Minggu, 31 Mei 2020

Faktor –faktor yang mempengaruhi resiliensi (skripsi dan tesis)

Menurut Everall, Allrows dan Paulson (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi tersiri dari empat faktor, yakni faktor individu, keluarga, komunitas dan faktor resiko.
 a. Faktor Individu 
Yang dimaksud faktor individu adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri yang mampu membuat sesorang menjadi resilien. Hal-hal yang termasuk dalam faktor individu ini antar lain : 
1) Fungsi kognitif atau intelegensi Individu dengan intelegensi yang baik memiliki kemampuan resiliensi yang lebih baik. Levin (2002) menyetakan kecerdasan yang dimaksud tidak selalu IQ yang baik, namun bagaimana seseorang dapat mengaplikasikan kecerdasannya untuk dapat memahami orang lain maupun diri sendiri dalam banyak situasi. 
2) Strategi coping Penelitian mengindikasikan bahwa remaja yang resilien memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik dan menggunakan problem focused coping atau fokus terhadap permasalahn sebagai strategi mengatasi masalahnya. 
3) Locus of Control Locus of control yang membuat individu menjadi resilien adalah yang cenderung ke dalam diri yaitu internal locus of control, dimana dengan begitu individu memiliki keyakinan dan rasa percaya, cenderung memiliki tujuan, harapan, rencana pada masa depan dan ambisi bahwa dirinya memiliki kemampuan. 
 4) Konsep Diri Beberapa penelitian juga menemukan bahwa konsep diri yang positif dan harga diri yang baik membuat individu menjadi resilien.
 b. Faktor Keluarga 
Beberapa penelitian serupa menjelaskan bahwa individu yang menerima secara langsung arahan dan dukungan dari orang tua dalam keadaan yang buruk akan lebih merasa termotivasi, optimis dan yakin bahwa individu tersebut mampu untuk menjadi sukses 
c. Faktor Komunitas atau Eksternal
 Pada situasi yang buruk, individu yang resilien lebih sering mencari dan menerima dukungan juga kepedulian dari orang dewasa selain orang tua, seperti guru, pelatih, konselor sekolah, kepala sekolah dan tetangga. Begitupula dengan memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, juga lingkungan yang baik. 
d. Faktor Resiko 
Herman, dkk (2011) menyebutkan beberapa faktor yang ada dalam faktor resiko sebagai stressor atau tekanan. Faktor tersebut berupa keadaan kekurangan, kehilangan, peristiwa negatif dalam hidup, perperangan, bencana alam dan sebagainya. Penelitian yang sama juga menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi resilensi selain faktor yang telah disebut diatas, yaitu regulasi emosi, emosi positif, spiritualitas, harapan, optimisme, kemampuan beradaptasi, faktor demografis (usia, gender, jenis kelamin, ras dan etnik) ataupun faktor lain yang mampu meningkatkan resiliensi seperti tahapan kehidupam yang telah dilalui sebagai fase perkembangan hidup. Dengan demikian, secara garis besar terdapat tiga faktor yang mempengaruhi resiliensi yaitu faktor individu, keluarga dan eksternal (kominutas). Penelitian ini memiliki variabel bebas yaitu kebersyukuran yang temasuk dalam faktor individual atau faktor yang berasal dari dalam diri individu yang disampaikan oleh Herman, dkk (2011), yaitu spritualitas, karena perilaku bersyukur terkait dengan hubungan manusia dan keyakinannya terhadap Allah SWT, begitu pula dengan spritualitas yang menjelaskan mengenai perihal keyakinan secara lebih luas. Dari teori teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa resiliensi dapat ditimbulkan melaui tiga faktor yaitu faktor individu, keluarga dan komunitas. Salah satu faktor utama yang berasal dari dalam individu adalah rasa kebersyukuran

Tidak ada komentar: