Kepemimpinan menurut
ajaran Islam merupakan kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan
jalan yang diridhoi Allah SWT. Dari arti lain secara empiris bahwa kepemimpinan
merupakan proses yang berisi rangkaian kegiatan yang saling pengaruh
mempengaruhi berkesinambungan dan berarah pada satu tujuan tertentu.
Dalam sejarah kehidupan
manusia sudah banyak pengalaman kepemimpinan yang dapat dipelajari, pengalaman
itu perlu dianalisis untuk mendapatkan butir-butir yang berharga dan dapat
dimanfaatkan dalam usaha mewujudkan kepemimpinan yang efektif dan diridhoi
Allah SWT pada masa sekarang dan masa datang.[1]
Untuk memahami salah
satu konsep dasar kepemimpinan dalam Islam adalah melalui pendekatan normatif.
Pendekatan ini bersumber pada Al-Qur’an
dan Hadits yang terbagi atas empat prinsip pokok yaitu ;
1.
Prinsip tanggung jawab
2.
Prinsip etika tauhid
3.
Prinsip keadilan
4.
Prinsip kesederhanaan
Muslim yang mendapat
amanah sebagai eksekutif akan menunjukkan nilai-nilai moral seperti
keteladanan, nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang membawa kebahagian akhirat,
sehingga mereka akan memimpin berdasarkan prinsip. Memimpin bukan hannya
mempengaruhi agar orang lain mengikuti apa yang dinginkannya. Bagi seorang
muslim memimpin berarti memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai
kerohanian. Mereka menampilkan diri sebagai teladan dan memberikan inspirasi
bagi bawahannya untuk melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan tugas, sehingga
mereka memimpin berdasarkan visi atau mampu melihat dan mampu menjangkau kemasa
depan.[2]
Sebagai umat Islam
contoh yang paling ideal untuk diikuti adalah Rosululloh SAW, beliau mamiliki
sifat yang membuatnya disukai oleh setiap orang yang berhubungan dengannya dan
yang membuatnya menjadi pujaan para pengikutnya. Allah SWT berfirman :
Adapun sifat ideal
pemimpin dalam perspektif Islam adalah[4]
:
1.
Harus mampu dan
mengendalikan dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain.
2.
Memiliki kemampuan pemikiran
yang baik karena seorang pemimpin itu dipilih dari orang-orang dengan kualitas
yang baik,
3.
Memiliki konsep relasi
yang baik karena seorang pemimpin harus mampu menjembatani berbagai perbedaan
yang ada ditengah-tengah masyarakat,
4.
Visinya adalah
al-Qur’an misinya adalah menegakkan kebenaran,
5.
Memiliki sifat tawadu’
dan sifat mawas diri dalam mengemban amanah Allah SWT karena pada prinsipnya
kepemimpinan itu bukan saja harus dipertanggungjawabkan didepan lembaga formal
saja akan tetapi yang lebih penting lagi dihadapan Allah,
6.
Memiliki sifat sidiq
(benar), amanah (terpercaya), tabliq (menyampaiak apa adanya), fathonah
(pandai), serta menyadari sepenuhnya bahwa Allah memberikan karunia kemampuan
yang berbeda-beda bagi setiap orang serta memerintah dengan rasa syukur dan
ikhlas.
Kepribadian seseorang
pada dasarnya bersifat subjektif, karena berisi tentang konsep diri yang
berpengaruh pada sikap dan tingkah laku yang ditampilkannya. Sedangkan
kepemimpinan yang dimaksud dalam kepemimpinan adalah sikap dan prilaku yang
ditampilkan secara berulang-ulang yang dikategorikan sama dari banyak orang
oleh seseorang dianggap sebagai kepribadian yang objektif atau yang sebenarnya
dari orang tersebut. Sikap dan prilaku itu memberikan gambaran mengenai
sifat-sifat khas, watak, kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki sebagai isi
kepribadian seseorang.[5]
Dengan memperhatikan
pengertian imamah diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan kepemimpinan (Imamah) adalah tanggung jawab umum yang
diberikan kepada manusia sebagai penerus fungsi kenabian yang bertujuan
mengatur agama maupun dunia demi kemaslahatan umat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar