Pengukuran kepuasan kerja sangat bervariasi, baik
dalam segi analisis statistiknya maupun pengumpulan datanya. Informasi yang
didapat dari kepuasan kerja bisa melalui tanya jawab secara perorangan, dengan
angket maupun dengan pertemuan suatu kelompok kerja. Kalau menggunakan tanya
jawab sebagai alatnya maka karyawan diminta untuk merumuskan tentang
perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan. Cara lain dengan mengamati sikap
dan tingkah laku orang tersebut (As’ad, 2004).
Menurut Robbins (2003), terdapat dua pendekatan dalam
mengukur kepuasankerja, yaitu:
a. Single Global Rating
Dengan mengajukan pertanyaan kepada responden,
seperti: “Berdasarkan semua yang ada, sejauhmana anda puas terhadap kerja
anda?” Para responden itu kemudian menjawab dengan melingkari angka 1 sampai
dengan 5 yang mewakili “perasaan puas” sampai “tidak puas”.
b. Summation Score
Mengidentifikasikan elemen-elemen dalam pekerjaan dan
bertanya kepada karyawan tentang apa yang mereka rasakan dari setiap elemen
tersebut. Elemen-elemen tersebut antara lain: pekerjaan mereka, supervisi,
bayaranmereka, kesempatan untuk promosi, dan hubungan dengan rekan kerja. Semua
elemen ini akan diurut dalam skala standar dan ditambahkan untukmenghasilkan
nilai kepuasan kerja secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini adalah menggunakan Summation
Score, karena yang ditanyakan menyangkut pekerjaan, supervisi, imbalan yang
diterima, dan hubungandengan rekan kerja serta beberapa faktor lainnya yang
berhubungan dengan kepuasankerja karyawan.
Pentingnya dilakukan pengukuran terhadap kepuasan
kerja bagi karyawanmempunyai tujuan berikut:
a.
Mengidentifikasi kepuasan karyawan secara keseluruhan,
termasuk kaitannyadengan tingkat urutan prioritasnya (urutan faktor atau
atribut tolak ukurkepuasan yang dianggap penting bagi karyawan).
b.
Mengetahui pandangan setiap karyawan terhadap
organisasi atau perusahaan.Sampai seberapa dekat pandangan tersebut sesuai
dengan harapan mereka danbagaimana perbandingannya dengan karyawan lain.
c.
Mengetahui atribut-atribut mana yang termasuk dalam
kategori kritis (criticalperfoment attributes) yang berpengaruh secara
signifikan terhadap kepuasankaryawan.
d.
Apabila memungkinkan, perusahaan atau instansi dapat
membandingkannyadengan indeks milik perusahaan atau instansi saingan atau yang
lainnya (Kuswadi, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar