Patofisiologi pada gagal ginjal kronik tergantung dari penyakit
yang menyebabkannya. Pada awal perjalanannya, keseimbangan
cairan dan penimbunan produksi sisa masih bervariasi dan
bergantung pada bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun
30
kurang dari 25%, manifestasi gagal ginjal kronik mungkin minimal
karena nefron – nefron lain yang sehat mengambil alih fungsi nefron
yang rusak. Nefron yang rusak meningkatkan laju filtrasi,
reabsorbsi dan sekresinya serta mengalami hipertrofi dalam proses
tersebut. Seiring dengan semakin banyaknya nefron yang mati,
nefron yang tersisa menghadapi tugas yang semakin berat, sehingga
nefron– nefron tersebut menglami kerusakan dan akhirnya mati.
Siklus kematian ini tampaknya berkaitan dengan nefron – nefron yang
ada untuk meningkatkan reabsorbsi protein. Seiring dengan progesif
penuyusutan dari nefron, akan terjadi pembentukan jaringan parut
dan penurunan aliran darah ke ginjal (Corwin 2009).
Uremia mengacu pada banyak efek yang dihasilkan dari
ketidakmampuan untuk mengekskresikan produk dari metabolisme
protein dan asam amino. Beberapa produk metabolisme tertentu
menyebabkan disfungsi organ (Milner 2003). Efek multiorgan uremia
juga disebabkan oleh gangguan dari berbagai metabolisme dan
fungsi endokrin yang biasanya dilakukan oleh ginjal (Milner 2003).
Dari urutan kejadian diatas akan menimbulkan berbagai
manifestasi klinis dan komplikasi pada seluruh sistem tubuh.
Semakin banyak tertimbun sisa akhir metabolisme, maka gejala akan
semakin berat. Klien akan merasa kesulitan dalam menjalani
aktivitas sehari–hari akibat timbulnya berbagai macam manifestasi
klinis tersebut. Beberapa komplikasi yang ditimbulkan akan
berpengaruh buruk terhadap kualitas hidup (Corwin 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar