Berbagai
pengukuran kemampuan salesmanship
oleh beberapa ahli didasarkan pada pendapat yang berbeda. Menurut Basu Swastha
(2002), tugas penjualan sering digolongkan menurut jenis hubungan pembeli yang
terlibat dalam penjualan. Adapun jenis tugas-tugas penjualan beserta salesmannya
akan dibahas berikut ini.
a.
Trade selling
Trade
selling merupakan tugas penjualan yang ditujukan kepada para penyalur, bukan
kepada pembeli akhir. Tenaga penjualan yang melakukannya disebut merchandising
salesman.
b.
Missionary selling
Missionary
selling merupakan tugas penjualan yang dilakukan untuk mendorong pembeli agar
bersedia membeli pada penyalur perusahaan. Tenaga penjualan yang melakukannya
disebut detailman. Jadi, detailman tidak melakukan penjualan langsung tetapi
hanya memberi contoh barang saja
c.
Technical selling
Technical
selling merupakan tugas penjualan yang berusaha meningkatkan penjualan dengan
pemberian saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya (terutama
menyangkut masalah keahlian). Petugas yang melakukannya disebut sales engineer.
d.
New business selling
New
business selling merupakan tugas penjualan yang berusaha membuka transaksi baru
dengan mengubah calon pembeli menjadi pembeli. Petugas yang melakukannya
disebut pioneer product salesman.
Penelitian
Cross, et al. (2001) mengukur aktivitas tenaga penjualan ke dalam tiga kategori
yaitu, aktivitas tenaga penjualan dalam mengumpulkan informasi, aktivitas
tenaga penjualan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian serta aktivitas
mencari pelanggan-pelanggan potensial baru. Menurut Cross, et al. (2001)
aktivitas pertama yang harus dilakukan oleh tenaga penjualan agar aktivitas
penjualan dan kinerjanya meningkat adalah mencari informasi. Menurut Von Hipple
(1989), dalam Cross, et al.(2001) memberikan gambaran yang jelas bahwa
aktivitas tenaga penjualan merupakan sebuah upaya tenaga penjualan mencari dan
mengelola informasi yang didapat dari pasar, salah satu informasi yang
dibutuhkan tenaga penjualan adalah informasi seputar pelanggan.
Bentuk
aktivitas kedua yang harus dilakukan adalah keinginan tenaga penjualan untuk
dapat meningkatkan kemampuan dan keahlian, Cross, et al.(2001). Studi Sujan, et
al. (1994), Kohli, et al. (1998) mengemukakan bahwa orientasi seorang tenaga
penjualan kepada peningkatan kemampuan dan keahlian adalah bentuk keinginan
tenaga penjualan untuk pembelajaran. Aktivitas tenaga penjualan yang baik
adalah aktivitas tenaga penjualan yang di dalamnya mampu memotivasi seorang
tenaga penjualan untuk meningkatkan keahlian, aktivitas tenaga penjualan
berbasis pembelajaran akan menyebabkan tenaga penjualan relatif mencari situasi
yang menantang dengan kepercayaan bahwa hal ini membantu mereka mengembangkan
pemahaman mereka atas lingkungan penjualan dan meningkatkan pengetahuan mereka
atas strategi penjualan yang sesuai.
Bentuk
aktivitas ketiga yang harus dilakukan oleh tenaga penjualan agar aktivitas
penjualan dan kinerjanya meningkat menurut Cross, et al.(2001), adalah mencari
pelanggan baru, aktivitas yang penting yang harus dilakukan tenaga penjualan
adalah aktivitas yang ditujukan untuk menemukan atau mengenali pelanggan baru
yang sekiranya memiliki kesesuaian dengan produk baik barang maupun jasa yang
ditawarkan oleh tenaga penjualan. Studi Cross,et al.(2001) menyatakan bahwa
sebuah aktivitas diperlukan untuk membangun hubungan yang saling terpadu antara
tenaga penjualan dengan perusahaan. Melalui intensitas aktivitas tenaga
penjualan yang berorientasi pada hasil akhir, aktivitas dan kemampuan
perusahaan mencoba untuk lebih memahami dan membangun dimensi tersebut dalam
strategi obyektif yang lebih luas (Setiawan, 2003).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar