Produk yang memiliki kualitas prima memang akan lebih diinginkan oleh
konsumen, bahkan akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Tetapi lebih
dari itu, produk berkualitas mempunyai aspek penting lain, yakni
(Prawirosentono, 2002:2):
- Konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu, umumnya dia
mempunyai loyalitas produk yang besar dibandingkan dengan konsumen yang
membeli berdasarkan orientasi harga. Konsumen berbasis mutu akan selalu
membeli produk tersebut sampai saat produk tersebut membuat dia merasa
tidak puas karena adanya produk lain yang lebih bermutu. Tetapi selama
produk semula masih selalu melakukan perbaikan mutu (quality improvement)
dia akan tetap setia dengan tetap membelinya. Berbeda dengan konsumen
berbasis harga, dia akan mencari produk yang harganya lebih murah, apapun
mereknya. Jadi konsumen terakhir tersebut tidak mempunyai loyalitas produk. - Bersifat kontradiktif dengan cara pikir bisnis tradisional, ternyata bahwa
memproduksi barang bermutu, tidak secara otomatis lebih mahal dengan
memproduksi produk bermutu rendah. Banyak perusahaan menemukan bahwa
memproduksi produk bermutu tidak harus berharga lebih mahal.
Menghasilkan produk bermutu tinggi secara simultan meningkatkan
produktivitas, antara lain mengurangi penggunaan bahan (reduce
materialsusage) dan mengurangi biaya. - Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima keluhan
dan pengembalian barang dari konsumen. Atau biaya untuk memperbaikinya
menjadi sangat besar, selain memperoleh citra tidak baik. Belum lagi,
kecelakaan yang diderita konsumen akibat pemakaian produk yang bermutu
rendah. Konsumen tersebut mungkin akan menuntut ganti rugi melalui
pengadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar