Pembelajaran
problem posing (pengajuan soal atau penghadapan soal) adalah model pembelajaran
yang mewajibkan kepada siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal
(berlatih soal) secara mandiri (Amin Suyitno, 2004:2). Menurut J. Riberu (Ad
Rooijakkers, 1991 : xxvi-xxvii) dalam problem posing ini cara pendekatan yang
dianjurkan adalah menghadapkan peserta didik kepada suatu masalah, menelaah
masalah dari bermacam-macam segi, merumuskan masalah lalu mencari pemecahan
masalah melalui berbagai jalan. Garis besar ini adalah sebagai berikut :
a. Penyadaran
Masalah
Pada
awal pengajaran berusaha agar peserta didik sadar adanya sesuatu masalah. Hal
ini ditempuh dengan jalan:
1) Mengemukakan
beberapa fakta yang menonjol sebagai gejala dari suatu masalah.
2) Memanfaatkan
berita-berita.
3) Pengumpulan
pendapat peserta didik.
b. Analisa
Kalau
peserta didik sudah sadar akan adanya masalah maka ia dapat diajak untuk
menelaah masalah itu lebih lanjut yang perlu diperhatikan ialah aspek-aspek
masalah, latar belakang, sebab, pelaku, dan ruang serta waktu sekitar masalah.
c. Perumusan
Masalah
Sesudah
masalah dianalisa umumnya peserta didik mulai mendapat gambaran yang lebih
menyeluuh dan lebih terpadu tentang suatu masalah. Oleh karena itu ia lebih
mampu merumuskan dengan singkat dan padat apa sebenarnya masalahnya.
d. Pemecahan
Masalah
Sesudah
masalah dianalisa dan dirumuskan mulailah peserta didik dirangsang untuk
mencari pemecahan yang sebaik-baiknya. Tiap pemecahan disertai dengan
alasan-alasan sehingga setelah pemecahan ini berlangsung akan muncul cara yang
mana yang paling tepat, kekuatan, kelemahan serta kemungkinan penyelesaiannya.
e. Perumusan
Pemecahan Masalah
Sesudah
alternatif pemecahan masalah dipilih, peserta didik dapat dirumuskan secara
singkat cara pemecahan yang dipilih itu.Pada tahap awal cukup memberikan tugas
kepada siswa dalam metode pembelajaran problem posing dengan memilih salah satu
cara sebagai berikut:
1)
Siswa membuat pertanyaan berdasarkan
pernyataan yang dibuat oleh guru (presolution posing).
2)
Siswa memecahkan pertanyaan yang tunggal
dari guru menjadi sub-sub pertanyaan guru (within solution posing).
3)
Siswa membuat soal yang sejenis, seperti
yang dibuat oleh guru (post solution posing). ( Amin Suyitno, 2004:2 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar