Sabtu, 24 November 2012

Judul Skripsi Kedokteran: Masalah Pengadaan Air

Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Yang disebut secara umum dengan pengadaan air bersih adalah meliputi penyediaan sumber-sumbernya, pengolahan air menurut prinsip sanitasi, penyaluran kepada konsumen, maupun pengawasan kualitas airnya. Dengan pengertian pengadaan air bersih adalah air bersih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga (air minum), rumah tangga maupun umum (Slamet Ryadi, 1986: 42).
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150 – 200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Budiman Chandra, 2007: 39).
Masalah pengawasan kualitas air dapat dimonitor melalui prosedur pemeriksaan secara berkala baik dari segi biologis, khemis, maupun fisis.
1.      Syarat-syarat Air Bersih
Agar manusia tidak menerima akibat buruk dari penggunaan air, maka harus mengenal syarat-syarat air yang dapat digolongkan sebagai air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut Notoatmodjo (1996: 153) pada dasarnya air dikatakan air bersih, apabila telah memenuhi 3 persyaratan:
a.       Syarat fisik, artinya air tersebut bening (tidak berwarna), tidak berasa, suhu di bawah suhu udara di luarnya.
b.      Syarat bakteriologis, harus terbebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Setelah melalui pemeriksaan, maka sekurang-kurangnya dalam 90% dari jumlah contoh air yang dikumpulkan tidak terdapat bakteri golongan coli.
c.       Syarat kimia, air harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia.
2.      Parameter Kualitas Air
Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Air minum pun seharusnya tidak mengandung kuman patogen dan segala makhluk yang membahayakan bagi kesehatan manusia. Tidak mengandung zat kimia  yang dapat mengubah fungsi tubuh, tidak dapat diterima secara estetis dan dapat merugikan secara ekonomis. Air itu seharusnya tidak korosif, tidak meninggalkan endapan pada seluruh jaringan distribusinya. Pada hakekatnya tujuan ini dibuat untuk mencegah terjadinya serta meluasnya penyakit bawaan air (Juli Soemirat, 1994: 110).
Menurut Juli Soemirat, (1994: 111-117), parameter pengukuran kualitas air selalu dibagi kedalam beberapa bagian sebagai berikut:


a.       Parameter Fisis
1)      Bau
Bau pada air dapat memberikan petunjuk akan kualitas air. Bau air bergantung dari sumbernya, dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan air yang hidup maupun yang sudah mati.
2)      Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya berasal dari lapukan batuan dan logam, sedangkan organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Bakteri juga merupakan zat organik tersuspensi sehingga pertambahannya akan menambah kekeruhan air.
3)      Rasa
Air minum biasanya tidak memberi rasa / tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
4)      Temperatur
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada saluran atau pipa, menghambat reaksi-reaksi biokimia di dalam saluran, mikroorganisme tidak berkembangbiak dan apabila diminum dapat menghilangkan dahaga.
5)      Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alas an estetis dan untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mokroorganisme yang berwarna. Warna dapat disebabkan adanya tanin dan asam humat yang terdapat secara alamiah di air rawa. Warna juga dapat berasal dari buangan industri.
b.      Parameter Kimia
1)      Air raksa (Hg)
Air raksa adalah metal yang menguap pada temperatur kamar. Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi dalam hati, ginjal, limpa dan tulang. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala susunan saraf pusat seperti kelainan kepribadian, pikun, imsomnia, iritasi, depresi, dan rasa ketakutan.
2)      Aluminium (Al)
Aluminium adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak digunakan, sehingga banyak terdapat di lingkungan dan didapat pada berbagai jenis makanan. Dalam dosis tinggi dapat menimbulkan luka pada usus. Al dalam bentuk debu dapat diakumulasi dalam paru-paru, dapat pula menyebabkan iritasi kulit, selaput lender, dan saluran pernafasan.
3)      Arsen (As)
Arsen adalah metal yang mudah patah, berwarna keperakan, dan sangat toksik. As elemental di dapat di alam dalam jumlah yang sangat terbatas, terdapat bersama-sama Cu, sehingga didapatkan sebagai produk sampingan pabrik peleburan Cu. Keracunan As pada manusia dapat menyebabkan muntaber disertai darah, disusul dengan koma, dapat menyebabkan kematian.
4)      Barium (Ba)
Barium juga suatu metal, berwarna putih. Barium banyak terdapat di lingkungan. Dalam bentuk debu Ba dapat diakumulasi dalam paru-paru dan dapat menyebabkan fibrosis. Keracunan Ba dapat menghentikan otot-otot jantung dalam waktu 1 jam. Pada fase akhir keracunan dapat terjadi kelumpuhan urat saraf.
5)      Besi (Fe)
Besi atau Ferrum adalah metal berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Di alam terdapat sebagai hematite. Di air minum Fe menimbulkan rasa, warna kuning, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, dan kekeruhan. Dalam dosis besar Fe dapat merusak dinding usus. Debu Fe dapat diakumulasi dalam alveoli, dan menyebabkan berkurangnya fungsi paru-paru.
6)      Fluorida (F)
Fluor adalah halogen yang sangat reaktif, karenanya di alam selalu didapat dalam bentuk senyawa. Fluorida anorganik bersifat lebih toksik dan lebih iritan daripada yang organik. Keracunan F menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi fluorosis pada gigi serta kerangka, dan gangguan pencernaan yang disertai dengan dehidrasi, cacat tulang, kelumpuhan, dan kematian.
7)      Cadmium (Cd)
Cadmium adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd sangat beracun bagi manusia, keracunan akut akan menyebabkan gejala gasterointestinal dan penyakit ginjal.
8)      Kesadahan (CaCo3)
Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa. Kesadahan yang tinggi disebabkan oleh sebagian besar oleh Calcium, Magnesium, Strontium, dan Ferrum. Masalah yang dapat timbul adalah sabun sulit membusa.
9)      Khlorida
Khlorida adalah senyawa halogen khlor (Cl). Toksisitasnya tergantung pada gugus senyawa. Dalam jumlah banyak, Cl akan menimbulkan rasa asin, korosi pada pipa sistem penyediaan air panas.
10)  Khromium (Cr)
Khromium adalah metal kelabu yang keras. Cr tidak toksik, tetapi senyawanya sangat iritan dan korosif, menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan selaput lender. Inhalasi Cr dapat menimbulkan kerusakan pada tulang hidung. Di dalam paru-paru Cr dapat menimbulkan kanker.

11)  Mangan (Mn)
Mangan adalah metal kelabu kemerahan. Dalam air juga menyebabkan warna ungu atau hitam. Keracunan seringkali bersifat khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul imsomnia, lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng.
12)  Natrium (Na)
Natrium sangat reaktif, karenanya bila berada di dalam air akan terdapat sebagai suatu senyawa. Natrium sendiri bagi tubuh tidak merupakan benda asing, tetapi tonisitasnya tergantung pada gugus senyawanya.
13)  Nitrat, Nitrit
Nitrat dan nitrit dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan GI (Gastero Intestinal), Diare campur darah, disusul konvulsi koma, dan kematian. Keracunan khronis menyebabkan depresi umum, sakit kepala, dan gangguan mental.
14)  pH
Air minum sebaiknya netral, tidak asam atau basa, untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat, dan korosi jaringan distribusi air minum. Air adalah bahan pelarut yang sangat baik, maka dibantu dengan pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang dilaluinya.

15)  Seng (Zn)
Tubuh memerlukan Zn untuk proses metabolisme, tetapi dalam kadar tinggi dapat bersifat racun. Di dalam air dapat menimbulkan rasa kesat, dan dapat menyebabkan gejala muntaber. Seng menyebabkan warna air menjadi opalescent, dan bila dimasak akan timbul endapan seperti pasir.
16)  Sianida (Cn)
Sianida adalah senyawa Sian (Cn) yang dikenal sebagai racun. Di dalam tubuh akan menghambat pernapasan jaringan, sehingga terjadi asphyxia, orang merasa tercekik dan cepat diikuti oleh kematian.
17)  Sulfat
Sulfat bersifat iritan bagi saluran gastro-intestinal, bila dicampur dengan Magnesium atau Natrium. Jumlah MgSO­­4 yang tidak terlalu besar sudah dapat menimbulkan diare.
18)  Tembaga (Cu)
Tembaga sebetulnya diperlukan dalam perkembangan tubuh manusia tetapi dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala GI (Gastero Intestinal), SSP (Susunan Saraf Pusat), Ginjal dan hati. Dalam dosis rendah menimbulkan rasa kesat, warna, korosi pada pipa, sambungan, dan peralatan dapur. 
19)  Timbal (Pb)
Timbal adalah metal kehitaman. Pb merupakan racun sistemik dan keracunan Pb akan menimbulkan gejala rasa logam di mulut, garis hitam pada gusi, anorexia, muntah-muntah, kelumpuhan, kebutaan dan lain sebagainya.
20)  Zat padat terlarut (TDS = Total Disolved Solid)
TDS biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut.
1.      Hubungan  Air Kotor dengan Kesehatan
Menurut Ichsan (1979: 38-39), Air kotor adalah air yang sudah dicemari. Secara kimia mungkin air tersebut mengandung zat-zat kimia yang membahayakan. Secara bakteriologi, air tersebut mengandung berbagai bakteri penular penyakit. Secara fisik, air tersebut telah berubah, terutama warnanya. Air kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit yang biasa dikenal dengan “Water Borne Diseases”. Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh air kotor antara lain:
a.       Penyakit Perut: Kholera/ Diare (muntah berak), Disentri, Thyphus
b.      Penyakit Cacing
c.       Penyakit Mata
d.      Keracunan

Tidak ada komentar: