Kelompok
ETA didirikan pada tahun 1959 di kota Bilbao oleh sekelompok mahasiswa. ETA
yang merupakan singkatan dari Euskadi Ta’ Askatasuna yang berarti pembebasan
tanah Basque. ETA dilambangkan sebagai bentuk nasionalisme mereka sebagai
bangsa Basque dan juga merupakan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah
Spanyol pada masa itu yang kemudian menekan pemerintah ke dalam sebuah konsesi.
Selain itu, pendirian ETA juga sebagai corong untuk mendapatkan sebuah
kemerdekaan bagi bangsa Basque. Selain menginginkan nasionalisme Basque, ETA
pada umumnya mendukung ideologi Marxisme-Leninnisme yang menjadikan sosialisme
sebagai basis perjuangan mereka. ideologi tersebut mengajarkan bahwa
satu-satunya jalan untuk mendapatkan kemerdekaan dan kehidupan yang lebih baik
yakni melalui jalan revolusi melawan pemerintah. Doktrin ini kemudian
dimanifestasikan oleh kelompok ETA dalam bentuk pemberontakan dengan melakukan
berbagai aksi-aksi teror terhadap aparatus negara dan telah berlangsung selama
52 tahun (1959-2011). ETA percaya bahwa sebelum mencapai kemerdekaan Basque
terlebih dahulu harus dibentuk suatu kesadaran nasional (Nasionalisme Basque)
melalui doktrinisasi penderitaan, diskriminasi, dan kemiskinan yang mereka
alami sebagai langkah awal menuju masyarakat Basque.
Struktur
organisasi ETA sangat solid dan efisien. Mayoritas anggotasnya tidak diketahui
oleh polisi karena hidup berbaur dalam masyarakat tanpa menimbulkan kecurigaan.
Konektivitas hubungan internasional ETA sangat luas, dilaporkan bahwa sanya ETA
memiliki ikatan kerat dengan Irish Republican Army (IRA). Dalam sejarahnya ETA
memiliki jaringan dengan beberapa negara, dimana sebagian anggota ETA melakukan
latihan di kamp teroris timur tengah. Selain itu, pemerintah Cuba juga
memberikan perlindungan yang aman sekaligus melatih militan ETA. Sejak
didirikannya pada tahun 1959, ETA setidaknya telah melakukan aksi teror
sebanyak 3300 kali dan tidak melakukan aksi kekerasan sampai pada tahun 1968.
Namun pasca tahun 1968, ETA setidaknya
telah membunuh 823 orang dalam kurun waktu 1968 sampai 2000 dan melakukan
berapa kali aksi penculikan.[1]
Pada
awal perjuangan Basque 1959 ETA masih konsisten terhadap doktrin untuk
melakukan separatisme (pemisahan diri) dan memasuki awal tahun 1961 ETA
melakukan aksi terornya pertama kali dengan mencoba menggelincirkan gerombolan
pendukung Franco yang hendak ke kota San Sebastian untuk merayakan 25 tahun
pasca perang saudara (Civil War) di Spanyol. Aksi tersebut merupakan momentum
awal “lahirnya” kelompok ETA meskipun aksi tersebut dapat digagalkan. Imbas
dari kegagalan tersebut, Franco kemudian bertindak cepat dan brutal, dimana
lebih dari seratus anggota ETA ditangkap, disiksa, dan dan dipenjarakan dalam
kurun waktu ± 15 tahun. Pasca kegagalan tersebut sebagian besar anggota
kelompok ETA melarikan diri ke Perancis, wilayah Basque yang berbatasan dengan
Spanyol. Hal ini sekaligus menjadi awal mula terlibatnya suku Basque di Perancis
untuk mendukung gerakan.[2]
Pada
tahun 1970-an Provinsi Basque merupakan provinsi yang mempunyai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibanding provinsi lainnya di Spanyol, hal ini
didasarkan pada pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita provinsi Basque .
Namun menjelang akhir tahun 1970 -an hal ini kemudian berbalik 180 derajat
ketika Spanyol merubah arah kebijakan ekonominya yang lebih liberal.
Keterbelakangan teknologi dan pengetahuan warga Basque merupakan faktor utama
terjadinya depresi ekonomi di provinsi Basque. Banyak pabrik industri
tradisional “dipaksa” untuk gulung tikar dan ratusan ribu pekerja di provinsi
Basque harus kehilangan pekerjaan, selain itu dengan banyaknya
perusahaan-perusahaan yang masuk ke provinsi Basque membuat posisi warga
Basque semakin termarginalkan.
Pasca
perubahan kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh Spanyol, pendapatan per kapita
provinsi Basque tetap menjadi yang tertinggi di Spanyol namun kali ini
aktifitas ekonomi diwilayah tersebut tidak lagi didominasi oleh orang Basque
melainkan dikuasai oleh perusahan-perusahaan dari luar Basque sehingga
menimbulkan ekskalasi jumlah pengangguran diwilayah tersebut. Memasuki
pertengahan tahun 1970 -an wilayah Basque mempunyai jumlah pengangguran yang
sangat tinggi, yang kemudian mencapai puncaknya pada tahun 1990 -an dimana 25%
dari penduduk Basque merupakan pengangguran.[3]
Faktor
ekonomi merupakan suatu alasan yang memperkokoh keinginan warga Basque, khususnya
ETA, untuk mendapatkan kemerdekaannya. Hal ini dapat dilihat dari serangkaian
serangan teror yang ditujukan pada otoritas pemerintah Spanyol. Dalam kurun
waktu 1973- 2001, dimana pada masa itu wilayah Basque mempunyai tinggat
pendapatan per kapita yang tinggi dengan jumlah pengangguran yang mencapai 25%
(lihat tabel 2), ETA setidaknya telah melakukan 186 kali aksi teror, baik
dengan penculikan, teror bom dan pembunuhan yang memakan 789 korban jiwa.
Spanyol
dan Perancis sebenarnya telah melakukan hubungan kerja sama dibidang keamanan
yakni dengan pembentukan GAL (Grupo de Leberacion Antiterrorista) pada tahun
1983. GAL merupakan sebuah organisasi militer yang berada dibawah naungan
Spanyol khususnya dalam hal intelegen. GAL merupakan kelompok anti-teroris yang
beroperasi di wilayah Spanyol-Perancis khususnya di wilayah kelompok ETA
bermarkas, yakni diperbatasan kedua negara. GAL bertugas untuk menangkap
kelompok ETA yang hendak melarikan diri ke Perancis. Berdasarkan dari
kesepakatan kerjasama antara Spanyol-Perancis, Personil GAL bebas keluar masuk
perbatasan Spanyol-Perancis tanpa melakukan koordinasi dengan pihak keamanan
Perancis untuk mengejar anggota kelompok ETA yang disinyalir melarikan diri ke
wilayah Basque yang terletak di Perancis.[4]
GAL
dalam perkembangannya dalam memberantas kelompok ETA kemudian menjadi
kontroversi dikalangan masyarakat Spanyol dan Perancis. GAL dalam setiap
aksinya tak jarang melakukan aksi penculikan dan penyiksaan terhadap anggota-
ETA atau aktivis nasionalis Basque. Namun dilain pihak beberapa orang yang
dicurigai sebagai anggota kelompok ETA juga ikut ditangkap dan disiksa walaupun
pada akhirnya walaupun pada akhirnya mereka tidak terbukti memiliki hubungan
dengan kelompok ETA. Pada periode ini (1983-1987) disebut juga sebagai La
Guerra Sucia (perang kotor).
GAL
tidak memiliki basis ideologi yang jelas layaknya aparatus-aparatus negara
lainnya. Satu-satunya tujuan GAL yakni untuk menangkap dan menyerang anggota
kelompok ETA dan aktivis nasionalis Basque sehingga memicu kontroversi publik
akan nilai-nilai hak asasi manusia. Pada akhirnya GAL kemudian dibubarkan.
Dalam proses hukumnya GAL kemudian terkuak bahwa anggota-anggota mereka
sebagian besar merupakan tentara bayaran, selain itu pejabat pemerintah yang
mengorganisir operasi perang kotor juga menggelapkan uang publik.[5] Pasca
pembubaran GAL pada 1987, pemerintah Perancis mengambil langkah tegas terhadap
pengungsi Basque yang hendak ke Perancis dengan melakukan penolakan suaka
politik. Selain itu pemerintah Perancis juga tidak lagi mengizinkan aparat
keamanan Spanyol untuk memasuki wilayah mereka dan hanya akan memfasilitasi
pengekstradisian warga Basque Spanyol yang disinyalir sebagai anggota kelompok
ETA.
Jauh
sebelumnya pada dekade 1970 -an, ETA sebenarnya sempat memiliki dukungan
politik oleh partai politik Herri Batasuna (People’s Union) yang mempunyai
tujuan politik sama dengan kelompok ETA, yakni hendak memisahkan wilayah Basque
dari wilayah territorial Spanyol. Herri Batasuna didirikan pada tahun 1978 yang
merupakan suatu koalisi nasionalis sayap kiri di Spanyol. Dalam perjalanannya
Herri Batasuna dijadikan sebagai jembatan politik kelompok ETA dalam
menyuarakan tuntutannya namun pada tahun 2001 Herri Batasuna berubah menjadi
partai Batasuna yang merupakan Koalisi dari partai Herri Batasuna dan Euskal
Herritarrok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar