikan tentang display
Yang dimaksud dengan display disini adalah bagian dari lingkungan yang mengkomunikasikan keadaannya kepada manusia. Contohnya: kalau kita ingin mengetahui berapa kecepatan motor yang sedang kita kemudikan, maka dengan melihat jarum speedometer, kita akan mengetahui keadaan lingkungan: dalam hal ini kecepatan motor.
b.      Penyelidikan mengenai hasil kerja manusia dan proses pengendaliannya.
Dalam hal ini diselidiki tentang aktifitas-aktifitas manusia ketika bekerja dan kemudian mempelajari cara mengukur dari setiap aktifitas tersebut, dimana penyelidikan ini banyak berhubungan dengan biokmekanik.
c.       Penyelidikan mengenai tempat kerja.
Agar diperoleh tempat kerja yang baik, dalam arti kata sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan manusia, maka ukuran-ukuran dari tempat kerja tersebut harus sesuai dengan tubuh manusia. Hal-hal yang bersangkutan dengan tubuh manusia ini dipelajari dalam anthropometri.
d.      Penyelidikan mengenai lingkungan fisik.
Yang dimaksud dengan lingkungan fisik disini meliputi ruangan dan fasilitas-fasilitas yang biasa digunakan oleh manusia, serta kondisi lingkungan kerja yang kedua-duanya banyak mempengaruhi tingkah laku manusia.
 Interaksi antara manusia dengan mesin selalu ada dalam setiap pekerjaan, dimana manusia akan memberikan instruksi dan mesin akan melakukan pekerjaannya. Selain melakukan pekerjaan, mesin juga akan memperlihatkan kemajuan pekerjaannya dengan sederetan informasi kepada manusia. Dapat terlihat bahwa dalam sistem manusia-mesin terdapat dua interface penting dimana ergonomilah yang memegang peranan penting di dalam hubungan tersebut. Interface pertama adalah display yang dapat menghubungkan kondisi mesin pada manusia, kemudian interface kedua adalah kontrol yang mana manusia dapat menyesuaikan respon dengan feedback yang diperoleh dari display tadi. Jadi antara display dan kontrol harus terdapat interaksi yang saling menyesuaikan.

Tidak ada komentar: