Kamis, 01 Desember 2016

Jensi Dalam Metode Pembelajaran Inkuiri (skripsi dan tesis)

Moh. Amien (1987: 136) menguraikan tujuh jenis model dalam pembelajaran inkuiri, diantaranya:
a.       Inkuiri terbimbing (Guide inquiry)
Pada jenis model inkuiri ini sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Guru memiliki peran penting untuk menyediakan kesempatan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini, siswa tidak merumuskan masalah dan petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat hasil eksperimen. Dapat dikatakan pula bahwa pembelajaran dengan jenis model inkuiri ini merupakan tahap awal sebelum siswa diberikan model pembelajaran inkuiri sesungguhnya.
b.      Inkuiri yang dimodifikasi (Modified inquiry)
Dalam model ini guru hanya memberikan permasalahan saja. Kemudian siswa diminta untuk memecahkannya melalui pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri secara kelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, narasumber, dan bertugas memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses belajar siswa. Kegiatan-kegiatan belajar siswa pada model ini terutama ditekankan pada eksplorasi, merancang, dan melaksanakan eksperimen. Pada waktu siswa melakukan proses belajar untuk mencari jawaban, bantuan yang dapat diberikan guru ialah dengan teknik pertanyaan-pertanyaan, bukan berupa penjelasan. Guru hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan pengarah yang sifatnya mengarah kepada pemecahan masalah yang perlu dilakukan siswa.
c.       Inkuiri bebas (Free inquiry)
Dalam proses pembelajaran dengan jenis model ini, siswa melakukan penelitian sendiri sebagai seorang ilmuwan. Perbedaan jenis inkuiri ini dengan jenis inkuiri lain adalah guru sama sekali tidak membantu siswa dalam merumuskan masalah serta memecahkan masalah, dengan kata lain pada model inkuiri ini siswa mandiri sepenuhnya.
d.      Mengajak pada penyelidikan (Invitation into inquiry)
Dalam pendekatan jenis model inkuiri ini, siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dengan cara yang serupa dengan cara yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan. Siswa diajak untuk melakukan beberapa kegiatan seperti: merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, dan menetapkan pengawasan melalui pertanyaan yang telah direncanakan dengan teliti. Perbedaan jenis inkuiri ini dengan jenis inkuiri lain adalah guru akan memecahkan suatu masalah tersebut, artinya siswa tidak dituntut untuk memecahkan masalahnya sendiri melainkan bersama-sama dengan guru.
e.       Pendekatan peran (Inquiry role approach)
Inkuiri jenis ini merupakan suatu kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam beberapa tim yang masing-masing tim terdiri atas empat anggota untuk memecahkan invitation into inquiry. Masing-masing anggota tim diberi suatu peranan yang berbeda-beda yaitu, (1) koordinator tim, (2) penasehat teknis, (3) pencatat data dan (4) evaluator proses. Anggota tim menggambarkan perananperanan tersebut, dan bekerja sama untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan topik yang akan dipelajari.
f.       Teka-teki bergambar (Pictorial riddle)
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan model ini merupakan salah satu teknik untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle tersebut. Dalam merancang inkuiri ini, guru harus mengikuti langkah berikut:
1)    Memilih beberapa konsep atau prinsip yang akan diajarkan atau didiskusikan.
2)    Melukis suatu gambar, menunjukkan suatu ilustrasi atau menggunakan gambar yang menunjukkan konsep, proses, atau situasi.
3)    Suatu prosedur bergantian adalah menunjukkan sesuatu yang tidak sewajarnya dan kemudian meminta siswa untuk mencari dan menemukan mana yang salah dengan ridlle tersebut.
4)    Membuat pertanyaan-pertanyaan berbentuk divergent yang berorientasikan proses dan berkaitan dengan ridlle yang akan membantu siswa memperoleh pengertian konsep atau prinsip yang terlibat di dalamnya.
g.      Kiasan (Synectics lesson)
William J. J. Gordon mengungkapkan bahwa pada dasarnya synectics lesson memusatkan pada keterlibatan siswa untuk membuat berbagai macam bentuk metafora (kiasan) supaya dapat membuat intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilakssiswaan karena metafora dapat membantu dalam melepaskan “ikatan struktur mental’ yang melekat kuat dalam memandang suatu permasalahan sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif. Dengan kata lain, inkuiri ini merupakan suatu pendekatan untuk menstimulasi bakat-bakat kreatif siswa.

Tidak ada komentar: