Senin, 28 Juni 2021

Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran (skripsi dan tesis)

Perilaku yang berubah dari kebiasaan sebelumnya merupakan sebuah ketrampilan yang diyakini akan berubah karena adanya penerimaan yang dianggap benar saat menerima sebuah informasi baru. Ini bisa didukung karena adanya pengalaman pribadi atau orang lain yang berkaitan dengan hal yang disampaikan dengan saat kegiatan belajar dilakukan. Dalam hal ini, Brunner menjelaskan bahwa tingkatan dari modus belajar dibagi atas 3 yaitu pengalaman yang didapatkan secara langsung, pengalaman yang didapatkan karena melihat gambargambar tertentu yang ditampilkan, dan pengalaman yang muncul karena pernah melihat secara langsung dilingkungannya. Dari 3 tingkatan pengalaman tersebutlah akan muncul pola pikir baru serta didukung oleh tingkah laku yang baru dari sebelumnya (Cecep Kustandi, 2013: 10). Kegiatan belajar dapat terlaksana dengan baik jika guru dapat memilih media yang tepat ketika hendak menyampaikan informasi yang ada. Hal ini dijadikan pemicu karena informasi yang diberikan bagi anak didik harus mampu merangsang dirinya agar dapat melihat lingkungan yang saat ini terjadi disekitarnya. Pengunaan kesadaran ini lebih banyak menggunakan indera yang ada ditubuh seseorang. Alat indera yang menerima rangsangan dari otak akan lebih besar jkemungkinan untuk menerima dan mau mengubah perilaku yang selama ini tidak diterimanya dengan baik. Kegiatan belajar yang dilaksanakan harus menimbulkan interaksi dan memunculkan rangsangan secara khusus bagi anak didik pada bagian tubuhnya. Hal ini dianggap membawa dampak yang positif karena ia akan lebih mudah dalam mengenali, merasakan, serta mengingat bahwa informasi yang diberikan sangat berhubungan dengan fakta yang terjadi dilingkungannya. Karena inilah dikatakan bahwa anak didik yang dapat mempergunakan dua indera (mata dan telinga) dengan baik akan memberikan anak didik tersebut kesempatan menerima materi lebih besar dibanding anak lainnya (Azhar Arsyad, 2013: 12)menerima dan mau mengubah perilaku yang selama ini tidak diterimanya dengan baik. Kegiatan belajar yang dilaksanakan harus menimbulkan interaksi dan memunculkan rangsangan secara khusus bagi anak didik pada bagian tubuhnya. Hal ini dianggap membawa dampak yang positif karena ia akan lebih mudah dalam mengenali, merasakan, serta mengingat bahwa informasi yang diberikan sangat berhubungan dengan fakta yang terjadi dilingkungannya. Karena inilah dikatakan bahwa anak didik yang dapat mempergunakan dua indera (mata dan telinga) dengan baik akan memberikan anak didik tersebut kesempatan menerima materi lebih besar dibanding anak lainnya (Azhar Arsyad, 2013: 12)

Tidak ada komentar: