Senin, 14 November 2016

Motivasi Belajar Siswa


          Motivasi belajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang dibedakan menjadi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, yang akan saling mempengaruhi. Hamzah, B, Uno (2006) menyatakan bahwa faktor intrinsik adalah hasrat, keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cira yang timbul dalam diri siswa. Sedangkan faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Disisi lain, Riduwan (2005) menjelaskan bahwa motivasi belajar merupakan kekuatan atau dorongan yang menimbulkan kegiatan serta arah belajar untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai siswa.
Dimyati dan  Mudjono (1999) menyatakan bahwa ada 3 komponen  utama dalam motivasi yaitu (i) kebutuhan, (ii) dorongan, dan (iii) tujuan. Kebutuhan terjadi bila siswa merasa tidak seimbangnya antara apa yang dimilikinya dan yang diharapkan. Misalkan siswa merasa hasil belajarnya masih rendah padahal memiliki buku yang lengkap. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi harapan. Sedangkan, tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang siswa.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan motivasi belajar akan menjadi landasan dan pengontrol yang akan menjadi sumber energi bagi siswa dalam mencapai tujuan belajar. Suasana kondusif yang diciptakan guru sangat penting perannya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang menarik dan bermakna akan membuat tumbuhnya motivasi belajar siswa. Sebaliknya pembelajaran yang tidak menarik akan membuat siswa bosan. Suherman, dkk, (2003:235) menyatakan:
  Masalah rendahnya motivasi belajar siswa dapat diakibatkan oleh beberapa hal, di antaranya:
a.    Kegagalan berulang yang dialami oleh siswa dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan matematika
b.   Pengalaman-pengalaman yang dialami oleh siswa sebelumnya yang berhubungan dengan ketidaknyamanan dalam belajar matematika.
c.    Ketidakserasian dalam berinteraksi antara siswa dengan siswa lainnya atau antara siswa dengan guru,
d.   Kekeliruan siswa dalam memaknai dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam matematika

          Mengingat pentingnya peranan motivasi belajar siswa, guru harus mampu merangsang motivasi belajar siswa dengan menciptakan suasana belajar yang menarik. Keller dalam Made Wena (2009) mengemukakan bahwa secara operasional motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, (2) tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, (3) tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya, dan (4) tingkat kepuasan siswa terhadap pembelajaran. Sementara itu, Dimyati dan mudjiono (1999) meyatakan unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah :
a.       Cita-cita atau aspirasi siswa. Adanya cita-cita akan menumbuhkan perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Pada pembelajaran reward dan punishman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita.
b.      Kemampuan siswa. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c.       Kondisi siswa. Kondisi kesehatan siswa baik jasmani maupun rohani akan mempengaruhi motivasi belajar siswa.
d.      Kondisi lingkungan sekolah. Kondisi lingkungan sekolah yang aman, sehat, kerukunan hidup dan ketertiban lingkungan akan meningkatkan semangat dan motivasin belajar.
e.       Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan media, baik audio, visual maupun audio visual, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi siswa.
f.       Upaya guru dalam membelajarkan siswa. Guru merupakan pendidik yang berkembang. Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah maupun di luar sekolah mempengaruhi motivasi belajar siswa, misalkan dalam membina ketertiban dan disiplin siswa
 Berdasarkan uraian tersebut guru memegang peranan penting untuk menumbuhkan, meningkatkan, mengembangkan, dan memelihara motivasi belajar siswa.  Guru harus bisa mengoptimalkan semua potensi siswa, menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa bisa memaknai pembelajaran yang dilaksanakan. Sardiman (2009) menyatakan bahwa untuk meningkatkan motivasi dan mengaktifkan siswa dapat dilakukan dengan cara: (1) berusaha mendorong dan membina gairah belajar siswa, (2) meningkatkan kemampuan menjalankan peranan guru sebagai guru inkuiri, (3) tidak mendominasi kegiatan dan proses belajar siswa, (4) memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar menurut kemampuan, cara dan keadaan masing-masing, dan (5) menggunakan berbagai jenis strategi pembelajaran serta pendekatan multimedia.  Berdasarkan hal tersebut guru mesti berbenah melakukan inovasi pembelajaran sehingga setiap pembelajaran yang dilaksanakan dikemas menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu, mengasyikkan dan menantang untuk siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar mereka.
Selanjutnya, Sardiman (2009) mengungkapkan ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar antara lain:
a.    Tekun menghadapi tugas. Mampu bekerja secara terus menerus dan tidak mau berhenti sebelum selesai.
b.    Ulet menghadapi kesulitan. Tidak mudah putus asa dan tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang telah dicapai.
c.    Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah “untuk orang dewasa. Misalnya masalah perekonomian, politik, pemberantasan korupsi dan sebagainya.
d.   Lebih senang bekerja mandiri
e.    Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
f.     Dapat mempertahankan pendapatnya. Jika sudah yakin terhadap sesuatu.
g.    Senang mencari dan memecahkan masalah.

Tidak ada komentar: