Sebagaimana diketahui bersama bahwa banyak sekali produk dengan
berbagai merek yang ditawarkan oleh perusahaan dalam rangka
meningkatkan keinginan konsumen untuk mencoba produk dan merek
tersebut. Beragamnya produk mengakibatkan konsumen sedikit banyak
mempunyai keinginan untuk berpindah ke merek lain. Sedangkan menurut
Ganes, Arnold, Reynold (dalam Chatrin dan Karlina, 2006) Brand
switching adalah perilaku konsumen yang mencerminkan pergantian dari
merek produk yang biasa dikonsumsi dengan produk merek lain.
Sehingga berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa brand
switching adalah saat dimana seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan
berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk
lainnya. Tingkat brand switching ini juga menunjukan sejauhmana sebuah
merek memiliki pelanggan yang loyal. Semakin tinggi tingkat Brand
Switching, maka semakin tidak loyal tingkat pelanggan kita. Untuk itu berarti
semakin beresiko juga merek yang kita kelola karena bisa dengan mudah dan
cepat kehilangan pelanggan, Sumarni (2010, h.56).
Menurut Gerrard dan Cunningham (2004) mendefinisikan customer
switching sebagai berpindahnya nasabah dari satu bank ke bank yang lainnya,
bukan antar cabang dalam satu bank yang sama. Perpindahan merek dapat
muncul karena adanya variety seeking. Menurut Hoyer dan Ridgway (1984),
keputusan konsumen untuk berpindah merek tidak hanya dipengaruhi oleh
variety seeking, namun juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti strategi
keputusan (decision strategy), faktor situasional dan normatif, ketidakpuasan
terhadap merek sebelumnya, dan strategi pemecahan masalah (problem
solving strategy).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar