Kesadaran akan kontrol sikap (Perceived behavioral control) ditentukan oleh faktor control beliefs yang merupakan kepercayaan mengenai kemampuan dalam mengendalikan (Ajzen, 1991). Pada dasarnya niat dan perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif seseorang. Akan tetapi, juga dijelaskan oleh mudah atau tidaknya seseorang berperilaku. Dengan kata lain, jika seseorang yakin bahwa dia tidak punya sumber daya (misalnya, uang) maka orang tersebut kecil kemungkinannya mempunyai niat membeli suatu produk walaupun orang tersebut mempunyai sikap positif untuk membeli produk tersebut (Ajzen, 1988).
Kesadaran akan kontrol sikap merefleksikan juga pengalaman lampau seseorang termasuk didalamnya rintangan dan halangan untuk berperilaku (Ajzen, 1988). Lebih lanjut, kesadaran akan kontrol sikap dapat mempengaruhi langsung perilaku atau dapat juga mempengaruhi perilaku melalui niat (Ajzen, 1988).
Kesadaran akan kontrol sikap mengindikasikan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu (Ajzen, 1991). Kesadaran akan kontrol sikap memiliki variasi tergantung pada situasi dan aksi, sebagai contoh: seseorang yang percaya bahwa dia dapat menjalankan tugas dengan mudah, maka kesadaran akan kontrol sikap orang tersebut akan ditentukan oleh control beliefs. Kesadaran akan kontrol sikap akan menjadi tidak realistis ketika seseorang memiliki sedikit informasi tentang perilaku mereka (Ajzen, 1991).
Menurut Lee (2009), jika seseorang memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut akan memiliki persepsi yang rendah dalam mengen dalikan suatu perilaku jika ia memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor yang menghambat perilaku (Lee, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar