Kamis, 27 Juni 2019

 Fungsi Keberadaan Ruang Terbuka Hijau Bagi Sebuah Kota (skripsi dam tesis)

 

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi lingkungan perkotaan yang rusak adalah dengan pembangunan ruang terbuka hijau kota yang mampu memperbaiki keseimbangan ekosistem kota. Upaya ini bisa dilakukan dengan cara membangun hutan kota yang memiliki beranekaragam manfaat. Menurut  Irwan (2005) Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. Identitas Kota
Jenis tanaman dapat dijadikan simbol atau lambang suatu kota yang dapat dikoleksi pada areal hutan kota. Propinsi Sumatra Barat misalnya, flora yang dikembangkan untuk tujuan tersebut di atas adalah Enau (Arenga pinnata) dengan alasan pohon tersebut serba guna dan istilah pagar-ruyung menyiratkan makna pagar enau. Jenis pilihan lainnya adalah kayu manis (Cinnamomum burmanii), karena potensinya besar dan banyak diekspor dari daerah ini.
  1. Nilai Estetika
Komposisi vegetasi dengan strata yang bervariasi di lingkungan kota akan menambah nilai keindahan kota tersebut. Bentuk tajuk yang bervariasi dengan penempatan (pengaturan tata ruang) yang sesuai akan memberi kesan keindahan tersendiri. Tajuk pohon juga berfungsi untuk memberi kesan lembut pada bangunan di perkotaan yang cenderung bersifat kaku. Suatu studi yang dilakukan atas keberadaan hutan kota terhadap nilai estetika adalah bahwa masyarakat bersedia untuk membayar keberadaan hutan kota karena memberikan rasa keindahan dan kenyamanan .
  1. Penyerap Karbondioksida (CO2)
Ruang terbuka hijau merupakan penyerap gas karbon dioksida yang cukup penting, selain dari fitoplankton, ganggang dan rumput laut di samudera. Dengan berkurangnya kemampuan hutan dalam menyerap gas ini sebagai akibat menyusutnya luasan hutan akibat perladangan, pembalakan dan kebakaran, maka perlu dibangun hutan kota untuk membantu mengatasi penurunan fungsi hutan tersebut. Cahaya matahari akan dimanfaatkan oleh semua tumbuhan, baik hutan kota, hutan alami, tanaman pertanian dan lainnya dalam proses fotosintesis yang berfungsi untuk mengubah gas karbon dioksida dengan air menjadi karbohidrat (C6H12O6.) dan oksigen (O2). Proses kimia pembentukan karbohidrat (C6H12O6.) dan oksigen (O2) adalah 6CO2 + 6H2O + Energi dan klorofil menjadi C6H12O6. + 6 O2.
Proses fotosintesis sangat bermanfaat bagi manusia. Pada proses fotosintesis dapat menyerap gas yang bila konsentarasinya meningkat akan beracun bagi manusia dan hewan serta akan mengakibatkan efek rumah kaca. Di lain pihak proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan. Jenis tanaman yang baik sebagai penyerap gas Karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen adalah damar (Agathis alba), daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea), lamtoro gung (Leucaena leucocephala), akasia (Acacia auriculiformis), dan beringin (Ficus benjamina).  Penyerapan karbon dioksida oleh hutan kota dengan jumlah 10.000 pohon berumur 16-20 tahun mampu mengurangi karbon dioksida sebanyak 800 ton per tahun.  (Simpson and McPherson, 1999)
  1. Pelestarian Air Tanah
Sistem perakaran tanaman dan serasah yang berubah menjadi humus akan mengurangi tingkat erosi, menurunkan aliran permukaan dan mempertahankan kondisi air tanah di lingkungan sekitarnya. Pada musim hujan laju aliran permukaan dapat dikendalikan oleh penutupan vegetasi yang rapat, sedangkan pada musim kemarau potensi air tanah yang tersedia bisa memberikan manfaat bagi kehidupan di lingkungan perkotaan. Hutan kota dengan luas minimal setengah hektar mampu menahan aliran permukaan akibat hujan dan meresapkan air ke dalam tanah sejumlah 10.219 m3 setiap tahun.(Urban Forest Research, 2002)
  1. Penahan Angin
Ruang terbuka hijau berfungsi sebagai penahan angin yang mampu mengurangi kecepatan angin 75 - 80 %. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam mendesain hutan kota untuk menahan angin adalah sebagai berikut :
  1. Jenis tanaman yang ditanam adalah tanaman yang memiliki dahan yang kuat.
  2. Daunnya tidak mudah gugur oleh terpaan angin dengan kecepatan sedang
  3. Memiliki jenis perakaran dalam.
  4. Memiliki kerapatan yang cukup (50 - 60 %).
  5. Tinggi dan lebar jalur hutan kota cukup besar, sehingga dapat melindungi wilayah yang diinginkan.
Penanaman pohon yang selalu hijau sepanjang tahun berguna sebagai penahan angin pada musim dingin, sehingga pada akhirnya dapat menghemat energi sampai dengan 50 persen energi yang digunakan untuk penghangat ruangan pada pemakaian sebuah rumah. Pada musim panas pohon-pohon akan menahan sinar matahari dan memberikan kesejukan di dalam ruangan.
  1. Ameliorasi Iklim
Ruang terbuka hijau dapat dibangun untuk mengelola lingkungan perkotaan untuk menurunkan suhu pada waktu siang hari dan sebaliknya pada malam hari dapat lebih hangat karena tajuk pohon dapat menahan radiasi balik (reradiasi) dari bumi. Jumlah pantulan radiasi matahari suatu ruang terbuka hijau sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang, jenis tanaman, umur tanaman, posisi jatuhnya sinar matahari, keadaan cuaca dan posisi lintang. Suhu udara pada daerah berhutan lebih nyaman daripada daerah yang tidak ditumbuhi oleh tanaman. Selain suhu, unsur iklim mikro lain yang diatur oleh hutan kota adalah kelembaban. Pohon dapat memberikan kesejukan pada daerah-daerah kota yang panas (heat island) akibat pantulan panas matahari yang berasal dari gedung-gedung, aspal dan baja. Daerah ini akan menghasilkan suhu udara 3-10 derajat lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Penanaman pohon pada suatu areal akan mengurangi temperatur atmosfer pada wilayah yang panas tersebut.      (Forest Service Publications, 2003)

  1. Habitat Hidupan Liar
Ruang terbuka hijau bisa berfungsi sebagai habitat berbagai jenis hidupan liar dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Hutan kota merupakan tempat perlindungan dan penyedia nutrisi bagi beberapa jenis satwa terutama burung, mamalia kecil dan serangga. Hutan kota dapat menciptakan lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan dapat menciptakan ekosistem lokal yang akan menyediakan tempat dan makanan untuk burung dan binatang lainnya.

  1. Pengolahan sampah
Ruang terbuka hijau kota dapat diarahkan untuk pengolahan sampah, yaitu dapat berfungsi sebagai : (1) penyekat bau; (2) penyerap bau; (30 pelindung tanah hasil bentukan dekomposisi dari sampah; dan (4) penyerap zat yang berbahaya (dan beracun / B30 yang mungkin terkandung dalam sampah seperti logam berat, pestisida serta B3 lainnya.
  1. Pelestarian Air Tanah
Sistem perakaran tanaman dan serah yang berubah menjadi humus akan memperbesar jumlah pori-pori tanah. Karena humus bersifat lebih higroskopisdengan kemmpuan menyerap air yang besar. Maka kadar air tanah hutan akan meningkat. Pada daerah hulu yang berfungsi sebagai daerah resapan air, hendaknya ditanami dengan tanaman yang memounyai daya evaporation rendah. Disamping itu sistem perakarannya dapat memperbesar porositas tanah, sehingga air hujan banyak yang meresap masuk kedalam tanah sebagai air infiltrasi dan hanya sedikit air yang berupa air limpasan (surface run off).( Bernatzky, 1978)
  1. Penepis Cahaya Silau
Sebagaimana sifat benda jika terkena cahanya akan cenderung menyerap dan atau memantulkan cahaya. Keberadaan pohon dapat membantu melakukan penyerapan cahaya yang ditimbulkan oleh benda yang ada. Keefektifan pohon dalam meredam dan melunakan cahaya tersebut bergantung pada ukuran dan kerapatan pohonnya.
  1. Meningkatkan keindahan
Benda-benda disekililing manusia dapat ditata dengan indah menurut garis, bentuk, warna, ukuran dan teksturnya (Budihardjo, 1993 hal 64) sehingga diperoleh suatu bentuk komposisi yang menarik. Ruang Terbuka Hijau yang didalamnya terdapat unsure tanaman ddalam bentu, warna dan teksturnya dapat dipadukan dan dikombinasikan dengan benda lain, sehingga menghasilkan sebuah tatanan panorama yang indah.
  1. Mengamankan pantai dari abrasi
RTH kota berupa formasi tanaman (hutan mangrove dapat bekerja meredam gempuran ombak dan dapat membantu proses penegndapan lumpur dipantai. Keberadaanya bisa berdiri sendiri sebagai hutan monospesies atau dapat dikombinasi dengan tanaman lain misalnya keben, nyamplung, ketapang, kelapa dan berbagai jenis semak dan rumput. Hal ini akan dapat digunakan untuk melindungi pantai dari hempasan air yang besar seperti tsunami misalnya.
  1. Meningkatkan industri pariwisata
Keberadaan ruang terbuka hijau kota dapat dikombinasikan dengan fungsi pariwisata. Kita lihat keberadaan bunga bangkai (Amorphophalllus titanium) dikebun raya Bogor dan bungan Raflesia Arnoldi di Bengkulu merupakan salah satu daya tarik wisatawan Nusantara maupun wisatawan manca negara.
  1. Produksi Terbatas atau Manfaat Ekonomi
Manfaat ruang terbuka hijau dalam aspek ekonomi bisa diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, manfaat ekonomi hutan kota diperoleh dari penjualan atau penggunaan hasil hutan kota berupa kayu bakar maupun kayu perkakas. Penanaman jenis tanaman hutan kota yang bisa menghasilkan biji, buah atau bunga dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan oleh masyarakat untuk  meningkatkan taraf gizi, kesehatan dan penghasilan masyarakat. Buah kenari selain untuk dikonsumsi juga dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan. Bunga tanjung dapat diambil bunganya. Buah sawo, pala, kelengkeng, duku, asam, menteng dan lain-lain dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat kota. Sedangkan secara tidak langsung, manfaat ekonomi hutan kota berupa perlindungan terhadap angin serta fungsi hutan kota sebagai perindang, menambah kenyamanan masyarakat kota dan meningkatkan nilai estetika lingkungan kota. (Fandeli, 2004).
Hutan kota dapat meningkatkan stabilitas ekonomi masyarakat dengan cara menarik minat wisatawan dan peluang-peluang bisnis lainnya, orang-orang akan menikmati kehidupan dan berbelanja dengan waktu yang lebih lama di sepanjang jalur hijau, kantor-kantor dan apartemen di areal yang berpohon akan disewakan serta banyak orang yang akan menginap dengan harga yang lebih tinggi dan jangka waktu yang lama, kegiatan dilakukan pada perkantoran yang mempunyai banyak pepohonan akan memberikan produktivitas yang tinggi kepada para pekerja (Forest Service Publications, 2003. Trees Increase Economic Stability, 2003).
Dampak negatif dari tidak optimalnya RTH dimana RTH tidak memenuhi persyaratan jumlah dan kualitas  baik disebabkan karena RTH tidak tersedia, RTH tidak fungsonal, fragmentasi lahan menurunkan kapasitas lahan dan selanjutnya menurunkan  kapasitas lingkungan, alih guna dan fungsi lahan terjadi teruama dalam bentuk / kejadian :
  • Menurunnya kenyamanan kota meliputi penurunan kapasitas dan daya dukung wilayah yang dapat mengakibatkan pencemaran meningkat, ketersediaan air tanah menurun, suhu kota meningkat.
  • Menurunkan keamanan kota
  • Menurunkan keindahan alami kota ( natural amenities) dan artifak alami sejarah yang bernilai kultural tinggi.
  • Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat baik secara fisik maupun non fisik, meliputi :
  1. Tidak terserap dan terjerapnya partikel timbal
  2. Tidak terserap dan terjerapnya debu semen
  3. Tidak ternetralisirnya bahaya hujan asam
  4. Tidak terserapnya karbon monoksida (CO)
  5. Tidak terserapnya karbon dioksida
  6. Tidak teredamnya kebisingan
  7. Tidak tertahannya hembusan angin
  8. Tidak terserap dan tertapisnya bau.

Tidak ada komentar: