Senin, 05 Desember 2016

Metode Pembelaaran Dengan Strategi Working Backward (skripsi dan tesis)


Salah satu metode heuristik yang terlihat amat singkat adalah Working backwards. Suherman, dkk (Mariana, 2008:12), mengemukakan bahwa suatu masalah kadang-kadang disajikan dalam suatu cara sehingga yang diketahui pada soal sebenarnya merupakan hasil dari suatu proses tertentu, sedangkan komponen yang ditanyakan merupakan komponen yang seharusnya muncul lebih awal.
Penyelesaian masalah seperti ini biasanya menggunakan strategi mundur atau lebih dikenal dengan strategi Working backwards. Working backwards adalah suatu strategi heuristik dimana kita harus bergerak mundur ke belakang dari tujuan kita dalam keadaan-keadaan tertentu.
Allen Newell dan Herbert Simon (Nickols, 1995) mengemukakan Working backwards atau bekerja terbalik merupakan salah satu strategi pemecahan masalah, dengan strategi ini, pencarian untuk suatu solusi dimulai dari suatu tujuan dan kemudian bekerja mundur ke belakang (bakwards) terhadap hal-hal yang sudah ada. Eaden (2003) mengemukakan bahwa Working backwards merupakan suatu proses untuk memecahkan suatu masalah dengan memulai dari tujuan (goal) kemudian bekerja terbalik kearah informasi yang diberikan (given).
Mariana (2008: 13) mengemukakan bahwa : proses bekerja terbalik ini adalah dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan melalui informasi yang diberikan, jika hal ini belum dapat dilakukan maka dicari kembali informasi yang mengakibatkan informasi sebelumnya dari masalah yang diberikan, jika belum dapat dilakukan juga maka dilakukan hal yang sama dan begitu seterusnya hingga semua informasi diperoleh. Dengan mengetahui informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, maka masalah akan terlihat lebih jelas sehingga masalah akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Strategi Working backwards ini digunakan ketika suatu tujuan ternyata memiliki banyak informasi serta opersi-opersinya dapat bekerja dengan baik, ke depan maupun ke belakang. Sebagai contoh, jika kita ingin membelanjakan uang sebesar Rp 200.000,- untuk membeli pakaian, maka akan terlalu sulit bila kita kemudian disuruh membeli beberapa potong pakaian dan berharap dapat menggunakan semua uang tersebut tepat Rp 200.000,- sekaligus. Strategi yang lebih baik dipakai adalah dengan cara membelanjakan satu pakaian lebih dahulu, sehingga kita dapat mengurangi uang kita dengan harga pakaian tersebut untuk menentukan berapa uang sisa yang kita miliki. Kemudian kita beli lagi satu potong pakaian yanga kedua, kurangi jumlah uang yang kita miliki sebelumnya dengan harga pakaian, sehingga sisa uang tersebut dapat kita gunakan untuk membeli sepotong pakaian yang ketiga, begitu seterusnya sampai akhirnya kita dapat menghabiskan semua uang sebesar Rp 200.000,- tersebut.
Working backwards memuat tiga komponen, yaitu:
1)      Menentukan tujuan yang ingin dicapai
2)      Menentukan informasi atau cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
3)      Menggunakan semua informasi atau cara yang diperoleh untuk mencapai tujuan
Eaden (2003) mengemukakan langkah-langkah dalam pemecahan masalah dengan mengguanakan strategi Working backwards, yaitu:
1)      First ask yourself ‘what is my goal?’
2)      Then you ask yourself ‘what are the means to archieve this goal?’
3)      Then solve or find as much means necessary to solve your goal.
Untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, maka dalam pembelajaran melibatkan 4 fase sebagai berikut:
1)      Informasi
Pada awal fase ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan kegiatan tentang konsep/topik yang dipelajari. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai langkah-langkah apa yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan kegiatan ini adalah :
a)      Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai siswa mengenai topik yang di bahas.
b)      Guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.
2)      Pengembangan
Pada fase siswa mencari informasi yang berkenaan dengan topik sebanyak mungkin, yaitu dengan cara membaca buku, modul atau sebagainya.
3)      Penjelasan
Berdasarkan informasi yang dimiliki diperoleh sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai permasalahan dan langkah-langkah cara apa yang akan diambil sebagai penyelesaian dalam mencapai tujuan.
Di samping itu, untuk membantu siswa menggunakan informasi tersebut dengan tepat dan akurat, guru memberi bantuan seoptimal mungkin.
4)      Penerapan
Pada fase ini, siswa menggunakan semua informasi atau cara yang telah diperoleh untuk mencapai tujuan.


Tidak ada komentar: