Ada beberapa metode dalam melakukan penilaian
kinerja. Metode tersebut antara lain ( Sri Budi Cantika Yuli, 2005 )
1. Graphics Rating
Scale
yaitu dengan
menggunakan formulir yang berisi sejumlah sifat dan ciri hasil karya yang harus
dinilai. Skala penilaian dibedakan oleh: sampai seberapa tepat kategori
didefinisikan, sampai seberapa orang yang menafsirkan penilaian itu dapat
memberitahukan tanggapan apakah yang dimaksud oleh penilai, dan sampai seberapa
telitikah dimensi hasil karya didefinisikan bagi penilai.
Skala penilaian yang biasa digunakan
adalah (a), (b), (c), (d) dan seterusnya dengan memberikan penjelasan pada
masing-masing skala. Misalnya sangat baik untuk (a) dan tidak baik untuk (d).
Faktor yang dinilai dibedakan dalam dua kelompok yaitu yang berkaitan dengan
pekerjaan dan berkaitan dengan karakteristik pekerjaan. Metode ini adalah
metode yang sangat sederhana dan dapat digunakan untuk menilai beberapa
karyawan sekaligus sehingga paling banyak digunakan oleh banyak organisasi.
2. Critical Incident
Method
Dilakukan dengan
membuat satu catatan tentang contoh-contoh yang luar biasa baik atau tidak
diinginkan dari perilaku yang berhubungan dengan kerja seorang karyawan dan
meninjaunya bersama karyawan pada waktu yang telah ditentukan. Dengan metode
ini penilai melakukan penilaian pada saat kritis saja, yaitu pada waktu
perilaku karyawan dapat membuat bagiannya sangat berhasil atau bahkan
sebaliknya.
3. Descriptive Essays
Dimana penilai harus
menguraikan pokok-pokok kekuatan dan kelemahan orang yang dinilai. Metode ini
hanya memberi sedikit kesempatan untuk membandingkan orang-orang yang dinilai.
4. Ranking Methods
Dilakukan
dengan memberikan peringkat pada masing-masing bawahan yang dinilai menurut
nilai relatif mereka bagi organisasi atau unit mengenai satu dimensi hasil
kerja atau lebih. Yang pertama dilakukan adalah mencari orang yang paling baik
hasil kerjanya dan yang paling buruk untuk dijadikan peringkat pertama dan
terakhir pada daftar peringkat. Kemudian dicari lagi orang yang kerjanya nomor
dua paling baik dan nomor dua paling buruk untuk selanjutnya dimasukan ke dalam
daftar peringkat, demikian seterusnya.
5. Forced Distribution
Dimana penilai
menggolongkan sejumlah karyawan yan dinilai ke dalam klasifikasi
berbedabeda berdasarkan berbagai faktor yang berbeda pula. Sebagai contoh,
karyawan dikelompokan ke dalam lima kategori sebagai berikut :
a.
15%
berkinerja tinggi
b.
20%
berkinerja rata-rata tinggi
c.
30%
berkinerja rata-rata
d.
20%
berkinerja rata-rata rendah
e.
15%
berkinerja rendah
6.
Weighted
Checklist
Yaitu dengan memberikan sejumlah pernyataan yang
menjelaskan beraneka macam dan tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu
atau suatu kelompok pekerjaan tertentu. Setiap pertanyaan memiliki bobot atau
nilai tersendiri dimana penilai mengevaluasi bawahan dengan mengecek pernyataan
yang ada di dalam checklist dimana pernyataan-pernyataan tersebut menjelaskan
perilaku seseorang. Penilai harus berpikir dari segi perilaku pekerjaan khusus.
7.
Paired Comparison Method
Dilakukan dengan membuat peringkat untuk
masing-masing karyawan untuk selanjutnya dipasangkan dengan karyawan lainnya.
8.
Behaviorally Anchored Rating Scale
Yaitu dengan mematok angka graphics rating
scale tertentu untuk membantu penilai dalam melakukan penilaian. Patokan
yang telah dibuat tidak untuk digunakan sebagai checklist dalam arti bahwa
karyawan yang diamati selalu melakukan perilaku seperti yang tertera di daftar,
melainkan hanya merupakan contoh dari perilaku yang mungkin dapat diharapkan
dari seorang karyawan pada tingkatan tertentu dari prestasi kerjanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar