Jumat, 16 Desember 2016

Gambaran Perkembangan Gerakan ETA(Euskadi Ta Askatasuna) (skripsi dan tesis)


Kelompok ETA didirikan pada tahun 1959 di kota Bilbao oleh sekelompok mahasiswa. ETA yang merupakan singkatan dari Euskadi Ta’ Askatasuna yang berarti pembebasan tanah Basque. ETA dilambangkan sebagai bentuk nasionalisme mereka sebagai bangsa Basque dan juga merupakan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Spanyol pada masa itu yang kemudian menekan pemerintah ke dalam sebuah konsesi. Selain itu, pendirian ETA juga sebagai corong untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan bagi bangsa Basque. Selain menginginkan nasionalisme Basque, ETA pada umumnya mendukung ideologi Marxisme-Leninnisme yang menjadikan sosialisme sebagai basis perjuangan mereka. ideologi tersebut mengajarkan bahwa satu-satunya jalan untuk mendapatkan kemerdekaan dan kehidupan yang lebih baik yakni melalui jalan revolusi melawan pemerintah. Doktrin ini kemudian dimanifestasikan oleh kelompok ETA dalam bentuk pemberontakan dengan melakukan berbagai aksi-aksi teror terhadap aparatus negara dan telah berlangsung selama 52 tahun (1959-2011). ETA percaya bahwa sebelum mencapai kemerdekaan Basque terlebih dahulu harus dibentuk suatu kesadaran nasional (Nasionalisme Basque) melalui doktrinisasi penderitaan, diskriminasi, dan kemiskinan yang mereka alami sebagai langkah awal menuju masyarakat Basque.          
Struktur organisasi ETA sangat solid dan efisien. Mayoritas anggotasnya tidak diketahui oleh polisi karena hidup berbaur dalam masyarakat tanpa menimbulkan kecurigaan. Konektivitas hubungan internasional ETA sangat luas, dilaporkan bahwa sanya ETA memiliki ikatan kerat dengan Irish Republican Army (IRA). Dalam sejarahnya ETA memiliki jaringan dengan beberapa negara, dimana sebagian anggota ETA melakukan latihan di kamp teroris timur tengah. Selain itu, pemerintah Cuba juga memberikan perlindungan yang aman sekaligus melatih militan ETA. Sejak didirikannya pada tahun 1959, ETA setidaknya telah melakukan aksi teror sebanyak 3300 kali dan tidak melakukan aksi kekerasan sampai pada tahun 1968. Namun  pasca tahun 1968, ETA setidaknya telah membunuh 823 orang dalam kurun waktu 1968 sampai 2000 dan melakukan berapa kali aksi penculikan.[1]
Pada awal perjuangan Basque 1959 ETA masih konsisten terhadap doktrin untuk melakukan separatisme (pemisahan diri) dan memasuki awal tahun 1961 ETA melakukan aksi terornya pertama kali dengan mencoba menggelincirkan gerombolan pendukung Franco yang hendak ke kota San Sebastian untuk merayakan 25 tahun pasca perang saudara (Civil War) di Spanyol. Aksi tersebut merupakan momentum awal “lahirnya” kelompok ETA meskipun aksi tersebut dapat digagalkan. Imbas dari kegagalan tersebut, Franco kemudian bertindak cepat dan brutal, dimana lebih dari seratus anggota ETA ditangkap, disiksa, dan dan dipenjarakan dalam kurun waktu ± 15 tahun. Pasca kegagalan tersebut sebagian besar anggota kelompok ETA melarikan diri ke Perancis, wilayah Basque yang berbatasan dengan Spanyol. Hal ini sekaligus menjadi awal mula terlibatnya suku Basque di Perancis untuk mendukung gerakan.[2]
Pada tahun 1970-an Provinsi Basque merupakan provinsi yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibanding provinsi lainnya di Spanyol, hal ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi Basque . Namun menjelang akhir tahun 1970 -an hal ini kemudian berbalik 180 derajat ketika Spanyol merubah arah kebijakan ekonominya yang lebih liberal. Keterbelakangan teknologi dan pengetahuan warga Basque merupakan faktor utama terjadinya depresi ekonomi di provinsi Basque. Banyak pabrik industri tradisional “dipaksa” untuk gulung tikar dan ratusan ribu pekerja di provinsi Basque harus kehilangan pekerjaan, selain itu dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang masuk ke provinsi Basque membuat posisi warga Basque  semakin termarginalkan.
Pasca perubahan kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh Spanyol, pendapatan per kapita provinsi Basque tetap menjadi yang tertinggi di Spanyol namun kali ini aktifitas ekonomi diwilayah tersebut tidak lagi didominasi oleh orang Basque melainkan dikuasai oleh perusahan-perusahaan dari luar Basque sehingga menimbulkan ekskalasi jumlah pengangguran diwilayah tersebut. Memasuki pertengahan tahun 1970 -an wilayah Basque mempunyai jumlah pengangguran yang sangat tinggi, yang kemudian mencapai puncaknya pada tahun 1990 -an dimana 25% dari penduduk Basque merupakan pengangguran.[3]
Faktor ekonomi merupakan suatu alasan yang memperkokoh keinginan warga Basque, khususnya ETA, untuk mendapatkan kemerdekaannya. Hal ini dapat dilihat dari serangkaian serangan teror yang ditujukan pada otoritas pemerintah Spanyol. Dalam kurun waktu 1973- 2001, dimana pada masa itu wilayah Basque mempunyai tinggat pendapatan per kapita yang tinggi dengan jumlah pengangguran yang mencapai 25% (lihat tabel 2), ETA setidaknya telah melakukan 186 kali aksi teror, baik dengan penculikan, teror bom dan pembunuhan yang memakan 789 korban jiwa.
Spanyol dan Perancis sebenarnya telah melakukan hubungan kerja sama dibidang keamanan yakni dengan pembentukan GAL (Grupo de Leberacion Antiterrorista) pada tahun 1983. GAL merupakan sebuah organisasi militer yang berada dibawah naungan Spanyol khususnya dalam hal intelegen. GAL merupakan kelompok anti-teroris yang beroperasi di wilayah Spanyol-Perancis khususnya di wilayah kelompok ETA bermarkas, yakni diperbatasan kedua negara. GAL bertugas untuk menangkap kelompok ETA yang hendak melarikan diri ke Perancis. Berdasarkan dari kesepakatan kerjasama antara Spanyol-Perancis, Personil GAL bebas keluar masuk perbatasan Spanyol-Perancis tanpa melakukan koordinasi dengan pihak keamanan Perancis untuk mengejar anggota kelompok ETA yang disinyalir melarikan diri ke wilayah Basque yang terletak di Perancis.[4]
GAL dalam perkembangannya dalam memberantas kelompok ETA kemudian menjadi kontroversi dikalangan masyarakat Spanyol dan Perancis. GAL dalam setiap aksinya tak jarang melakukan aksi penculikan dan penyiksaan terhadap anggota- ETA atau aktivis nasionalis Basque. Namun dilain pihak beberapa orang yang dicurigai sebagai anggota kelompok ETA juga ikut ditangkap dan disiksa walaupun pada akhirnya walaupun pada akhirnya mereka tidak terbukti memiliki hubungan dengan kelompok ETA. Pada periode ini (1983-1987) disebut juga sebagai La Guerra Sucia (perang kotor).
GAL tidak memiliki basis ideologi yang jelas layaknya aparatus-aparatus negara lainnya. Satu-satunya tujuan GAL yakni untuk menangkap dan menyerang anggota kelompok ETA dan aktivis nasionalis Basque sehingga memicu kontroversi publik akan nilai-nilai hak asasi manusia. Pada akhirnya GAL kemudian dibubarkan. Dalam proses hukumnya GAL kemudian terkuak bahwa anggota-anggota mereka sebagian besar merupakan tentara bayaran, selain itu pejabat pemerintah yang mengorganisir operasi perang kotor juga menggelapkan uang publik.[5] Pasca pembubaran GAL pada 1987, pemerintah Perancis mengambil langkah tegas terhadap pengungsi Basque yang hendak ke Perancis dengan melakukan penolakan suaka politik. Selain itu pemerintah Perancis juga tidak lagi mengizinkan aparat keamanan Spanyol untuk memasuki wilayah mereka dan hanya akan memfasilitasi pengekstradisian warga Basque Spanyol yang disinyalir sebagai anggota kelompok ETA.
Jauh sebelumnya pada dekade 1970 -an, ETA sebenarnya sempat memiliki dukungan politik oleh partai politik Herri Batasuna (People’s Union) yang mempunyai tujuan politik sama dengan kelompok ETA, yakni hendak memisahkan wilayah Basque dari wilayah territorial Spanyol. Herri Batasuna didirikan pada tahun 1978 yang merupakan suatu koalisi nasionalis sayap kiri di Spanyol. Dalam perjalanannya Herri Batasuna dijadikan sebagai jembatan politik kelompok ETA dalam menyuarakan tuntutannya namun pada tahun 2001 Herri Batasuna berubah menjadi partai Batasuna yang merupakan Koalisi dari partai Herri Batasuna dan Euskal Herritarrok.






Tidak ada komentar: