Jual beli
tanah pertanian dapat dilakukan oleh para pihak jika telah memenuhi
syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat tersebut harus dipenuhi oleh para pihak
agar jual beli menjadi sah menurut hukum. Syarat jual beli tanah pertanian
dibagi 2 yaitu syarat umum dan syarat khusus.
Syarat umum
adalah syarat yang harus dipenuhi dalam jual beli tanah pada umumnya. Syarat
umum ini tidak hanya harus ada dalam jual beli tanah pertanian saja tetapi
berlaku juga dalam jual beli tanah non-pertanian.
1. Syarat-syarat Umum Jual Beli Tanah
Pertanian
Syarat-syarat
umum yang harus dipenuhi di dalam melakukan jual beli tanah pertanian antara
lain :
a. Tanah pertanian tidak dalam sengketa.
b. Tanah pertanian yang akan
diperjual-belikan tersebut milik penjual.
c. Tanah pertanian tersebut tidak dibebani
hak tanggungan.
d. Jual beli tanah pertanian tersebut harus
dengan persetujuan dari pasangannya jika penjual sudah menikah.
e. Jual beli tanah pertanian tersebut harus
ada surat kuasa jika salah satu pihak atau para pihak mengkuasakan jual beli
tersebut kepada orang lain.
2. Syarat-syarat Khusus Jual Beli Tanah
Pertanian
Syarat-syarat
khusus yang harus dipenuhi di dalam melakukan jual beli tanah pertanian antara
lain :
a. Jual beli tanah pertanian tidak boleh
dilakukan jika pemilikan tanah pertanian tersebut menyebabkan pemilik tanah
pertanian yang baru menjadi pemegang hak atas tanah yang melebihi maksimum
penguasaan tanah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Jual beli tanah pertanian tidak boleh
dilakukan jika pemilikan tanah pertanian tersebut menyebabkan pemilik tanah
pertanian yang baru menjadi pemegang hak atas tanah absentee menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan ini ada pengecualiannya
yaitu :
1) Jual beli tanah pertanian dapat dilakukan
secara absentee jika tempat tinggal pembeli tanah tersebut memungkinkan pembeli
tanah untuk mengerjakan tanahnya secara efesien.
2) Bagi Pegawai Negeri dan ABRI boleh membeli
tanah pertanian secara absentee dalam jangka waktu 2 tahun menjelang pensiun
seluas 2/5 hektar.
c. Jual beli tanah pertanian tidak boleh
dilakukan jika jual beli tersebut menyebabkan bertambahnya jumlah pemilik tanah
pertanian yang kurang dari 2 hektar.
d. Pembeli tanah pertanian tidak akan
menelantarkan tanah pertaniannya.
Alasan
diberlakukannya pelarangan jual beli tanah pertanian tersebut adalah untuk
mewujudkan adanya prinsip bahwa setiap orang dan badan hukum yang mempunyai
sesuatu hak atas tanah pertanian pada asasnya diwajibkan mengerjakan atau
mengusahakannya sendiri secara aktif dengan mencegah cara-cara pemerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar