Ialah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu
satu tahun atau satu siklus bisnis).
Tidak ada standar khusus
untuk menentukan besarnya current rasio
yang paling baik. Namun,untuk prinsip kehati-hatian ,maka besarnya current
ratio sekitar 200% atau 2 : 1 dianggap baik. (Martono dan Agus,2005:55) artinya
dengan hasil rasio seperti itu,perusahaan sudah merasa berada di titik aman
dalam jangka pendek.
Current ratio yang tinggi menunjukkan jaminan yang baik atas hutang jangka pendek,
tetapi apabila terlalu tinggi, efeknya terhadap earning power juga
kurang baik atau menjadikan kurang optimal, karena tidak semua modal kerja
dapat didayagunakan. Sedangkan Current ratio yang rendah menunjukkan
jaminan yang rendah atas hutang jangka pendek ini berarti perusahaan kekurangan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang sehingga perusahaan perlu mencari tambahan modal.
Bila kekurangan modal maka akan
mengganggu kinerja perusahaan, karena akan menekan penjualan dan berdampak
menekan laba. Bila kas kecil juga sulit menggunakan dana untuk membeli
persediaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar