Kacang panjang (Vigna Sinensis) termasuk dalam famili Leguminoceae/Papilionaceae yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu. Batangnya panjang, liat, dan sedikit berbulu. Daunnya tersusun tiga-tiga dengan bunga berbentuk kupu-kupu. Seperti tanaman Leguminoceae lainnya, kacang panjang mempunyai akar berbentuk bintil yang dapat mengikat nitrogen (N) bebas dari udara yang bermanfaat menyuburkan tanah. Tanaman ini dapat hidup dari dataran rendah hingga dataran tinggi. (Tuhana Taufiq Andrianto dan Novo Indarto, 2004).
Ada dua daerah penyebaran utama tanaman kacang panjang yaitu di kawasan Afrika Barat dan di kawasan Asia Tenggara (Ashari, 1995). Ada dua jenis kacang panjang yang dikenal yaitu kacang panjang jenis merambat dan tidak merambat. Jenis kacang panjang yang merambat terdiri dari kacang panjang biasa dan kacang panjang usus. Ada beberapa macam kultivar kacang panjang jenis merambat yang ditanam di Indonesia baik varietas lokal maupun varietas unggul. Adapun contoh varietas lokal tanaman kacang panjang yang ditanam di Indonesia antara lain lokal Subang, Super Subang, Usus Hijau Subang, Guhonde, Tendelong, Chianghai, Busitau, Usus Hijau Purwokerto dan Usus Putih. Sedangkan varietas unggul kacang panjang jenis merambat adalah kacang panjang-1 (KP-1), kacang panjang-2 (KP-2) dan kacang hijau (Tuhana Taufiq Andrianto dan Nono Indarto, 2004).
Jenis kacang panjang yang tidak merambat atau disebut juga kacang tunggak dan biasanya bagian tanaman yang dikonsumsi adalah polong muda atau bijinya. Yang termasuk dalam varietas ini adalah kacang tunggak atau kacang dadap (Vigna unguicwaka) dan kacang uci atau kacang endel (phaseolus calcaratus). Ada dua macam kacang tunggak yaitu kacang tunggak TVU-3629 dan kacang tunggak no. 1259 (Tuhana Taufiq Andrianto dan Nono Indarto, 2004).
Tanaman kacang panjang dapat tumbuh optimal pada daerah dengan suhu antara 20-300C dengan iklim kering serta curah hujan 600-1500mm/tahun. Tanaman kacang panjang juga dapat tumbuh optimal pada berbagai jenis tanah terutama tanah latosol berpasir, subur, gembur dan mengandung bahan organik dan drainase baik serta PH sekitar 5,5 – 6,5 mendapat sinar matahari penuh (www.waristek-progresio.or.id). Dari segi produktivitas kacang panjang merupakan tanaman yang memiliki produktivitas yang tinggi hal ini dapat dilihat dari produksi rata-rata untuk varietas unggul berkisar antara 5,9-15 ton/ha. Sedangkan untuk varietas lokal produksi rata-ratanya adalah 2,5 ton/ha (Tuhana Taufiq Andrianto dan Nono Indarto, 2004).
Kacang panjang merupakan sayuran yang dipromosikan sebagai sumber protein dan mineral, hal ini dikarenakan kandungan gizi yang terdapat pada kacang panjang itu sendiri.
Sentra tanaman kacang panjang didominasi oleh P. Jawa terutama Jabar, Jateng, Jatim, Sulsel, Aceh, Sumut, Lampung, dan Bengkulu. Di Indonesia kacang panjang merupakan mata dagangan sehari-hari. Pendayagunaan kacang panjang sangat beragam, yakni dihidangkan untuk berbagai masakan mulai dari mentah sampai masak. Prospek ekonomi dan sosial kacang panjang sangat menjanjikan terutama dalam tahun-tahun terakhir banyak permintaan baik dalam maupun luar negeri, dimana permintaan tersebut belum terpenuhi (www.waristek-progresia.or.id, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar