Diabetes Mellitus
adalah kelainan metabolisme yang ditandai terutama oleh hiperglikemia akibat
defisiensi relatif atau absolut. Hiperglikemia timbul karena terhambatnya
penyerapan glukosa ke dalam sel serta
gangguan metabolisme. Defisiensi ini disebabkan oleh berkurangnya produksi
insulin oleh pankreas, penurunan respons tubuh terhadap insulin atau produksi
hormon antagonis insulin. Hiperglikemia timbul karena penyerapan glukosa ke
dalam sel terhambat serta metabolismenya terganggu.
Diabetes Mellitus
menurut Ganong (1999) ditandai dengan poliuria, polidipsia dan berat badan yang
kurang meskipun polifagia (nafsu makan bertambah), hiperglikemia, glukosuria,
ketosis, dan koma. Terdapat kelainan biokimiawi yang amat luas namun efek pokok
yang mendasari semua abnormalitas yang lain adalah berkurangnya glukosa yang
masuk ke berbagai jaringan perifer dan bertambahnya jumlah glukosa yang
dilepaskan dalam darah (glukoneogenesis hati yang meningkat). Dengan demikian
timbul kelebihan glukosa ekstrasel dan defisiensi glukosa intrasel. Jumlah asam
amino yang masuk ke dalam otot pun berkurang sedangkan pemecahan lemak
meningkat.
Dalam
keadaan normal kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme
sempurna menjadi CO2 dan air 5 %. Diubah menjadi glikogen dan
kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses
tersebut terganggu sehingga sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi
darah dan energi terutama diperoleh dari metabolisme protein dan lemak (Ganong,
1999).
Diabetes
Mellitus dapat dicegah dengan pengaturan diet karbohidrat yang baik dan
dilakukannya gerak badan secara teratur dan cukup (Guyton, 1994).
Secara umum diabetes dapat
dibagi atas dua jenis yaitu :
a. IDDM (Insulin
Dibetes Mellitus), juga dikenal sebagai diabetes tipe 1.
Penderita diabetes ini yaitu
diabetes yang tergantung insulin. Penyakit pada tipe I ini dikarenakan kurang
menggetahkan hormon insulin atau hormon ini tidak aktif mengubah gula yang
berkadar tingggi dalam darah menjadi glikogen di dalam hati dan otot. IDDM
disebut juga Juvenile Diabetes.
Penyakit ini timbul pada masa
remaja dan teori baru mengatakan penyakit ini erat berkaitan dengan sistem HLA (Human Leukocyte Antigen) atau sistem
kecocokan jaringan. Pada golongan ini terbentuk reaksi auto anti bodi terhadap
sel β pulau Langerhans
pankreas, sehingga rusak dan hancur dan insulin tidak dapat diproduksi di dalam
tubuh (Yatim, 1999).
Pada IDDM faktor lingkungan
dan predisposisi genetika berperan. Penyakit ini timbul sebelum usia 40 tahun
walaupun dapat timbul pada usia berapa saja dan ditandai oleh hilangnya insulin
dari darah. Penyakit ini berkaitan dengan kegemukan dan sering dipersulit oleh
ketosis dan asidosis (Ganong, 1999)
b.NIDDM
(Non Insulin Dependent Dibetes Mellitus),
dikenal diabetes tipe II.
NIDDM biasanya timbul setelah
usia 40 tahun dan tidak berkaitan dengan hilangnya seluruh kemampuan
mengsekresi insulin. Awalnya penyakit perlahan jarang berkaitan dengan ketosis
dan biasanya memperlihatkan morfologi dan kandungan insulin sel β yang normal apabila sel β belum mengalami kelelahan. Satu tanda
utama penyakit ini adalah gangguan sekresi insulin. Yang lain adalah resistansi
insulin, terutama pada otot rangka dan ketiga ada peningkatan pengeluaran
glukosa oleh hati.
Terdapat respon yang
berlebihan, timbul lambat tapi berkepanjangan terhadap glukosa yang terjadi
akibat ketidak kuatan respon sel β awal yang tidak menekankan pengeluaran glukosa oleh hati.
Disamping itu ada jenis
Diabetes Mellitus yang digolongkan impared
glucose tolerance yaitu golongan penderita dengan gangguan toleransi
terhadap pemakaian karbohidrat. Mereka dianggap penderita dengan kasus yang
ringan yaitu dalam keadaan mengambang antara sehat dan sakit (borderline) yang dapat berubah menjadi
diabetes sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar