Motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh banyak
faktor yang dibedakan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, yang akan
saling mempengaruhi. Hamzah, B, Uno (2006) menyatakan bahwa faktor intrinsik
adalah hasrat, keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cira
yang timbul dalam diri siswa. Sedangkan faktor ekstrinsik berupa adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik. Disisi lain, Riduwan (2005) menjelaskan bahwa motivasi belajar
merupakan kekuatan atau dorongan yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai siswa.
Dimyati dan Mudjono (1999)
menyatakan bahwa ada 3 komponen utama
dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan
terjadi bila siswa merasa tidak seimbangnya antara apa yang dimilikinya dan
yang diharapkan. Misalkan siswa merasa hasil belajarnya masih rendah padahal
memiliki buku yang lengkap. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan
kegiatan dalam memenuhi harapan. Sedangkan, tujuan adalah hal yang ingin
dicapai oleh seorang siswa.
Berdasarkan
hal tersebut dapat dikatakan motivasi belajar akan menjadi landasan dan pengontrol
yang akan menjadi sumber energi bagi siswa dalam mencapai tujuan belajar. Suasana
kondusif yang diciptakan guru sangat penting perannya dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang menarik dan bermakna akan membuat
tumbuhnya motivasi belajar siswa. Sebaliknya pembelajaran yang tidak menarik
akan membuat siswa bosan. Suherman, dkk, (2003:235) menyatakan:
Masalah
rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal, di
antaranya:
a. Kegagalan berulang yang dialami oleh siswa
dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan matematika
b. Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa
sebelumnya yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dalam belajar matematika.
c. Ketidakserasian dalam berinteraksi antara
siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa dengan guru,
d. Kekeliruan siswa dalam memaknai dan memahami
nilai-nilai yang terkandung dalam matematika
Mengingat pentingnya peranan motivasi
belajar siswa, guru harus mampu merangsang motivasi belajar siswa dengan
menciptakan suasana belajar yang menarik. Keller dalam Made Wena (2009)
mengemukakan bahwa secara operasional motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: (1) tingkat perhatian siswa terhadap
pembelajaran, (2) tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, (3)
tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya, dan (4) tingkat kepuasan siswa
terhadap pembelajaran. Sementara itu, Dimyati dan mudjiono (1999) meyatakan
unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah :
a. Cita-cita atau aspirasi siswa. Adanya
cita-cita akan menumbuhkan perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan
nilai-nilai kehidupan. Pada pembelajaran reward
dan punishman akan dapat mengubah
keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.
b. Kemampuan siswa. Kemampuan akan memperkuat
motivasi siswa dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa. Kondisi kesehatan siswa baik
jasmani maupun rohani akan mempengaruhi motivasi belajar siswa.
d. Kondisi lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan
sekolah yang aman, sehat, kerukunan hidup dan ketertiban lingkungan akan
meningkatkan semangat dan motivasin belajar.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan
pembelajaran. Guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan media, baik
audio, visual maupun audio visual, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk
memotivasi siswa.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru
merupakan pendidik yang berkembang. Upaya guru dalam membelajarkan siswa
terjadi di sekolah maupun di luar sekolah mempengaruhi motivasi belajar siswa,
misalkan dalam membina ketertiban dan disiplin siswa
Berdasarkan uraian tersebut guru memegang
peranan penting untuk menumbuhkan, meningkatkan, mengembangkan, dan memelihara
motivasi belajar siswa. Guru harus bisa
mengoptimalkan semua potensi siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa bisa memaknai pembelajaran yang dilaksanakan. Sardiman
(2009) menyatakan bahwa untuk meningkatkan motivasi dan mengaktifkan siswa
dapat dilakukan dengan cara: (1) berusaha mendorong dan membina gairah belajar
siswa, (2) meningkatkan kemampuan menjalankan peranan guru sebagai guru
inkuiri, (3) tidak mendominasi kegiatan dan proses belajar siswa, (4)
memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar menurut kemampuan, cara dan keadaan
masing-masing, dan (5) menggunakan berbagai jenis strategi pembelajaran serta
pendekatan multimedia. Berdasarkan hal
tersebut guru mesti berbenah melakukan inovasi pembelajaran sehingga setiap
pembelajaran yang dilaksanakan dikemas menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu,
mengasyikkan dan menantang untuk siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar
mereka.
Selanjutnya,
Sardiman (2009) mengungkapkan ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar
antara lain:
a. Tekun menghadapi tugas. Mampu bekerja secara
terus menerus dan tidak mau berhenti sebelum selesai.
b. Ulet menghadapi kesulitan. Tidak mudah putus
asa dan tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang telah dicapai.
c. Menunjukkan minat terhadap macam-macam
masalah “untuk orang dewasa. Misalnya masalah perekonomian, politik,
pemberantasan korupsi dan sebagainya.
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
f. Dapat mempertahankan pendapatnya. Jika sudah
yakin terhadap sesuatu.
g. Senang mencari dan memecahkan masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar