Rabu, 04 November 2015

Indikator Iklim Kerja


Likert dalam Yulianti (2004) melihat dimensi iklim organisasi dari desain struktur organisasinya, organisasi yang didesain sangat mekanistik menghasilkan iklim organisasi dengan proses kepemimpinan yang tidak memberikan kebebasan pada bawahan, menggunakan ancaman, proses komunikasi dari atas kebawah, interaksi yang terbatas dan tertutup, sentralisasi dan tidak berusaha mengembangkan bawahannya. Pada sistem organik, proses kepemimpinan menimbulkan kepercayaan pada bawahan, bawahan tidak segan membahas persoalan yang dihadapi denganpimpinan, motivasi lewat metode partisipatif, komunikasi mengalir secara bebas tanpa batasan, desentralisasi dan pimpinan berusaha memikirkan pengembangan bawahannya.
Menurut Likert dalam Yulianti (2004) mengemukakan bahwa iklim organisasi dapat dideteksi menjadi 4 yaitu: sangat autokratis, sedikit tidak autokratis, konsultatif dan partisipatif.
1.        Iklim organisasi yang autokratis yaitu proses kepemimpinan yang terjadi sama sekali tidak memberikan keyakinan dan kepercayaan pada bawahan, memotivasi dengan ancaman, sentralisasi dan sama sekali tidak mendorong partisipasi bawahan dan tidak merasa terikat untuk mengembangkan bawahan.
2.        Iklim organisasi yang sedikit tidak autokratis adalah proses kepemimpinan yang hanyasedikit memberikan kepercayaan pada bawahan tetapi masih tetap memotivasi denganancaman, masih sentralisasi, sedikit mendorong partisipasi dan tidak terikat mengembangkanbawahannya.
3.        Iklim organisasi yang konsultatif adalah proses kepemimpinan yang mulai memberikankepercayaan pada bawahan, tidak sentralisasi, motivasi sudah tidak didasarkan pada ancamandan mengikutsertakan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
4.        Iklim organisasi yang partisipatif adalah proses kepemimpinan yang lebih komplek dariketiga iklim terdahulu, pimpinan memberikan kepercayaan, bawahan merasa bebasmembahas permasalahan pekerjaan, motivasi lewat metode partisipatif, interaksi secara terbuka, desentralisasi dan pimpinan memikirkan pengembangan bawahan.
Kelneer sebagaimana dikutip oleh Kusnan (2006) menyebutkan enam dimensi iklim organisasi sebagai berikut :
1)        Flexibility conformity
Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi karyawan serta melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan terhadap ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung didalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi.
2)        Responsibility
Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai pelaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan rasa tanggung jawab atas hasil yang dicapai, karena mereka terlibat di dalam proses yang sedang berjalan.
3)        Standards
Perasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana manajemen memberikan perhatiankepada pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadapkesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang baik.
4)        Reward
Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan dan pengakuan atas pekerjaan yang baik.
5)        Clarity
Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan, peranan dan tujuan organisasi.
6)        Tema Commitmen
Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai perasaan bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha lebih saat dibutuhkan.
Sedangkan menurut Campbell dan Beaty (dalam Steers, 2005:122) yang mengemukakan 10 dimensi iklim organisasi, yaitu :
a.         Struktur tugas,
Salah satu indikator yang diambil dari variabel iklim kerja yang digunakan untuk mengukur efektivitas pelayanan adalah indikator Struktur tugas. Disini kita melihat adanya struktur organisasi yang tegas dan tergambar dalam bagan organisasi yang ada di kantor tersebut. Karena dengan adanya gambar struktur organisasi yang jelas, maka masing-masing pegawai akan lebih memahami bagaimana kedudukan dan tugasnya dalam bekerja. Selain itu juga harus ada pembagian tugas/ pekerjaan yang jelas dalam organisasi tersebut, hal ini untuk menjaga terjadi over lapping. Selain itu kita juga melihat dari terjalinnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan maupun sesama rekan kerja.
b.        Hubungan imbalan - hukum,
Yang dimaksud hubungan imbalan hukum disini adalah tingkat batas pemberian imbalan tambahan seperti promosi dan kenaikan gaji didasarkan pada prestasi dan jasa dan bukan pada pertimbangan-pertimbangan lain seperti senioritas, favoritisme, dan seterusnya. Dari indikator ini, kita dapat mengukur iklim kerja dengan melihat ada tidaknya pemberian imbalan tambahan bagi pegawai yang berprestasi, bagaimana tingkat penghargaan bagi pegawai yang berprestasi serta adakah pemberian hukuman bagi pegawai yang melanggar peraturan.
c.         Pengambilan keputusan,
Dari indikator pengambilan keputusan, apabila kita ingin mengukur efektivitas pelayanan dari variabel iklim kerja maka yang dapat kita perhatikan adalah bagaimana peran atau partisipasi anggota dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi tersebut, serta adakah kebebasan pegawai biasa untuk mengambil tindakan dalam situasi darurat.
d.        Tekanan pada prestasi dan semangat kerja,
Dari indikator ini, kita melihat bagaimana organisasi berusaha menekan prestasi dan semangat kerja para pegawainya dengan berbagai cara termasuk juga latihan dan pengembangan bagi pegawai yang sangat berguna untuk menaikkan prestasi pegawainya dalam bekerja. Disini kita mengukur sejauh mana peraturan organisasi dijalankan oleh pegawai, melihat bagaimana semangat pegawai dalam bekerja. Selain itu kita juga ingin mengetahui tentang ada tidaknya sistem penilaian kerja dalam organisasi tersebut. Adakah aktivitas organisasi yang mempunyai orientasi pengembangan bagi pegawainya, seberapa besar frekuensi pengadaan pendidikan dan latihan bagi pegawainya sebab hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kenaikan prestasi kerja pegawai. Apakah ada bimbingan dan pengawasan dari supervisor / atasan supaya hasil kerja mereka sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu kita juga akan melihat bagaimana tingkat kedisiplinan pelaksanaan evaluasi kerja pegawai dalam organisasi tersebut. Melihat ketersediaan fasilitas dan sarana bagi kelancaran pekerjaan juga sangat penting supaya iklim kerja di kantor akan menjadi baik sehingga efektivitas pelayanan akan meningkat.
e.         Keamanan versus resiko.
Yang dimaksud dengan keamanan versus resiko disini adalah tingkat batas tekanan dalam organisasi yang menimbulkan perasaan kurang aman dan kecemasan pada para anggota. Dari indikator ini kita melihat dari segi rasa aman dan nyaman pegawai pada saat bekerja, besarnya insentif, munculnya resiko pekerjaan yang berat dan bagaimana sikap pegawai dalam menghadapi resiko pekerjaan yang ada.

Tidak ada komentar: