Rabu, 04 November 2015

Pengertian Iklim Kerja


Terdapat berbagai pendekatan telah digunakan untuk memberi pengertian iklim kerjaoleh para ahli khususnya di kalangan ahli psikologi industri dan organisasi. Mereka cenderung menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu untuk mengukur dan menentukan faktor-faktor atau dimensi-dimensi dalam iklim organisasi untuk mengenal secara pasti iklim kerja dalam sebuahorganisasi. Istilah iklim kerja banyak digunakan oleh para penulis dan peneliti dengan iklim organisasi. Jadi kedua istilah ini sebenarnya memiliki makna yang sama dan bukan merupakan sebuah perdebatan ilmiah.
Selanjutnya Campbell, Dunnette, Lawler dan Weick dalam Ami Dilham (2005; 90) iklim organisasi sebagai satu set atribusi khusus yang ada pada sebuah organisasi tertentu yang dapatdilihat melalui cara organisasi itu bertindak dengan ahli-ahli dalam organisasi dan lingkungannya.Menurut Saragih dan Akib (2004), Iklim organisasi merupakan persepsi bersama secaraobjektif yang mencirikan kehidupan dalam organisasi. Selanjutnya Sohein dalam Saragih dan Akib(2004; 49) menyatakan bahwa iklim organisasi berbeda dengan budaya organisasi, karena budayaorganisasi lebih memperhatikan nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya yang mencerinkan fundamenorganisasi yang lebih dalam. Budaya organisasi berubah. Sementara iklim organisasi menjelaskan pola perilaku relatif baru yang diperlihatkan dalam lingkungan organisasi sehari-hari, seperti yangdialami, dipahami, dan ditafsirkan oleh individu.
Davis dan Newstrom (2005:20), iklim organisasi adalah lingkungan manusia di dalam mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Sedangkan pendapat yang senada juga diungkapkan oleh Kuncorohadi (2007:99), iklim organisasi adalah suasana dalam suatu organisasi yang diciptakan oleh para hubungan antar pribadi yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Sedangkan menurut Widyarto Iklim kerja dalam suatu organisasi pada dasarnya terbentuk karena proses menyatunya tiga unsur, yaitu karyawan, manajemen dan penjabaran kegiatan organisasi. Hal tersebut akan berjalan baik jika semua berjalan sesuai secara fungsional yaitu : Pertama, karyawan dapat memahami hal-hal teknis pekerjaannya, sehingga tidak diperlukan supervisi yang ketat dari atasannya. Kedua, atasan sebagai bagian dari manajemen, selain memahami hal-hal teknis dari pekerjaan dan unit kerjanya, juga harus menguasai kemampuan manajerial, perencanaan, membagi pekerjaan memimpin dan mengarahkan serta memotivasi. Ketiga, kebijaksanaan organisasi berupa peraturan organisasi dan kesepakatan kerja yang dijalankan dengan baik, sistem penggajian dan pemberian tunjangan yang memadai dan adanya perhatian terhadap karyawan (dalam Handoko, 2003:34).

Tidak ada komentar: