- Usia petani.
- Tingkat pendidikan.
- Luas lahan garapan.
- Intensitas petani mengikuti kegiatan penyuluhan.
Persepsi adalah gambaran dalam benak seseorang tentang suatu obyek atau stimuli yang bersifat subyektif (Simamora, 2005).
Menurut Syafrudin (2003), faktor eksogen yang mempengaruhi perilaku adopsi inovasi petani adalah:
- Kinerja Peran penyuluh
Kinerja adalah catatan mengenai akibat-akibat yang di hasilkan pada sebuah tujuan organisasi. (Kane & Kane, 1993, Bernardin & Russell, 1998, Casio, 1998). Kinerja seseorang merupakan gabungan dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat diukur dari akibat yang dihasilkannya, oleh karena itu kinerja bukan menyangkut karakteristik pribadi yang ditunjukkan oleh seseorang melalui hasil kerja yang telah dan akan dilakukan seseorang, kinerja dapat pula diartikan sebagai kesuksesan individu dalam melakukan pekerjaannya, dan ukuran kesuksesan masing-masing karyawan tergantung pada fungsi dari pekerjaannya yang spesifik dalam aktivitas selama kurun waktu tertentu, dengan kata lain ukuran kesuksesan tersebut didasarkan pada ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.
Vroom (1964) mengatakan bahwa tingkat sejauh mana keberhasilan seseorang didalam melakukan tugas pekerjaannya dinamakan tingkat kinerja (level of performance). Seseorang yang level of performance tinggi disebut sebagai orang yang produktif, sebaliknya yang levelnya tidak mencapai standar, dikatakan sebagai tidak produktif atau kinerja rendah.
Schultz & Schultz (1994) mengatakan bahwa karyawan akan mampu memotivasi diri mereka sepenuhnya jika ada tujuan yang pasti yang ingin diraih. Tujuan tersebut adalah hasil yang akan dicapai oleh karyawan dan memberikan arah pada perilaku dan pikiran mereka sehingga membimbing kepada tujuan yang hendak dicapai. Sejauh mana kesuksesan karyawan dalam mencapai tujuan tersebut melalui tugas-tugas yang dilakukan disebut dengan kinerja.
Cherington (1994) mengatakan bahwa kinerja menunjukkan pencapaian target kerja yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Pencapaian kinerja tersebut dipengaruhi oleh kecakapan dan waktu. Kinerja yang optimal akan terwujud bilamana dapat memilih karyawan yang memiliki motivasi dan kecakapan yang sesuai dengan pekerjaannya serta memiliki kondisi yang memungkinkan mereka agar dapat bekerja secara maksimal.
Soeprihanto (1996), berpendapat bahwa pada dasarnya kinerja atau performansi kerja seseorang karyawan adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode waktu tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target atau sasaran kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Berdasarkan uraian di atas, kinerja dapat disimpulkan sebagai hasil dari suatu usaha yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Hasil tersebut sesuai dengan kemampuan, keterampilan dan pengalaman yang diukur pada periode waktu tertentu menurut krtiteria yang telah ditetapkan dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja.
Sedangkan penyuluh pertanian adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hal secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian, perikanan, atau kehutanan untuk melakukan penyuluhan. Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada pelaku utama (petani) dan pelaku usaha (pengusaha pertanian) dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, managemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan (UU No. 16 tahun 2006).
Peran dan tugas Penyuluh Pertanian adalah sebagai berikut (KIPPK Kabupaten Magelang, 2008b) :
- Menyusun programa penyuluhan sebagai kerangka acuan kerja tahunan.
- Membuat data dan potensi wilayah binaan.
- Menyusun rencana kerja penyuluhan bulanan, yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan programa penyuluhan.
- Mendorong tumbuhkembangnya kelembagaan tani baik dalam bentuk kelompoktani, gabungan kelompoktani atapun asosiasi tani.
- Mendorong terwujudnya peningkatan produktifitas Usaha tani, peningkatan pendapatan serta kesejahteraan petani beserta keluarganya.
- Mendorong terciptanya petani yang berbudaya dan mandiri.
- Mendorong terciptanya kemitraan baik itu kemitraan dalam bidang informasi teknologi , sarana produksi, modal ataupun pemasaran dengan pihak ketiga.
- Melaksanakan Diseminasi teknologi, agar inovasi teknologi tersebut dapat di adopsi oleh petani.
- Sumber Modal Petani
Bachrein dan Hasanuddin (1997) yang menyatakan bahwa petani pada umumnya mengadopsi inovasi teknologi tidak secara utuh, namun secara parsial disesuaikan dengan kemampuan modal dan tenaga kerja yang dimilikinya. Besar usahatani yang tersedia untuk suatu usahatani digambarkan dengan besarnya modal yang dialokasikan dalam usahatani yang bersangkutan dalam satu proses produksi. Jadi keterbatasan modal usahatani merupakan kendala untuk mengadopsi inovasi pertanian. Pada kenyataannya sumber modal petani dapat berasal dari pemerintah pusat yang diambil melalui APBN, pemerintah Provinsi yang diambil dari APBD Prov, pemerintah Kabupaten yang diambil dari APBD Kab Magelang, maupun modal sendiri atau Swadaya
- Ketersediaan sarana produksi.
- Pasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar