Think Pair Share
(TPS) adalah suatu strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank
Lyman dan kawan-kawannya di Universitas Maryland pada tahun 1981. Think Pair
Share memperkenalkan ide "waktu berpikir atau waktu tunggu" yang
banyak menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa merespon
pertanyaan. Nama Think Pair Share berasal dari tiga tahap kegiatan siswa
yang menekankan pada sesuatu yang dikerjakan siswa pada setiap tahap (Jones,
2002 dalam Susilo, 2005).
Beberapa alasan mengapa
perlunya penggunaan Think Pair Share
adalah sebagai berikut.
1. Think
Pair Share membantu menstrukturkan diskusi. Siswa mengikuti
proses yang telah tertentu sehingga membatasi kesempatan berpikirnya melantur
dan tingkah lakunya menyimpang karena mereka harus berpikir dan melaporkan
hasil pemikirannya ke mitranya (Jones, 2002 dalam Susilo, 2005).
2.
Think
Pair Share meningkatkan partisipasi
siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang diingat siswa (Gunter, Ester
dan Schwab, 1999 dalam Susilo, 2005). Dengan Think Pair Share siswa
belajar dari satu sama lain dan berupaya bertukar ide dalam konteks yang tidak
mendebarkan hati sebelum mengemukakan idenya ke dalam kelompok yang lebih
besar. Rasa percaya diri siswa meningkat dan semua siswa mempunyai kesempatan
berpartisipasi di kelas karena sudah memikirkan jawaban atas pertanyaan guru,
tidak seperti biasanya hanya siswa tertentu saja yang menjawab.
3. Think
Pair Share meningkatkan lamanya "time on task"
dalam kelas dan kualitas kontribusi siswa dalam diskusi kelas.
4.
Siswa
dapat mengembangkan kecakapan hidup sosial. Dalam Think Pair Share siswa
juga merasakan (a) saling ketergantungan positif karena mereka belajar dari
satu sama lain, (b) menjunjung akuntabilitas individu karena mau tidak mau
siswa harus saling berbagi ide, dan wakil kelompok harus berbagi ide
pasangannya dan pasangan lain atau ke seluruh kelas, (c) punya kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi karena seyogyanya tidak
boleh ada siswa yang mencoba mendominasi dan (d) interaksi antar siswa
cukup tinggi karena akan terlibat secara aktif dalam sengaja berbicara atau
mendengarkan (Anonim, tanpa tahun).
Terdapat empat langkah atau tahapan dengan lamanya waktu setiap tahapannya
ditetapkan oleh guru. Prosedur Think Pair Share adalah
sebagai berikut (Gunter, Estes dan Schwab, 1999 dalam Susilo, 2005). Tahap 1
guru mengemukakan pertanyaan, proses TPS dimulai pada saat guru mengemukakan
suatu pertanyaan yang menggalakkan berpikir ke seluruh kelas. Pertanyaan ini
hendaknya berupa pertanyaan terbuka yang mungkin bisa dijawab dengan berbagai
macam jawaban. Misalnya: "apa yang akan terjadi apabila setiap keluarga
diwajibkan menanam sepuluh batang pohon?" dapat pula pertanyaan itu
diganti dengan suatu masalah atau dilema yang perlu dipikirkan siswa. Misalnya: "bagaimanakah cara meningkatkan populasi
burung jalak Bali yang kini hampir punah?".
Tahap 2 siswa berpikir secara individu, guru memberi tanda agar siswa mulai
memikirkan pertanyaan atau masalah yang diberikan guru tadi dalam waktu yang
tertentu. Lamanya waktu ditetapkan oleh guru berdasarkan pemahaman guru
terhadap siswanya, sifat pertanyaannya dan skedul pembelajaran. Menurut Jones
2002 (dalam Susilo, 2005) waktu berpikir ini bahkan boleh tidak sampai satu
menit karena hanya memikirkan jawaban atas pertanyaan. Tahap kedua ini
merupakan prosedur yang secara otomatis menyediakan "waktu tunggu" di
dalam percakapan dalam kelas.
Tahap 3 setiap siswa mendiskusikan jawabannya dengan seorang mitra. Sekali
lagi guru memberi tanda agar siswa mulai berpasangan dengan siswa lainnya untuk
mendiskusikan dan mencapai kesepakatan atas jawaban terhadap pertanyaan tadi.
Menurut Jones 2002 (dalam Susilo, 2005) mereka membandingkan hasil pemikiran
ataupun jawaban yang mereka pikir paling baik, paling meyakinkan, atau paling
unik. Seringkali proses ini dapat diperpanjang satu langkah lebih lanjut yaitu
dengan meminta pasangan siswa bergabung dengan pasangan lainnya sehingga
membentuk kelompok baru yang terdiri dari empat orang, lebih lanjut siswa
menggabungkan ide berempat sebelum membandingkannya ke kelompok lain yang lebih
besar.
Tahap 4 siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas, pada tahap ini siswa secara
individu mewakili kelompok atau berdua atau berempat, mereka maju bersama untuk
melaporkan hasil diskusinya ke seluruh kelas. Pada tahap terakhir Think Pair
Share ini siswa seluruh kelas akan memperoleh keuntungan dalam bentuk
mendengarkan berbagai ungkapan mengenai konsep yang sama dinyatakan dengan cara
yang berbeda oleh individu yang berbeda, hal ini terjadi karena siswa memiliki
cara penyampaian jawaban yang unik untuk pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Lebih lanjut konsep-konsep yang digunakan dalam jawaban siswa menggunakan
bahasa siswa yang tentu lebih komunikatif dibanding bahasa buku teks atau
bahasa guru. Jadi jika siswa dapat menggunakan hasil pemikiran sendiri dalam
menjawab pertanyaan maka siswa akan lebih mudah dalam memahami ide di balik
jawaban tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar