Teori
konstruktivisme mengungkapkan bahwa siswa sebaiknya secara aktif membangun
sendiri pengetahuannya. Pandangan konstruktivis tentang pembelajaran menyatakan
siswa seyogianya diberi kesempatan agar menggunakan strategi sendiri dalam
belajar secara sadar dan guru membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang
lebih tinggi.
Driver
(dalam Suparno, 1996:49) mengungkapkan beberapa prinsip konstruktivisme, yaitu
: (a) pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun
sosial; (b) pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa kecuali
dengan keaktifan siswa; (c) siswa aktif mengkonstruksi terus menerus, sehingga
selalu terjadi perubahan konsep menuju konsep yang lebih rinci, lengkap serta
sesuai dengan konsep; (d) guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi
agar proses konstruksi siswa berjalan dengan mulus.
Teori
Piaget (dalam Suparno, 1999:30) mengungkapkan bagaimana suatu pengatahuan dapat
diperoleh, menurutnya pengetahuan merupakan adaptasi pikran terhadap realitas,
seperti orrganisme beradaptasi dengan lingkungannya. Menurutnya pengetahuan
datang dari tindakan dan sebagian besar perkembangan kognitif bergantung kepada
seberapa jauh seseorang aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan
lingkungannya. Jika seseorang tidak melakukan adaptasi maka akan terjadi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga untuk memberi respon terhadap
lingkungannya maka harus melakukan akomodasi. Akomodasi itu sendiri adalah
mengubah struktur kognitif yang tidak sesuai menjadi struktur baru yang sesuai
(adaptasi), sehingga mencapai keseimbangan (equilibrium) lagi.
Seorang
guru harus mampu memfasilitasi siswanya dalam membangun pengetahuannya dengan
cara menstimulasi terjadinya proses adaptasi. Staton (1978:48) menyatakan salah
satu cara untuk menstimulasinya dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang
tersusun secara sistematis yang dapat diajukan pada saat-saat yang tepat selama
pembelajaran berlangsung.
Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Osman dan Hannafin (1994:9-10) guru
dapat membimbing siswa dari tingkat berpikir yang lebih rendah menuju tingkat
berpikir yang lebih tinggi dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai ’apa’ atau
’kapan’ untuk mengungkapkan pengetahuan awal siswa lalu diajukan dengan
pertanyaan ’bagaimana’ dan ’mengapa’, teknik membimbing dengan serangkaian
pertanyaan demikian disebut teknik probing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar