Secara etimologi, tutor adalah guru
pribadi, tenaga pengajar ekstra atau memberi les/pengajaran. Adapun yang
dimaksud dengan pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan (UU No 20 2005). Dimana tutor
merupakan sebutan bagi orang yang mengajar dalam pendidikan non-formal,
walaupun yang menjadi tutor adalah seorang guru dalam pendidikan formal.
Metode tutorial merupakan cara
penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk
dipelajari siswa secara mandiri. Siswa dapat mengkonsultasikan tentang
masalah-masalah dan kemajuan yang ditemui secara periodik (Nasution, 2003).
Metode ini biasanya dilakukan pada SMP Terbuka, Paket A,B,C dan belajar jarak
jauh dengan tatap muka terjadwal (Martinis
Yamin, 2004).
Pendekatan tutorial merupakan pendekatan
belajar sendiri oleh murid, menurut
kecepatan masing-masing siswa untuk melaksanakan proses perkembangan pendidikan
secara mandiri. Para tutor yang telah terlatih dalam menggunakan Pedoman
Belajar Mengajar membawakannya dengan langkah-langkah sebagaimana diperintahkan
di dalam Pedoman itu, pada jam-jam tertentu yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah itu ada beberapa macam, sesuai dengan sifat bahan pelajaran,
sehingga tutor akan mengajar secara berlainan pada waktu membawakan bagian
modul satu ke bagian modul yang lain.
Namun pola umum yang dilakukan para
tutor adalah meminta murid-murid membuka buku pelajaran, menanyakan suatu
pelajaran, memuji jawaban yang benar, meluruskan jawaban yang salah, menggilir
latihan, mengetes, dan memaraf pedoman itu manakala telah selesai diajarkan.
Tutor mengadakan evaluasi pada tiap-tap
bagian modul yang memang telah diajarkan guna mengetahui apakah tujuan
pengajaran telah dicapai atau belum. Apabila belum sesuai dengan apa yang diharapkan,
maka seorang tutor harus mengulang materi sehingga sang murid dapat menguasai
materi secara keseluruhan atau tidak pindah dari modul satu ke modul yang lain
karena tujuan belum tercapai.
Seorang guru di sini sebagai pengawas,
mengawasi jalannya Pengajaran Terprogram, mereka membantu mengatur kelompok, menyesuaikan
jadwal, membantu mengatasi kesulitan, menyempurnakan kompetensi yang belum
dicapai secara sempurna dan mengelola keseluruhan administrasi pendidikan di
sekolah tersebut (Saleh Muntasir,1985).
Tugas seorang guru juga melatih para
tutor untuk mengajar berdasarkan pedoman program silabus seperti pada butir
(1). Hubungan antara tutor dengan anak-anak adalah hubungan antar kakak-adik
atau antar kawan; kekakuan seperti yang ada pada guru agar dihilangkan. Bersama-sama
para tutor yang lain dan guru, mereka menjadi semacam staf ahli yang mampu
mengatasi kesulitan yang dihadapi murid, baik dengan cara satu lawan satu
maupun kelompok kecil. Setiap tutor menghadapi empat sampai enam orang.
Kelompok ini cukup kecil, sehingga metode mengajar yang ditetapkan berdasarkan
teknik program itu memungkinkan setiap anak mendapatkan latihan dalam bentuk
giliran lebih banyak. Mereka yang dengan cepat menguasai suatu item pengajaran tidak
usah mendapat giliran lagi, sementara mereka yang tidak cepat menguasai akan
mendapat giliran terus sampai dapat menguasai. Di sini waktu penguasaan
disesuaikan dengan kondisi murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar