Scedulling yang dilakukan dalam pabrik sangat berbeda dengan schedulling proyek. Schedulling dalam pekerjaan
pabrik dilakukan setiap saat baik pada
pabrik yang menggunakan proses produksi continous
maupun yang menggunakan proses produksi
intermittent. Sedangkan pada schedulling
proyek merupakan pekerjaan saat mulai dan selesainya sudah
direncanakan,biasanya dipisahkan dari pekerjaan lain,memiliki volume pekerjaan
yang besar dan hubungan antara aktivitas sangat kompleks.
Schedulling adalah penjadwalan kegiatan dimana penjadwalan
melingkupi kapan memulai, berapa lama pengerjaan tiap tahap kegiatan dan kapan
penyelesaian kegiatan tersebut. Dalam melakukan schedulling erat kaitannya dengan routing, dispatching dan
pembuatan network planning. Routing atau sequencing merupakan penentuan urutan
dalam mengerjakan suatu kegiatan sedangkan dispatching
adalah pembagian wewenang atau tugas kepada karyawan untuk memulai melakukan
kegiatan. Network planning adalah
diagram berupa hubungan antar aktivitas ditunjukkan dengan jaringan kerja
berupa simbol lingkaran untuk awal atau akhir aktivitas dan anak panah untuk
kegiatan (Hani T Handoko, 1992)
Pada pelaksanaan penjadwalan dan penegandalian kontruksi digambarkan
kemajuan yang diperloeh. Kemajuan tersebut di dasarkan pada persentase bobot
prestasi pelaksanan atau produksi, nilai uang yang dibelanjakan, jumlah
kuantitas atau volume pekerjaan, penggunaan sumber daya, jam orang atau tenaga
kerja yang digunakan dan masih banyak lagi yang dapat digunakan sebagai ukuran
(Woodward, 1975)
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan schedulling adalah faktor-faktor yang pada umumnya merupakan
kendala yaitu :
1.Kapasitas sarana dan prasarana
Sarana dan
prasarana yang dimiliki suatu lembaga atau perusahaan biasanya memiliki
kapasitas yang terbatas. Oleh karena itu kita harus mengalokasikan kapasitas
sarana dan prasarana yang tersedia untuk semua pekerjaan yang ada
2.Permintaan
Permintaan
atau kebutuhan konsumen merupakan faktor yang tidak dapat dikuasai perusahaan,
karena datang dari faktor kemauan konsumen sehingga perusahaan sukar untuk mengatur.
Meskipun demikian perusahaan harus sanggup memenuhi selama perusahaan mampu
melakukannya.
3.Bahan baku
atau pembantu
Keterbatasan
bahan baku dan
bahan pembantu menjadi faktor pembatas dalam pelaksanaan proyek sehingga
membatasi pula schedule yang kita
buat.
4.Kapasitas sumber daya manusia
Sumber daya
manusia atau tenaga kerja umumnya juga merupakan faktor pembatas khususnya
dalam penyediaan tenaga ahli. Tenaga ahli sulit ditambah jumlahnya padahal
kapasitas kerja mereke juga terbatas
5.Ketentuan teknis
Ketentuan
teknis adalah prosedur dan syarat pelaksanaan proyek secara teknis. Ketentuan
ini tidak dapat dilanggar, harus diikuti agar penyelesaian proyek tidak
mengalami hambatan.
6.Hari kerja
Hari kerja
yang dibatasi oleh hari minggu, hari libur dan hari-hari yang tidak sepenuhnya
dapat bekerja 100% membatasi dalam pembuatan schedule karenanya dalam melakukan schedulling hanya memuat hari-hari kerja efektif saja.
7.Adanya kendala pendanaan
Kendala biaya
menyangkut ketersediaan dana atau anggaran yang digunakan untuk membiayai
kegiatan proyek, kenaikan biaya produksi dan sebagainya (Pangestu, 2000).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar