Menurut Havighurst, (dalam Hurlock, 1999) ciri masa remaja
antara lain:
1.
Masa
remaja sebagi periode yang penting
Remaja mengalami
perkembangan fisik dan mental yang cepat dan penting di masa semua perkembangan
itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, minat dan
nilai baru
2. Masa remaja sebagai masa peralihan
Peralihan tidak
berarti putus dengan atau berubah dari apa yang telah terjadi sebelumnya,
tetapi peralihan merupakan perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap
perkembangan berikutnya, dengan demikian dapat diartikan bahwa apa yang terjadi
sebelumnya akan meninggalkan bekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan
datang serta mempengaruhi pola perilaku dan sikap yang baru pada tahap
berikutnya
3. Masa remaja sebagai periode perubahan
Tingkat
perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa belajar sejajar dengan tingkat
perubahan fisik. Perubahan fisik yang terjadi dengan pesat diikuti dengan
perubahan perilaku dan sikap yang berlangsung pesat. Perubahan fisik menurun
maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun
4. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Setiap periode
mempunyai masalah-masalah sendiri namun masalah maa remaja sering terjadi
masalah yang sulit diatasai baik oleh remaja laki-laki maupun perempuan. Ada
dua alasan bagi kesulitan ini yaitu:
a. Sepanjang masa anak-anak, masalah anak-anak sebagaian
diselesaikan oleh orang tua dan guru sehingga kebanyakan remaja tidak
berpengalaman dalam mengatasi masalah
b.
Remaja
merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri menolak
bantuan orang tua dan guru
5. Masa remaja sebagai masa mencari indentitas
Pencarian
identitas di mulai ketika masa kanak-kanak, penyesuaian diri dengan standar
kelompok lebih penting daripada bersikap individualistis. Penyesuaian diri
dengan kelompok pada masa remaja awal masih tetap penting bagi anak laki-laki
dan perempuan namun lambat laun mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan
orang lain.
6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Anggapan
stereotype budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat
dipercaya dan cenderung merusak dan berperilaku merusak menyebabkan orang
dewasa yang harus memebimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut
bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang
normal.
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja pada masa
ini melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan
bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. Remaja akan sakit hati
dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau ia tidak berhasil
mencapai tujuan yang ditetapkannya sendiri
8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
Semakin
mendekatnya usia kematangan, para remaja menjadi gelisah untuk meningglakan
stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir
dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan
status dewasa yaitu merokok, minum minuman keras, emnggunakan obat-obatan an
terlibat dalam perbuatan seks. Mereka menganggap bahwa perilaku ini akan
memberi citra yang mereka inginkan.
Sesuai
dengan pembagian usia remaja, menurut Monks (1999) maka terdapat tiga tahap
proses perkembangan menuju kedewasaan yang disertai dengan karateristik:
1. Remaja awal (12-15 tahun)
pada tahap ini,
remaja masih heran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat
tertarik pada lawan jenisdan mudah terangsang secara erotis. Kepekaaan yang
berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan
menambahkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.
2.
Remaja
madya (15-18 tahun)
pada tahap ini,
remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada kecenderungan narsistik yaitu
mencintai dirinya sendir dengan cara menyukai teman-teman yang mempunyai sifat
sama dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi kebingungan
karena masih ragu harus memeilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.
3.
Remaja
akhir (18-21 tahun)
tahap ini adalah masa
mendekati masa kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian:
a.
minat
yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek
b.
efonya
mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru.
c.
Terbentuknya
identitas seksual yang tidak akan berubah lagi
d.
Egosentrisme
(terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan
antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain
e.
Tumbuh
dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat umum
Keniston (dalam Santrock, 2003) menggunakan
istilah masa muda sebagai masa transisi antara remaja dan dewasa yang merupakan
waktu ketergantungan ekonomi dan pribadi. Batasan ini diambil
karena dalam perkembangannya antara masa remaja dan masa dewasa semakin lama
semakin kabur. Pertama, karena sebagian remaja tidak melanjutkan sekolah
melainkan bekerja atau menikah di usia remaja sehingga dengan begitu mereka
akan memasuki dunia orang dewasa pada usia remaja. Kalau dalam keadaan ini
dapat dikatakan masa remaja yang diperpendek, maka keadaan yang sebaliknya
dapat disebut sebagai masa remaja yang diperpanjang, yaitu apabila sesudah masa
remaja sesorang masih tinggal dan menjadi tanggungan orangtuanya. Misalnya
mahasiswa yang berusia 24 tahun namun masih dibiayai oleh orangtuanya, dengan
begitu otoritas masih ada pada orangtua. (Monks, 2006).
Berdasarkan uraian di atas dapat di
ambil kesimpulan bahwa masa remaja adalah merupakan periode yan penting dimana
didalamnya merupakan gabungan antara periode peralihan, periode perubahan, usia
yang bermasalah, mencari indentitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa
tidak realistik, masa ambang kedewasaan. Sedangkan kekhususan pada tugas
perkembangan seksual maka pada masa ini mulai terjadinya perubahan baik secara
sosial, fisik, dan mental terhadap hal-hal seksual
a. Perkembangan
Sosial
Masa remaja merupakan masa yang paling banyak
mengalami perubahan dalam segi sosial. Apabila dimasa kanak-kanak mereka masih
sangat tergantung pada orangtuanya maka pada masa remaja mereka berusaha
melepaskan diri dari orangtua dan berusaha menemukan dirinya, mencapai otonomi
diri dan mendapat pengakuan serta ingin bersikap mandiri (Hurlock,1994).
Masrers dkk (1986) mengatakan bahwa periode remaja
adalah masa yang sulit dan banyak perubahan. Pada masa ini terdapat tuntutan
secara psikososial yang meliputi banyak hal yaitu: remaja menjadi lebih mandiri
dari orangtua, lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya, dapat
bertanggungjawab terhadap diri sendiri, dan yang paling penting pada masa
remaja mereka harus dapat menguasai peran sesuai dengan jenis kelaminnya. Tugas
remaja dalam peran seksualitasnya antara lain: belajar mengendalikan perasaan
dan perilaku seksual, mempelajari berbagai persoalan dalam aktivitas seksual
dan mempelajari bagaimana mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar