Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian kompulsif, yaitu:
a. Celebrity worship
Menurut Revees (2014) celebrity worship mempengaruhi pembelian
kompulsif. Lebih lanjut Revees (dalam Anastasia, 2017) berpendapat bahwa
semakin tinggi tingkat kebutuhan seseorang untuk dihibur oleh idolanya maka
semakin tinggi pula tingkat pembelian kompulsif fans. Teori ini didukung oleh
penelitian Devi (2014) jika seorang fans merasa terikat secara emosional maka
Ia akan mengikuti perkembangan idolanya dengan cara membeli tiket
pertunjukan dan bertemu langsung dengan idolanya.
b. Kontrol Diri
O’Guinn dan Faber (1989) seseorang yang memiliki perilaku pembeli
yang kompulsif biasanya tidak bisa mengontrol diri dan terkesan kurang peduli
terhadap apa yang dibelinya. Menurut Naomi & Mayangsari (2008) kontrol diri perlu dimiliki seseorang ketika menghadapi pembelian yang bersifat impulsive
maupun kompulsif, karena perilaku ini diangap sebagai pembelian yang tidak
disertai pertimbagan yang matang, sesuai dengan kebutuhan jangka panjang,
dan rasionalitas. Seseorang yang tidak memiliki kontrol diri lebih
memprioritaskan konsumsi yang bersifat hedonis dari pada fungsional karena
memang menginginkan sesuatu yang bersifat luas (Phillips,dkk dalam Naomi
& Mayangsari 2008). Teori ini didukung oleh penelitian Maskhuroh &
Renanita (2018) semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah
kecenderunan pembelian kompulsif. Sebaliknya, semakin rendah kontrol diri
maka semakin tinggi kecenderunan perikalu pembelian kompulsifnya.
c. Keluarga
Menurut Mangestuti (2014), keluarga sebagai faktor dari pembelian
kompulsif dapat dipahami melalui teori belajar sosial. Keluarga adalah dasar
terbentuknya perilaku pembelian kompulsif, karena awal dari sosialisasi
konsumen berasal dari keluarga. Keluarga dengan orang tua berstatus pembeli
kompulsif akan menjadi model untuk ditiru. Selain itu, orang tua yang tidak
memberikan dukungan berupa kasih sayang dan perhatian namun justru banyak
memberikan tekanan menjadi penguat bagi remaja untuk melakukan pembelian
kompulsif.
Workman & Paper (2010) merangkum faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelian kompulsif dalam enam kategori:
a. Variabel Kepribadian
Variabel kepribadian yang dimaksud meliputi kompulsifitas, merasa harga
dirinya rendah, perasaan negatef atau depresi, rasa kesepian, pencarian gairah,
dan berfantasi.
b. Faktor Demografi
Faktor demografi di sini mengenai faktor pendapatan, usia, dan gender.
c. Intensitas Perasaan
Konsumen yang kompulsif cenderung memiliki respon perasaan yang kuat
terhadap stimuli tertentu dibandingkan dengan konsumen lain.
d. Evaluasi normatif dan pengendalian impuls
Kurangnya pengendalian impuls telah dikaitkan dengan orang-orang yang tidak
mampu menahan ataupun menunda kepuasan ketika sebuah rangsangan untuk
membeli muncul.
e. Penggunaan kartu kredit
Konsumen yang kompulsif membuktikan penggunaan kartu kredit yang sangat
tinggi atau menyalah gunakan kartu kredit disbanding dengan konsumen lain.
f. Konsekuensi jangka pendek dan janka panjang dari belanja kompulsif
Konsekuensi jangka pendek pembelian kompulsif bersifat positif seperti
berkurangnya stress dan tekanan. Namun jika bekelanjutan, konsekuensi jangka
panjang dari perilaku ini sifatnya negatif seperti kesulitan pribadi, utang
finansial, gangguan dalam kehidupan keluarga.
Oleh karena itu dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian
kompulsif adalah celebrity worship, kontrol diri, keluarga, variabel kepribadian,
demografi, intensitas perasaan, evaluasi normatif dan pengendalian impuls,
penggunaan kartu kredit, dan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang
pembelian kompulsif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar