Moh. Amien
(1987: 136) menguraikan tujuh jenis model dalam pembelajaran inkuiri,
diantaranya:
a. Inkuiri terbimbing (Guide inquiry)
Pada jenis
model inkuiri ini sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Guru memiliki
peran penting untuk menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup
luas kepada siswa. Dalam hal ini, siswa tidak merumuskan masalah dan petunjuk
yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat hasil eksperimen. Dapat
dikatakan pula bahwa pembelajaran dengan jenis model inkuiri ini merupakan
tahap awal sebelum siswa diberikan model pembelajaran inkuiri sesungguhnya.
b. Inkuiri yang dimodifikasi (Modified
inquiry)
Dalam model
ini guru hanya memberikan permasalahan saja. Kemudian siswa diminta untuk
memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur
penelitian. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri
secara kelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, narasumber,
dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran
proses belajar siswa. Kegiatan-kegiatan belajar siswa pada model ini terutama
ditekankan pada eksplorasi, merancang, dan melaksanakan eksperimen. Pada waktu
siswa melakukan proses belajar untuk mencari jawaban, bantuan yang dapat
diberikan guru ialah dengan teknik pertanyaan-pertanyaan, bukan berupa penjelasan.
Guru hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah yang sifatnya mengarah
kepada pemecahan masalah yang perlu dilakukan siswa.
c. Inkuiri bebas (Free inquiry)
Dalam
proses pembelajaran dengan jenis model ini, siswa melakukan penelitian sendiri
sebagai seorang ilmuwan. Perbedaan jenis inkuiri ini dengan jenis inkuiri lain
adalah guru sama sekali tidak membantu siswa dalam merumuskan masalah serta
memecahkan masalah, dengan kata lain pada model inkuiri ini siswa mandiri
sepenuhnya.
d. Mengajak pada penyelidikan (Invitation
into inquiry)
Dalam
pendekatan jenis model inkuiri ini, siswa dilibatkan dalam proses pemecahan
masalah dengan cara yang serupa dengan cara yang biasa dilakukan oleh para
ilmuwan. Siswa diajak untuk melakukan beberapa kegiatan seperti: merancang
eksperimen, merumuskan hipotesis, dan menetapkan pengawasan melalui pertanyaan
yang telah direncanakan dengan teliti. Perbedaan jenis inkuiri ini dengan jenis
inkuiri lain adalah guru akan memecahkan suatu masalah tersebut, artinya siswa
tidak dituntut untuk memecahkan masalahnya sendiri melainkan bersama-sama
dengan guru.
e. Pendekatan peran (Inquiry role approach)
Inkuiri
jenis ini merupakan suatu kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam
beberapa tim yang masing-masing tim terdiri atas empat anggota untuk memecahkan
invitation into inquiry. Masing-masing anggota tim diberi suatu peranan yang
berbeda-beda yaitu, (1) koordinator tim, (2) penasehat teknis, (3) pencatat
data dan (4) evaluator proses. Anggota tim menggambarkan perananperanan tersebut,
dan bekerja sama untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan topik yang akan
dipelajari.
f. Teka-teki bergambar (Pictorial riddle)
Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan model ini merupakan salah satu teknik untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun
besar. Gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk
meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle biasanya
berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu
transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle
tersebut. Dalam merancang inkuiri ini, guru harus mengikuti langkah berikut:
1) Memilih beberapa konsep atau prinsip yang
akan diajarkan atau didiskusikan.
2) Melukis suatu gambar, menunjukkan suatu
ilustrasi atau menggunakan gambar yang menunjukkan konsep, proses, atau
situasi.
3) Suatu prosedur bergantian adalah
menunjukkan sesuatu yang tidak sewajarnya dan kemudian meminta siswa untuk
mencari dan menemukan mana yang salah dengan ridlle tersebut.
4) Membuat pertanyaan-pertanyaan berbentuk
divergent yang berorientasikan proses dan berkaitan dengan ridlle yang akan
membantu siswa memperoleh pengertian konsep atau prinsip yang terlibat di
dalamnya.
g. Kiasan (Synectics lesson)
William J.
J. Gordon mengungkapkan bahwa pada dasarnya synectics lesson memusatkan pada
keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya
dapat membuat intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat
dilakssiswaan karena metafora dapat membantu dalam melepaskan “ikatan struktur
mental’ yang melekat kuat dalam memandang suatu permasalahan sehingga dapat
menunjang timbulnya ide-ide kreatif. Dengan kata lain, inkuiri ini merupakan
suatu pendekatan untuk menstimulasi bakat-bakat kreatif siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar