Menurut Gratz dan Roemer (2004) ada empat
aspek yang digunakan untuk menentukan kemampuan regulasi emosi seseorang yaitu
:
a.
Strategies
to emotion regulation (strategies) ialah keyakinan individu untuk dapat mengatasi suatu
masalah, memiliki kemampuan untuk menemukan suatu cara yang dapat mengurangi
emosi negatif dan dapat dengan cepat menenangkan diri kembali setelah merasakan
emosi yang berlebihan.
b.
Engaging
in goal directed behavior (goals) ialah kemampuan
individu untuk tidak terpengaruh oleh emosi negatif yang dirasakannya sehingga
dapat tetap berpikir dan melakukan sesuatu dengan baik.
c.
Control
emotional responses (impulse) ialah kemampuan individu untuk dapat
mengontrol emosi yang dirasakannya dan respon emosi yang ditampilkan (respon
fisiologis, tingkah laku dan nada suara), sehingga individu tidak akan
merasakan emosi yang berlebihan dan
menunjukkan respon emosi yang tepat.
d.
Acceptance
of emotional response (acceptance) ialah kemampuan
individu untuk menerima suatu peristiwa yang menimbulkan emosi negatif dan
tidak merasa malu merasakan emosi tersebut.
Garnefski et al. (2001) (Dalam Karista,
2005) mengemukakan bahwa regulasi emosi melibatkan aspek biologis, sosial,
perilaku, dan proses kognitif baik yang disadari maupun yang tidak disadari.
Menarik napas panjang ketika stress merupakan contoh regulasi emosi dalam aspek
biologis. Dalam aspek sosial, regulasi emosi dilakukan dengan membangun
hubungan interpersonal dengan orang lain dan mencari sumber dukungan. Dalam
aspek perilaku, emosi diregulasi dengan melakukan berbagai perilaku yang
bertujuan agar kondisi yang dialami seseorang tidak memberikan pengaruh negatif
pada dirinya. Terakhir emosi dapat diregulasi melalui proses kognitif tidak
sadar (seperti: denial, projection) dan sadar (blamming others, rumination, dan
sebagainya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar