Pemahaman para pakar mengenai budaya organisasi sebagai kesepakatan bersama mengenai nilai-nilai kehidupan yang mengikat semua orang dalam organisasi mendasari arti penting pemahaman budaya organisasi orang-orang yang tergabung didalamnya. Menurut Robbin (2007) terdapat empat jenis budaya organisasi yaitu tipe akademik, tipe kelab, tim bisbol, dan banteng. Sedangkan menurut Tosi dkk (dalam Munandar 2001) menguraikan lima tipe budaya organisasi yaitu tipe charismatic vs self-suffiant, tipe
paranoid vs trusting, tipe avoidant vs achievhment, tipe politicied vs focused, tipe bureaucratic vs creative. Tidak ada suatu tipe budaya yang dominan dan ektrem dalam suatu perusahaan. Untuk menjadi organisasi yang kuat dan sehat, organisasi haruslah memiliki campuran dari berbagai macam tipe kepribadian, karena tidak ada yang menjadi dominan dan ektrem. Organisasi haruslah mampu mengadopsi dari berbagai tipe kepribadian yang sehat yaitu budaya self-sufficient (prakarsa individu), trusting (kepercayaan), achievement (prestasi), focused (focus), creative (kreatif).
Robbin (1996) menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat memberikan para karyawan suatu pemahaman yang jelas dari tugas-tugas yang diberikan oleh organisasi, mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku anggota-anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan. Budaya organisasi juga dapat membina kekohesifan, kesetiaan dan komitmen bersama. Apabila karyawan diberikan pemahaman tentang budaya organisasi
maka setiap karyawan akan termotivasi dan semangat kerja untuk melakukan setiap tugas-tugas yang diberikan oleh perusahaan. Hal ini salah satu kunci untuk memperoleh prestasi kerja yang optimal, sehingga produktivitas meningkat untuk mencapai tujuan organisasi
Budaya dalam suatu organisasi pada hakekatnya mengarah pada perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap individu yang ada di dalamnya dan mengerahkan pada upaya mencari penyelesaian dalam situasi yang ambigu (Turner, 1994). Pengertian ini memberi dasar pemikiran bahwa setiap individu yang terlibat di dalamnya akan bersama-sama berusaha menciptakan kondisi kerja yang ideal agar tercipta suasana yang mendukung bagi upaya pencapaian tujuan yang diharapkan. Ada begitu banyak definisi mengenai budaya yang pada hakekatnya tidak jauh berbeda antara
satu ahli dengan ahli lainnya. Budaya oleh Robbins dan Coultar (1996) diartikan sebagai sistem atau pola-pola nilai, simbol, ritual, mitos, dan praktek-praktek yang terus berlanjut; mengarahkan orang untuk berperilaku dan dalam upaya memecahkan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar