Probing
menurut bahasa adalah penyelidikan (Echol dan Shadily, 1996:448). Namun menurut
Wijaya (1999:16) probing adalah suatu teknik pembelajaran dengan cara
mengajukan satu seri pertanyaan untuk membimbing siswa menggunakan pengetahuan
yang telah ada pada dirinya agar dapat membangun sendiri menjadi pengetahuan
baru.
Aktivitas
secara fisik yang diharapkan terjadi dengan teknik probing guru adalah sebagai
berikut : siswa melakukan observasi (mengamati, mengukur, mencatat data),
menjawab pertanyaan, dan mengajukan pertanyaan atau sanggahan, sedangkan
aktivitas berpikirnya adalah asimilasi, akomodasi dan pembentukan pengetahuan
baru (Wijaya, 1992:21). Aktivitas guru dalam menyampaikan teknik probing sesuai
dengan langkah-langkah probing dapat dijabarkan melalui tujuh tahap probing
sebagai berikut :
a. Tahap
I, menghadapkan siswa pada situasi baru, misalnya dengan memperlihatkan gambar,
cerita atau situasi lainnya yang mengandung teka-teki.
b. Tahap
II, menunggu beberapa saat guna memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya.
c. Tahap
III, mengajukan pertanyaan sesuai dengan TPK/indikator kepada seluruh siswa.
d. Tahap
IV, menunggu beberapa saat guna memberikan kesempatan kepada siswa untuk
merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya
e. Tahap
V, menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan.
f. Tahap
VI, jika jawaban siswa tepat maka guru meminta tanggapan siswa lain tentang
jawaban tersebut. Jika siswa tersebut mengalami kemacetan menjawab dalam hal
ini jawaban yang diberikan kurang tepat, tidak tepat atau diam, maka guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan
penyelesaian jawaban.
g. Tahap
VII, mengajukan pertanyaan akhir kepada siswa untuk menunjukkan bahwa
TPK/indikator tersebut benar-benar telah dipahami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar