Aggressive
driving dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu: instrumental aggression dan emotional aggression. Instrumental aggression
adalah perilaku mendahului kendaraan dari jarak yang
sempit dan beresiko untuk terjadinya
kecelakaan. Pengemudi melakukan hal tersebut dengan tujuan hanya
untuk mendahului. Sedangkan emotional aggression adalah perilaku mendahului
kendaraan dengan jarak yang cukup tetapi dengan kecepatan
yang tinggi dengan tujuan
untuk mengejar kendaraan didepan karena adanya pelecehan yang
mengganggu emosi pengendara (Zingale, 2008).
Menurut Johnson, Stardiling, dan Meandows (Pardiningsih,
2008), beberapa aspek yang terkandung dalam aggressive driving antara lain:
a.
Lapse adalah kesalahan yang tidak tampak saat sedang
berperilaku, terkait dengan hilangnya konsentrasi saat akan menetapkan jalur
yang akan ditempuh untuk mencapai suatu tujuan (tempat) ketika sedang
mengemudi. Lapse terjadi lebih dahulu sebelum error. Selain itu lapse
seringkali merupakan sumber dari ketidaknyamanan para pengemudi, tetapi
bukan salah satu yang membahayakan jiwa. Beberapa sumber menyatakan bahwa
sebagian besar yang melakukan lapse adalah pengemudi wanita. Secara
spesifik umur juga mempengaruhi hal ini. Sebagai contoh ketika seseorang lupa
atau tidak mengetahui secara pasti
dimana letak lapangan atau tempat parkir dan tidak ingat rute jalan yang dituju
ketika berkendara.
b.
Error adalah perilaku menyimpang ataupun kesalahan yang
dilakukan tanpa sengaja. Error merupakan salah satu contoh kesalahan
pengemudi pada pelaksanaannya walaupun sebelumnya telah direncanakan oleh
pengemudi tersebut. Contohnya, ketika seseorang salah memberi tanda ketika akan
berbelok dan menyalip kendaraan lain dari sebelah kiri.
c.
Violation adalah dengan sengaja melakukan kesalahan dengan maksud
melanggar hukum. Violation merupakan salah satu bentuk perilaku yang
secara tipikal mengarah pada aggressive driving. Dalam hal ini violation
lebih didefinisikan sebagai bentuk penyimpangan yang disengaja. Violation
merupakan penyimpangan norma-norma dan perilaku mengemudi di jalan. Sebagai
contoh seorang pengemudi yang memacu kendaraannya dengan kecepatan yang tinggi
dan melanggar rambu-rambu lalu lintas karena berkendara dalam keadaan mabuk
(dalam pengaruh alkohol). Contoh lainnya yaitu ketika seorang pengemudi
memotong atau berpindah jalur dengan tiba-tiba ketika terjebak macet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar