Jumat, 09 Oktober 2020
Structural Equation Model (SEM) (skripsi dan tesis)
Structural Equation Model (SEM) pertama dikenalkan oleh seorang ilmuwan bernama
Joreskog pada tahun 1970. SEM merupakan teknik statistika yang kuat dalam
menetapkan model pengukuran dan model struktural [1]. SEM juga didasarkan pada
hubungan kausalitas, yakni terjadinya perubahan pada satu variabel berdampak pada
perubahan variabel yang lainnya. Sebagai contoh dalam bidang pemasaran, kwalitas
barang akan mempengaruhiharga barang, kepuasan konsumen dan sebagainya. Kejadian
seperti ini juga banyak terjadi pada penelitian sosial, psikologi, bidang bisnis termasuk
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), bidang pemasaran (Marketing Research),
Pasar Modal, Manajemen KeuanganPerusahaan dan Manajemen secara umum. Oleh
karena itu,dalam bidang sosial SEM sangat membantu karena dapat melihat keterkaitan
antar variabel yang diteliti [2].
Metode SEM memiliki kemampuan analisis dan prediksi yang lebih baik
dibandingkan analisis jalur dan regresi berganda karena SEM mampu menganalisis
sampai pada level terdalam terhadap variabel atau model yang dite liti. Metode SEM
lebih koprehensif dalam menjelaskan fenomena penelitian. Sementara analisis jalur dan
regresi berganda hanya mampu menjangkau level variabel laten sehingga mengalami
kesulitan dalam mengurai atau menganilisis fenomena empiris yang terjadi pada levellevel butir atau indikator-indikator variabel laten [3].
Pendugaan parameter pada SEM atau biasa dikenal dengan SEM berbasis Covariance
(CB-SEM)biasanya menggunakan metode pendekatan MaximumLikelihood. Pada
metode MaximumLikelihood ini dalam mengestimasi model membutuhkan sampel yang
besar dan data harus multivariat normal. Pendugaan parameter dengan metode
Maximum Likelihood membutuhkan beberapa asumsi kritis seperti ukuran sampel
minimal 10 kali banyaknya indikator atau lebih dari 100 unit pengamatan, data
menyebar mengikuti sebaran normal. Selain permasalahan asumsi sebaran dan
banyaknya data, kendala lain yang dihadapi pemodelan struktural menggunakan
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 3
LISREL (Linear Structural Relations) adalah indikator (variabel manifest) penelitian
hanya dimungkinkan bersifat reflektif (variabel laten mempengaruhi variabel manifest)
[4].
Pada tahun 1975, Wold menyelesaikan sebuah soft modeling untuk analisis hubungan
antara beberapa blok dari variabel teramati pada unit statistik yang sama. Me tode ini
dikenal sebagai pendekatan PLS ke SEM (SEM-PLS) atau PLS PathModeling (PLSPM) yang merupakan metode SEM berbasis varian. PLS merupakan metode analisis
yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan
banyak asumsi dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan
sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum
ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi. PLS juga dapat digunakan untuk
pemodelan struktural dengan indikator bersifat reflektif ataupun formatif [4].
MetodeSEM-PLSsudahterdapatdalam programkomputer sepertiLISREL, Smart PLS,
Amos,R dan masih banyak yang lainnya. Pada penelitian ini menggunakan program R
i386 3.03 untuk menunjukkan seberapa ukuran sampel yang digunakan dalam metode
analisis SEM-PLS dengan bantuan bootstrapping serta menunjukkan perbandingan
hasil analisis data serdosmenggunakan metode SEM-PLS dengan metode CB-SEM.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar