Setiap sistem manajemen dirancang untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan penyelesaian pekerjaan dalam mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Rangkaian penyelesaian pekejaan ini akhirnya akan
terakumulasi dan menghasilkan suatu keluaran (output). Pada umumnya keluaran sistem sudah bebentuk sesuatu yang
nyata dan dapat diukur, bebeda dengan tujuan sistem yang dirumuskan secara
abstrak. Dengan membandingkan keluaran sistem dengan tujuan sistem diperlukan
konversi atas tujuan sistem menjadi suau parameter yang dapat diukur.
Pengukuran parameter dapat dilakukan secara langsung jika ciri atau faktor yang
akan diukur tersebut secara fisik ada, maka yang akan diukur bukan faktornya
sendiri tapi indikatonya (Anonim, 2001).
Menurut Nadzam (1991), indikator adalah suatu alat ukur
kuantitatif yang dapat digunakan untuk monitoring, evaluasi dan mengubah atau
meningkatkan mutu pengelolaan obat disuatu pelayanan kesehatan. Indikator bukan
meupakan alat ukur yang langsung terhadap kualitas pengelolaan tetapi cenderung
sebagai saringan atau tanda bahwa atau daerah diperlukan analisis lebih rinci
atau dengan kata lain dapat digunakan untuk menganalisis diri sendiri.
Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur saat proses yang tejadi maupun
sesudah menjadi keluaran.
Indikator digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh
tujuan atau sasaran telah behasil dicapai. Penggunaan lain dari indikator
adalah untuk menetapkan prioritas
Pengambilan tindakan dan untuk pengujian strategi dari sasaran yang
telah ditetapkan. Hasil pengujian tersebut dapat digunakan oleh penentu
kebijakan untuk meninjau kembali strategi atau sasaran yang lebih tepat
(Anonim, 2001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar