Model
Pemecahan Masalah “DDFK” Menurut Kusmawan (2001), istilah “DDFK” dalam model
ini merupakan kependekkan dari empat istilah, yaitu definisi, desain, formulasi
dan komunikasi. Maksudnya dalam menyelesaikan suatu masalah dilakukan beberapa
tahapan pemecahan masalah, yaitu mendefinisikan masalah, mendesain solusi, memformulasikan
hasil, dan mengomunikasikan hasil.
Dalam model
pemecahan masalah “DDFK” ini, proses yang diharapkan oleh model pembelajaran
ini tidak boleh kaku, melainkan fleksibel terhadap kemungkinan kemunculan
variasi permasalahan yang ada, karena hal tersebut tidak menguntungkan untuk
suatu penyelesaian permasalahan yang relatif baru.
Dengan
pendekatan model seperti ini, para siswa dibimbing untuk mengidentifikasi
pengetahuan apa yang telah diketahuinya, dan mengembangkan pemahamannya atas
pengetahuan tersebut melalui kegiatan pemecahan masalah. Kusmawan (2001)
mengungkapkan bahwa model pemecahan masalah
“DDFK”
memfasilitasi para siswa untuk memperoleh kesempatan dalam berbagai situasi,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
Mempelajari
dan memperdalam konsep-konsep dasar dengan bermakna.
b.
Memanipulasikan
informasi yang diperoleh.
c.
Mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi.
d. Menumbuhkan minat dan kepercayaan diri
melalui pemecahan masalah.
e. Bertanggung jawab atas kritikan evaluatif
yang kemungkinan disampaikan oleh siswa lain.
f. Mengintegrasikan konsep-konsep matematis
ke dalam kurikulum.
g. Mengekspresikan pengalamannya baik secara
lisan maupun tulisan.
Saptono dan
Arafat (Abidah, 2008: 15) mengemukakan langkah-langkah model pemecahan masalah
“DDFK” yang terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Langkah-langkah Model Pemecahan Masalah “DDFK”
Tahap
|
Kegiatan
|
Menyampaikan tujuan
|
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
|
pembelajaran dan memotivasi
|
yang ingin dicapai dan memotivasi siswa
|
siswa
|
belajar.
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa
|
|
Menyajikan informasi
|
melalui LKS secara individual maupun
|
kelompok.
|
|
Pembelajaran individual atau berkelompok
|
Guru menentukan apakah siswa dalam
menyelesaikan bahan ajar secara individual atau berkelompok.
|
Pemecahan masalah
|
Guru memberikan suatu masalah yang ada pada
LKS untuk diselesaikan oleh siswa. Selanjutnya guru membimbing siswa
mengerjakan LKS.
|
Evaluasi
|
Siswa mempresentasikan hasil belajar di
depan kelas.
|
Memberi penghargaan
|
Guru mencari cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok dalam pemecahan masalah.
|
Sejalan dengan istilah “DDFK”
(Definisi, Desain, Formulasi, Komunikasi), maka dalam penelitian ini kerangka
kerja guru selama pembelajaran melalui model pemecahan masalah “DDFK” secara
rinci dijelaskan sebagai berikut:
a.
Mendefinisikan masalah,
meliputi: identifikasi masalah, definisikan masalah, eksplorasi pengetahuan,
dan formulasi pertanyaan. Sehingga kerangka kerja guru dalam fase mendefinisikan
masalah, yaitu:
1) Menciptakan situasi dan kondisi
yang kondusif.
2) Menciptakan situasi yang
memudahkan munculnya pertanyaan.
3) Membantu menjelaskan permasalahan
yang muncul.
b.
Mendesain solusi, meliputi:
perencanaan solusi, penetapan prosedur penyelesaian, dan seleksi alat pengumpul
data.
Sehingga kerangka kerja guru dalam
fase mendesain solusi, yaitu:
1)
Memberikan petunjuk tentang
konsep matematika yang dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang
muncul.
2)
Mengarahkan siswa dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu memperjelas arah dan logika
berpikir siswa.
3)
Menciptakan situasi yang
menantang bagi siswa untuk berpikir.
c.
Memformulasikan hasil,
meliputi: menggunakan dan memodifikasi data serta fakta.
Sehingga kerangka kerja guru dalam fase
memformulasikan hasil, yaitu:
1)
Mengarahkan siswa agar lebih
teliti dalam memformulasikan proses pemecahan masalah.
2)
Memonitoring siswa untuk
mengetahui pemahaman siswa mengenai penerapan desain yang telah dibuat.
d.
Mengomunikasikan hasil.
Menciptakan situasi yang mendukung
siswa untuk mengomunikasikan hasil
pekerjaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar